Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Memahami Empat Tingkatan Iman Qadha dan Qadar

Agama | Thursday, 28 Sep 2023, 05:10 WIB
Dokumen Republika.co.id

Iman terhadap qadha dan qadar adalah salah satu aspek penting dalam keyakinan umat Islam. Konsep ini mengacu pada ketetapan dan kehendak Allah dalam mengatur segala sesuatu di alam semesta. Dalam Islam, iman terhadap qadha dan qadar memuat empat tingkatan utama yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah. Keempat tingkatan ini membentuk dasar keyakinan tentang bagaimana Allah mengendalikan segala sesuatu dalam kehidupan kita.

Tingkatan Pertama: Al-Ilmu (Pengetahuan)

Tingkatan pertama dari iman terhadap qadha dan qadar adalah Al-Ilmu, yang berarti pengetahuan. Ini mencerminkan keyakinan bahwa Allah memiliki pengetahuan yang sempurna tentang segala sesuatu. Allah adalah Maha Tahu dan Maha Mengetahui, yang berarti Dia mengetahui semua yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi di masa depan. Ilmu Allah tidak terbatas oleh waktu atau ruang; itu bersifat azali, artinya tidak memiliki awal atau akhir.

Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa "Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Al-Hajj, 22:70). Ini adalah dasar dari kepercayaan bahwa Allah memiliki pengetahuan yang sempurna tentang setiap aspek kehidupan kita, bahkan yang paling tersembunyi sekalipun. Keyakinan dalam tingkatan ini mengajarkan kita untuk memahami bahwa tidak ada yang terlewatkan oleh Allah, dan segala sesuatu memiliki tujuan dan makna yang dikenal-Nya.

Tingkatan Kedua: Al-Kitabah (Penulisan)

Tingkatan kedua, Al-Kitabah, berfokus pada keyakinan bahwa Allah telah menuliskan segala sesuatu dalam Lauhul Mahfuzh (Kitab Terpelihara), yang berada di sisi-Nya. Ini adalah kitab ketetapan atau takdir yang berisi segala sesuatu yang akan terjadi di dunia ini. Ketetapan ini tidak dapat diubah dan merupakan rencana Allah yang telah ditulis sejak azali.

Dalam Al-Qur'an, Allah berbicara tentang penulisan-Nya: "Dan segala sesuatu Kami catat dalam Kitab" (Yasin, 36:12). Ini menggambarkan bahwa takdir dan ketetapan Allah telah ditulis dengan sempurna dan tidak dapat diubah oleh siapa pun. Keyakinan dalam tingkatan ini mengajarkan kita untuk menerima bahwa setiap peristiwa dalam hidup kita telah ditentukan oleh Allah, dan kita harus berserah diri kepada-Nya.

Tingkatan Ketiga: Al-Masyi-ah (Kehendak)

Tingkatan ketiga, Al-Masyi-ah, berfokus pada keyakinan bahwa segala sesuatu, baik yang terjadi atau tidak, adalah hasil dari kehendak Allah. Apa yang Allah kehendaki, pasti terjadi, dan apa yang tidak Allah kehendaki, tidak akan terjadi. Ini adalah aspek penting dalam memahami bahwa kita sebagai manusia memiliki keterbatasan dalam memahami niat dan kehendak Allah.

Dalam Al-Qur'an, kita diberitahu bahwa "Allah menghendaki apa yang Dia kehendaki" (Ali Imran, 3:40). Ini menunjukkan bahwa setiap peristiwa dalam hidup kita adalah hasil dari keputusan dan kehendak Allah yang tidak selalu kita pahami dengan sempurna. Keyakinan dalam tingkatan ini mengajarkan kita untuk merasa rendah diri di hadapan Allah dan untuk menerima takdir-Nya dengan hati yang lapang.

Tingkatan Keempat: Al-Khalq (Penciptaan)

Tingkatan keempat, Al-Khalq, menekankan keyakinan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu di alam semesta. Tidak ada yang ada kecuali Allah yang menciptakannya. Allah adalah Maha Pencipta yang memberikan bentuk dan substansi kepada semua yang ada.
Dalam Al-Qur'an, kita diberitahu bahwa "Allah adalah Pencipta segala sesuatu" (Az-Zumar, 39:62). Ini menggambarkan keagungan Allah sebagai Pencipta yang tidak terkalahkan. Keyakinan dalam tingkatan ini mengajarkan kita untuk menghargai keindahan dan keragaman ciptaan Allah dan untuk menjaga lingkungan alam semesta sebagai bentuk rasa syukur kepada-Nya.

Kesimpulannya, iman terhadap qadha dan qadar adalah aspek sentral dalam keyakinan umat Islam. Keempat tingkatan ini, yaitu Al-Ilmu, Al-Kitabah, Al-Masyi-ah, dan Al-Khalq, membantu kita memahami bagaimana Allah mengendalikan segala sesuatu dalam kehidupan kita. Keyakinan ini mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Allah, menghormati ketetapan-Nya, dan menghargai ciptaan-Nya. Ini adalah dasar yang kuat dalam memahami dan menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan dan ketenangan dalam hati.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image