Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Universitas Ahmad Dahlan

Pembelajaran Inovatif dengan Pendekatan CRT dan PjBL

Edukasi | Monday, 11 Sep 2023, 15:15 WIB
Mahasiswa PPG Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terapkan CRT dan PjBL dalam pembelajaran inovatif (Dok. Mahasiswa PPG UAD)

Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) model Project Based Learning (PjBL). Kegiatan ini dilakukan dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 1 Kasihan Bantul pada Kamis–Senin, 3-7 Agustus 2023.

Pendekatan CRT merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pembelajaran dengan budaya. Tujuannya adalah memperkenalkan keanekaragaman budaya kepada siswa, sehingga mereka dapat mengenal dan melestarikan budaya Indonesia. Dalam rangkaian kegiatan ini, mahasiswa PPG Fisika UAD mengadopsi PjBL, sebuah model pembelajaran yang menekankan pada pendekatan berbasis proyek. Mahasiswa mengintegrasikan materi tentang listrik statis dengan fenomena petir dan ornamen simbar pada rumah adat limas.

Melalui penggabungan ini, mahasiswa berharap siswa tidak hanya mendalami teori fisika, tetapi juga memahami bagaimana ilmu sains memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di mana, siswa dapat merenungkan fenomena petir, yang sering dianggap misterius, namun dapat dijelaskan melalui konsep fisika yang sederhana. Selain itu, ornamen simbar pada rumah adat limas juga menjadi sumber pengetahuan bagi siswa. Mereka dapat belajar mengenai budaya rumah adat limas dan memahami fungsi ornamen simbar sebagai penangkal petir.

Kegiatan dimulai dengan menjelaskan konsep muatan listrik, gaya listrik, dan medan listrik, dan mengajak siswa menggerakkan sedotan tanpa sentuhan,. Kemudian, guru menampilkan gambar petir dan rumah adat simbar sambil bertanya mengenai hubungannya. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok, masing-masing mengkaji fenomena dengan fokus pada konsep muatan listrik, gaya listrik, atau medan listrik. Hasil produk dihadirkan melalui gallery walking, di mana siswa melihat dan membahas hasil karya teman-temannya. Di akhir kegiatan, dilakukan evaluasi pengalaman siswa dan menyimpulkan pembelajaran.

Sementara proyek yang digarap oleh peserta didik adalah pembuatan peta konsep atau infografis tentang fenomena petir dan ornamen simbar, yang dianalisis dengan menggunakan konsep muatan listrik, gaya listrik, dan medan listrik. Siswa diberi kebebasan untuk membuat proyek ini secara digital dengan menggunakan Canva atau secara konvensional menggunakan kertas plano.

Selain memberikan wawasan lebih dalam tentang materi pembelajaran, kegiatan ini juga bertujuan untuk memupuk keterampilan kolaborasi dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Model pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa bekerja sama dalam merencanakan, membagi tugas, dan menyelesaikan proyek secara tim. Selain itu, pembelajaran model ini juga membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, terutama dalam mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi.

Althaf, siswa kelas XII, mengungkapkan kesan positifnya setelah mengikuti model pembelajaran yang diberikan oleh mahasiswa PPG Fisika UAD. “Pembelajaran seperti ini sangat menarik karena saya tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat mengkaji fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Saya menjadi tahu tentang salah satu budaya Indonesia, yaitu rumah adat limas dan ornamen simbar yang berfungsi sebagai penangkal petir. Teknik gallery walking juga merupakan pengalaman baru bagi saya, membuat presentasi menjadi lebih menarik dan tidak membuat saya mengantuk.”

Melalui upaya ini, mahasiswa PPG Fisika UAD berhasil memberikan pengalaman belajar yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa, serta membantu siswa mengembangkan keterampilan kolaborasi dan pemecahan masalah. (Doc/HDS)

uad.ac.id

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image