Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rafi Aprilian Wibowo

Berjemur Bisa Menghilangkan Stress?

Gaya Hidup | Tuesday, 10 Oct 2023, 08:19 WIB
Rafi Aprilian Wibowo (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia)

Biasanya masyarakat Indonesia tidak mau panas-panasan karena takut kulitnya gosong karena sinar matahari. Tetapi, sinar matahari justru bisa menguntungkan bahkan penting bagi tubuh kita. Tubuh kita akan mendapat manfaat yang luar biasa jika kita berjemur di bawah matahari di waktu tertentu.

Waktu pagi menjelang siang adalah waktu yang tepat untuk berjemur. Vitamin D yang akan kita dapat pada waktu tersebut sangatlah luar biasa. Karena waktu tersebut adalah waktu di mana matahari menghasilkan sinar UVB secara maksimal dan sinar UVB berperan penting dalam memproduksi vitamin D di dalam tubuh kita.

Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Sinar matahari mempunyai banyak manfaat dalam membantu produksi vitamin D. Sinar matahari bermanfaat untuk membantu penyerapan fosfor dan kalsium, membantu pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi, menjaga kesehatan otot, meningkatkan mood dan mencegah depresi, menjaga kesehatan jantung dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi optimal.

Kekurangan vitamin D disebabkan oleh gaya hidup yang relatif menghindar dari matahari dan mengurangi asupan makanan kaya akan vitamin D. Defisiensi atau kekurangan vitamin D dapat diatasi dengan pembentukan, suplementasi vitamin D, dan melalui paparan sinar matahari. Vitamin D yang dihasilkan oleh sinar matahari merupakan yang terbaik dan tidak ada intoksikasi vitamin D karena sinar matahari yang berlebihan (Yosephin, Khomsan, Briawan, & Rimbawan, 2014). Defisiensi vitamin D dapat mengakibatkan penurunan efisiensi penyerapan fosfor dan kalsium yang akan meningkatkan level paratiroid hormone (PTH). Dan dalam penelitian terbaru, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadi insulin resisten, diabetes melitus, disfungsi sel, arthritis, penyakit autoimun, kanker kolon, kanker payudara, kanker prostat, multiple sklerosis, dan penyakit kardiovaskular yang diakibatkan oleh hipertensi, obesitas, dan gangguan profil lipid (Yosephin, Khomsan, Briawan & Rimbawan, 2014).

Sinar matahari menghasilkan sinar ultraviolet B (UVB) yang dapat membantu proses produksi vitamin D3 pada kulit (Grant et al., 2020). Jika terkena paparan sinar UVB dalam waktu yang lama dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti kanker kulit, pigmentasi eritema, dan sebagainya. Karena efek samping itulah yang menyebabkan banyak orang menghindari paparan sinar matahari sehingga terjadi kekurangan vitamin D3 (Muliani, 2021).

Waktu dan cara yang tepat untuk berjemur

Sinar matahari merupakan hal yang mudah dicari di negara-negara tropis dan berada di garis khatulistiwa seperti Indonesia. Terdapat faktor eksternal dan internal yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk menghasilkan vitamin D. Faktor tersebut di antanya adalah warna kulit, ketinggian lokasi, dan banyaknya bagian-bagian tubuh yang terkena paparan sinar matahari.

Menurut penelitian Muliani pada tahun 2021, ada perbedaan waktu dan lama berjemur yang optimum supaya kebutuhan vitamin D di dalam tubuh terpenuhi. Dapat dipetik bahwa waktu terbak untuk berjemur guna meningkatkan produksi vitamin D dalam pencegahan Corona Virus Disease 2019 atau Covid 19 adalah antara pukul 09.00-10.00. Waktu maksimal untuk berjemur adalah 15 menit atau hingga kulit mulai kemerahan dan berjemur disarankan untuk dilakukan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam satu minggu. Pada saat berjemur dianjurkan untuk memakai topi dan tabir surya agar area kepala dan leher terlindungi dari paparan sinar matahari.

Sinar matahari juga memiliki beragam manfaat lain selain untuk penyerapan vitamin D di dalam tubuh, seperti menurunkan tekanan darah dan mengurangi stress. Terkena paparan sinar matahari sembari melakukan olahraga dapat memberikan tubuh kita lebih banyak manfaat dibandingkan jika hanya berjemur di bawah sinar matahari saja.

Penyerapan sinar matahari ke dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh warna kulit, penggunaan tabir surya, bahan pakaian yang digunakan, dan luas bagian tubuh yang terpapar sinar matahari. Jika sinar matahari sebesar satu Minimal Erythemal Dose (MED) terpapar pada orang dewasa dapat meningkatakan produksi vitamin D setara dengan suplementasi 10.000 – 20.000 IU. Penelitian pada bayi yang dipapari sinar matahari sebanyak 3 kali selama seminggu dengan waktu paparan masing-masing selama 5 menit pada pukul 10.00-14.00, dengan 50% area tubuh terpapar selama 2 bulan, mengalami kenaikan 25(OH)D sebesar 8,9 ng/mL.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image