Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Habiel Ramadhan

MENGANALISIS TEKS TERJEMAHAN AYAT AL-QURAN, HADIST DAN PERKATAAN ULAMA

Guru Menulis | Friday, 31 Dec 2021, 14:25 WIB

Nama : Habiel Ramadhan Kelas : 3B

NIM : 11200120000067

Mata Kuliah: Tarjamah

Dosen : Toto Edidarmo, M. A.

UAS PENDAHULUAN

اَلْحَمْدُ لِّلهِ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهِ وَ اَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ اَللّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ.

Baiklah dalam Artikel ini saya akan menganalisis 1 ayat Al-Quran 1 Hadist 1 Perkataan Ulama PEMBAHASAN Al-Quran يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS Al-Ahzab: 59).

Analisis

Menurut saya, kata “Hai” pada terjemahan di atas itu kurang tepat, karena kata “Hai” itu lebih cocok untuk menyapa. Jadi, lebih tepat dan cocok terjemahan tersebut diganti menjadi kata “wahai” karena artinya adalah kata seru untuk menarik perhatian, memanggil, memperingatkan, dan sebagainya. Kata “mengulurkan“ itu rasanya kurang tepat karena kata “mengulurkan” dalam KBBI adalah: melepaskan (tali dan sebagainya) supaya memanjang.

Contoh: “ia mengulurkan tali pancing itu....”. Jadi, lebih tepatnya, kata “mengulurkan“ itu di ganti dengan kata “memanjangkan“. Selanjutnya frasa “yang demikian“ itu kurang tepat. Karena kata “yang demikian “ cukup berbelit-belit dan terlalu ruwet. Alangkah baiknya, kata tersebut di ganti menjadi menjadi “hal” supaya lebih simple dan mudah di mengerti. Selanjutnya ada kata “dikenali”, pada terjemahan di atas kata “dikenali” tersebut sudah cukup baik, namun masih terlalu umum. Alangkah baiknya, ditambahkan penjelasan dengan tanda kurung “Wanita merdeka” karena dari tafsirnya, dikenali itu maksudnya wanita merdeka; ciri-ciri dari wanita merdeka ialah yang memanjangkan jilbabnya.

Kata “Dan” di atas sepertinya kurang tepat, karena Kata “dan” dalam bahasa Indonesia berfungsi untuk menghubungkan antara dua kata, frasa, klausa, dan kalimat yang memiliki makna setara. Dengan demikian, penulisan kata ‘dan’ di awal kalimat itu keliru. Dalam penulisan terjemahan kata “Mahapengampun lagi Mahapenyayang“ itu sudah benar dengan tidak menggunakan spasi, sesuai dengan kaidah PUEBI. Kualitas : Pada terjemahan di atas menurut saya kurang baik karena ada kata-kata yang cukup sulit di mengerti oleh masyarakat. Namun, ada beberapa kata-kata yang sudah baik menurut KBBI Hadist نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُغَطَّي الرَّجُلُ فَاهُ فِي الصَّلَاةِ [Naha Rasulullah SAW ay yughattha ar-rajulu faahu fish sholat]. “Sungguh Rasulullah SAW melarang seorang laki-laki menutup mulutnya ketika sholat.” (HR Turmudzi) Analisis Terjemahan di atas sudah cukup baik. Namun, terdapat sedikit kesalahan yaitu ada penambahan kata “sungguh”.

Jika kita lihat pada nash hadis tersebut, tidak ada kata penekanan sama sekali. Jadi, lebih tepat kita tidak menambahkan kata “sungguh” pada terjemahan tersebut. Penambahan dalam terjemah bisa jadi benar, bisa jadi salah. Hal di atas dilakukan untuk menjaga derajat ketidakbolehan tersebut. Terjemahan di atas sudah cukup baik dengan menggunakan kata “ketika", bukan “di” dalam menerjemahkan harf في. Meskipun, arti sebenarnyaفي adalah “di”, tetapi penerjemah tidak melakukannya. Kualitas : Dari segi terjemahan sudah bagus dan berkualitas karena sudah sesuai dengan apa yang harus di terjemahkan, Namun ada beberapa kata yang sudah di koreksi.

Perkataan Ulama Imam Ibn Al Jauzi Al Hanbali قَالَ ابْنُ الْجَوْزِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى : مِنْ خَوَاصِّهِ أَنَّهُ أَمَانٌ فِي ذَلِكَ الْعَامِ وَبُشْرَى عَاجِلَةٌ بِنَيْلِ الْبَغْيَةِ وَالْمَرَامِ ‬Imam Ibnul Jauzi mengomentari perayaan maulid Nabi SAW: salah satu keistimewaan Maulid Nabi SAW adalah adanya rasa aman di tahun tersebut dan kebahagiaan yang cepat untuk mendapatkan maksud tujuan. Analisis : Pada terjemahan perkataan Imam ibn Jauzi Al Hanbali ini ,perhatikan kalimat “Mengomentari” disini mungkin keliru karena sebenarnya kata قال itu artinya “berkata “ bukan “mengomentari “ dalam KBBI pun kata “mengomentari “ yaitu ( ko·men·tar n ulasan atau tanggapan atas berita, pidato, dan sebagainya (untuk menerangkan atau menjelaskan): kabar itu disertai – dari redaksi; ia tidak memberikan – apa-apa atas pidato tokoh partai itu;).

Jadi, tidak bersinonim antara “mengomentari” dan “berkata“. Dan perhatikan terjemahan “Perayaan Maulid Nabi SAW” Kalimat ini mungkin hanya tambahan atau agar pembaca lebih memahami tetapi kalau Hadist nya di Terjemahkan “ salah satu keistimewaan Maulid Nabi SAW adalah adanya rasa aman di tahun tersebut dan kebahagiaan yang cepat untuk mendapatkan maksud tujuan.” Dan tidak ada kalimat ( “Mengomentari perayaan Maulid SAW”) pada ayat رحمه الله تعالى diatas, tidak ada terjemahan nya dan itu bisa merusak terjemahan hadist tersebut Selanjutnya perhatikan kalimat “di tahun” Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah penggunaan “di” di depan kata penunjuk waktu seperti “di tahun”, “di masa”, “di abad”, dll. Sesuai dengan peran semantisnya, seharusnya di depan kata penunjuk waktu digunakan kata depan “pada”: “pada tahun”, “pada masa”, “pada abad”, dll.

Kualitas: pada terjemahan ini pada kata “Mengomentari perayaan Maulid SAW” mungkin kurang bagus karena tidak masuk dalam terjemahan aslinya dan terjemahan ini lebih simple daripada terjemahan aslinya namun sudah mudah untuk di pahami. KESIMPULAN 1. Di perintahkan nya wanita Arab untuk menutup seluruh badan nya kecuali mata, kecuali seorang hamba sahaya/budak mereka tidak di perintahkan untuk menutupi anggota badan nya sehingga orang-orang munafik mengganggu nya. 2. Rasulullah melarang seorang laki-laki menutup mulutnya ketika sholat 3. Keistimewaan peringatan Maulid Nabi SAW menurut Syekh Ibnul Jauzi Al-Hanbali adalah rasa aman pada tahun itu dan kabar bahagia akan tercapai harapan dan tujuan

REFERENSI - https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qcdz1e320 - https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qh4uvd320 - https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/r0kva9320 - https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-33-al-ahzab/ayat-59 - https://pecihitam.org/surah-al-ahzab-ayat-59-62-terjemahan-dan-tafsir-al-quran/ - https://www.google.com/amp/s/kamuslengkap.com/amp/kamus/arab-indonesia/arti-kata/fy - https://id1lib.org/book/14771046/c4ac49 - https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/komentar.html - https://islami.co/hukum-dan-dalil-merayakan-maulid-nabi-menurut-empat-madzhab/ - https://saungsastraq.wordpress.com/2018/08/22/contoh-takid-dalam-al-quran/ - https://islam.nu.or.id/post/read/112859/beda-pendapat-ulama-soal-peringatan-maulid-nabi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image