Sistem 'E-ticketing' Permudah Penyelenggara Acara Mengukur ROI
Bisnis | 2023-09-26 17:24:51DIGITALISASI yang merambah ke berbagai sektor kehidupan membuat banyak aktivitas kita yang semula dilakukan secara luring kini berubah menjadi daring. Salah satu sektor yang tak luput dari pengaruh digitalisasi adalah sektor layanan perkarcisan alias ticketing.
Untuk sejumlah keperluan, kita perlu membeli dan mendapatkan karcis terlebih dahulu. Misalnya, saat kita perlu naik kereta api atau pesawat terbang. Dulu sekali, kita harus datang dan mengantre ke stasiun kereta api untuk membeli karcis kereta yang hendak kita tumpangi. Yang enggan antre, bisa saja coba-coba menitip kepada orang dalam, atau bisa juga membeli karcis lewat perantaraan calo.
Begitu juga ketika kita mau nonton bioskop atau nonton konser musik. Kita harus mendatangi dahulu ticket box dan mengantre karcis.
Tapi, berkat digitalisasi, aktivitas mengantre karcis sekarang ini dapat kita hindari. Memesan dan membeli karcis dapat dilakukan dengan mudah serta cepat secara daring. Untuk naik kereta api, misalnya, kita tak lagi harus repot pergi ke stasiun kereta dan menanyakan terlebih dahulu ke petugas penjaga loket apakah masih ada tiket tersedia. Kini, cukup membuka aplikasi KAI Acess, misalnya, kita langsung bisa mengetahui tiket yang masih tersedia dan apakah kita mau memesannya atau tidak.
Di sektor olahraga, kini telah lazim penyelenggara olahraga memberlakukan sistem e-ticketing. Mereka yang hedak menonton sebuah laga olahraga, cukup melakukan pemesanan dan pembelian tiket secara daring. Tidak perlu lagi antre berdesak-desakan.
Terlepas apa pun bidang bisnisnya, sistem penjualan tiket secara daring memiliki sejumlah keunggulan yang tidak kita dapatkan pada sistem layanan tiket manual. Apa saja keunggulannya?
Salah satunya yaitu penyelenggara acara dapat dengan mudah segera mengetahui berapa banyak tiket yang telah dipesan dan yang telah terjual. Pun siapa saja pemesan dan pembelinya dapat dengan mudah diketahui. Dengan demikian, bisa langsung pula diketahui apakah target audience yang disasar terpenuhi atau tidak.
Dengan perangkat lunak yang terintegrasi dengan sistem ticketing dan mampu melacak mereka yang telah memesan, membeli, dan membatalkan tiket, penyelenggara acara dapat melakukan pembaruan agenda dan roundown acara via e-mail atau mengarahkan audiens ke website penyelenggara acara.
Selain itu, sistem e-ticketing membantu penyelenggara acara lebih mudah dan lebih cepat untuk mengukur laba atas investasi -- return on invesment (ROI). Pasalnya, dengan metode e-ticketing, mereka dapat segera mengetahui jumlah tiket yang terjual per hari, per minggu, per bulan, atau per acara. Begitu juga tingkat perputaran tiket, segmentasi audiens serta jam puncak pemesanan tiket.
Lewat e-ticketing, peyelenggara acara dapat pula dengan mudah mengirim survei evaluasi dan formulir umpan balik kepada audiens. Dengan begitu, penyelenggara acara mampu lebih cepat mengukur indeks antusiasme audiens dan mengetahui seberapa efektif strategi pertiketan yang telah dilakukan. Hasil dari survei dapat segera ditindaklanjuti guna penyelengaraan yang lebih baik pada acara-acara selanjutnya.
Bagi audiens, sistem e-ticketing membantu mereka dapat memutuskan untuk memesan tiket acara kapan saja, karena layanan tiket berjalan sepanjang waktu. Adapun bagi penyelenggara acara, mereka tidak perlu khawatir pula audiens bakal “lari” karena kesulitan menjangkau layanan tiket mengingat layanan tiket, seperti disebutkan di muka, berjalan sepanjang waktu alias nostop dan bisa diakses dari mana saja. Artinya, baik audiens dan penyelenggara acara memang sama-sama diuntungkan dengan sistem e-ticketing ini.
Kendatipun demikian, agar e-ticketing benar-benar terasa kemanfaatannya dan sekaligus nyaman digunakan baik oleh audiens maupun oleh penyelenggara acara, sistem yang digunakan untuk menunjang layanan e-ticketing ini harus benar-benar prima. Jangan sampai, misalnya, ketika kita hendak atau sedang melakukan pemesanan tiket, sistem tiba-tiba eror atau menjadi sulit diakses.***
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.