Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Minum Urin Sendiri Menyehatkan, Apakah Betul ??

Gaya Hidup | 2023-09-09 15:32:00
source : wikipedia

Pengobatan dengan minum Urin Sendiri

Apakah anda pernah mendengar pengobatan dengan meminum urin sendiri? Hm.. nampaknya ‘jijik’ atau kemungkinannya tidak akan mau dengan alasan bermacam-macam

Namun, kabarnya adalah meskipun belum ada lisence terapi urin ini mulai marak. Di dalam negeri maupun luar negeri mulai banyakmempraktikannya dan mendapatkan hasil penyakitnya sembuh. Kok bisa?

Kalaupun bisa, masalahnya adalah apakah boleh? Padahal urin adalah benda Najis, apakah boleh oleh aturan agama meminum benda Najis?. Sebelum lebih jauh menjawab pertanyaan tersebut, coba kita kupas sekilas terkait pengobatan terapi urin dengan meminum urin sendiri dahulu kala sudah dilakukan sekitar 5000 tahun lalu di India. Masyarakat Eropa mengenalnya sejak 4000 tahun lalu, dan di Cina baru 1700 tahun yang lalu sedang di Jepang 700 tahun lalu hingga saat ini masih menggunakan alternatif pengobatan tersebut.

Bila kita ulik data di WHO tahun 1992, air urin bersifat steril, bila tidak dicemari tinja. Para pakar yang sudah lama mempraktikkan terapi ini mengatakan bahwa urin itu mengandung berbagai senyawa berharga seperti mineral, vitamin, hormon, enzim, antibody, antiallergen, antigen, asam amino, serta bahan nutrient lain yang berguna bagi tubuh. Bahan senyawa yang ditemukan didalam urin ini bersifat murni, bioaktif dan mempunyai kemampuan menyembuhkan sendiri (bio-self healing power)

Informasi selanjutnya adalah meminum urin sendiri tidak berbahaya, sekalipun mengandung racun, dan toksin, jumlahnya sangat kecil sekali. Dan justru prinsip yang dipakai dalam cara pengobatan hemepati yakni likes cure likes (zat yang sama melawan zat yang sama). Dalam istilah pengobatan cina disebut yi tu kung tu (racun lawan racun)

Terapi urin dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Bagi orang sehat jika minum urin dapat mencegah penyakit

Urin dapat mencegah penyakit seperti masuk angin, batuk pilek, pegel linu, sakit kepala, kencing mains, kanker, dsb. Bahkan mantan perdana Menteri India Morajibhai Dhesai meminum urin selama 36 tahun bukannya keracunan namun tanpak sehat, segar, git, dan awet muda. Hal serupa juga dilakuka oleh Prof.DrArif Budiyanto guru besar fakultas kedokteran Universitas Indonesia yang terkena penyakit Bypass dan pembekakan jantung namun sembuh

Dengan berbagai manfaatnya, kembali ke pertanyaan di awal paragraf ini apakah boleh mengonsumsi urin dalam tinjauan agama, khususnya agama Islam? Dijelaskan dalam berbagai dalil bahwa memang urin memang tidak boleh dikonsumsi dalam kondisi normal. Hal tersbut disebabkan karena urin adalah benda najis yang mewajibkan seseorang bersuci dari benda tersebut jika mengenai badan atau pakaian. Nah, apalagi jika dikonsumsi yang dapat masuk ke seluruh aliran darah, bagaimana cara mensucikannya?. Sehingga terapi urin dapat dilakukan hanya dalam kondisi darurat dengan beberapa syarat dan ketentuan. Hal ini sesuai dengan kaidah Fiqih dalam Islam yakni ‘Kondisi darurat membolehkan sesuatu yang dilarang’

Sumber : Chaniago, S. 2011. Fiqih dan Kesehatan, Tinjauan terhadap terapi Urin. JURIS Vol 10 no.2

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image