Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image isdie

Kurikulum Merdeka Mengikis Pemikiran di Sekolah Dasar Melalui Penerapan Aspek Jual Beli di Sekolah

Info Terkini | 2023-09-25 07:13:23
Kurikulum baru memasukan aspek jual beli di sekolah bagi siswa dari tingkat dasar..

Nabi muhammad memang suksesor perdagangan beliau sukses dalam berdagang sampai saudagar kayapun kepincut terhadap dirinya untuk menjadikan pendamping, tetapi ingat bukan menjadi dasar yang utama bagi saudagar kaya tersebut (khodijah) menjadikan Muhammad sebagai pendamping hidupya dimasa itu akan tetap yang menjadi dasar utama khodijah memilih Muhammad untuk menjadi pendampingnya adalah karena beliau unggul dan mumpuni dalam mengedepankan etika ataupun adab baik dalam pergaulan kemasyarakatan mauupun dalam Muhammad mengelola atau melaksanakan perdagangan.

Hiruk pikuk baru dalam sistem pendidikan republik ini terutama pembenahan kurikulum bahkan sudah menelurkan kurikulum baru yang dibranding dengan kata merdeka entah pemilihan diksi Merdeka sebagai nama kurikulum baru ini terinspirasi dari mana atau hanya mungkin mengikuti alur saja supaya dianggap patriotis atau dianggap nasionalis serta lekat dengan kepribadian bahkan perjuangan bangsa. Uniknya di dalam kurikulum merdeka sekarang ada sebuah segmen atau aspek yang membisakan peserta didik untuk memasarkan barang dagangan atau dalam istilah kerennya adalah marketing entah itu dalam ungkapan jumat market atau senin marker atau apalah yang dapat diingat seolah istilah baru untuk aspek baru yang diterapkan di sekolah.

Dari sekolah dasar marketing tersebut dalam penerapannya adalah para siswa diharuskan untuk menjual barang entah makanan atau yang lainnya di sekolahan sehingga ada suatu hari yang mana pelajaran siswa cukup menjual barang dagangan entah itu barang dagangan yang benar-benar diproduksi sendiri maupun barang dagangan dari membeli dari penjual lain lalu dipasarkan atau dijual di sekolah kepada sesama temannya.

Progran jual beli dalam sekolahan yang dilakukan oleh siswa katanya bertunjuan untukmendidik siswa sejak dini untk berwirausaha, sehingga pembisaan jual beli tersebut dilaksanakan oleh peserta didik sedangkan guru hanya memantau atau mengamatisaja. Sebagian menilai mengacungi jempol dengan adanya aspek baru dalam kurikulum tersebut akan tetapi perlu dianalisis secara cermat dan rasional dengan tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan bangsa apakah etis dan elok ketika kegiatan jual beli di dalam atap sekolah dilakukan oleh siswa dna yang melakukan jual beli adalah siswa sekolah dasar dimana pola pikir dan umurnya belum sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Polasrisasi dan pengarahan aspek pemikiran siswa dengan menerapkan aspek jual beli tersebut sekan mengarahkan siswa bukan ke arah pemikiran ke bidang keilmuan dan etika atau adab melainkan mengarah pada pemikiran dan penerapan pola pikir kepada generasi penerus bangsa untuk berpikir praktis saja.

Coba kita bernalar secara rasional apa urgensinya dan apak kaitannya aspek jual beli diterapkan kepada siswa yang masih dini yang masih perlu bimbingan dan menekankan konsep baik adab maupun etika serta disiplin keilmuwan, justru penerapan aspek jual beli diumur yang masih dini menjadikan perusakan mental dan pikiran karena mereka akhirnya hanya berkonsentrasi pada jual beli bukan pada konsep adab dan ilmu. Apakah kurikulum ini dibuat memang untuk menggeser paradigma generasi sehingga apapun dilakukan untuk menanamkan konsep yang justru merusak peserta didik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image