Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Merentangkan Jalan Menuju Kesucian Diri

Agama | Thursday, 07 Sep 2023, 13:39 WIB
Dok. Republika.co.id

Ketika kita berbicara tentang iffah atau al-afâf dalam konteks Islam, kita membahas sebuah sikap luhur yang mendasari perilaku seorang individu dalam menjaga kesucian diri. Iffah adalah pilar fundamental dalam ajaran Islam yang mengajarkan kita untuk mencegah diri dari segala yang diharamkan dan menjauhi tindakan yang tidak layak. Dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai keutamaan iffah, khususnya dalam arti menjaga kesucian diri dari nafsu yang membinasakan.

Iffah bukanlah konsep yang terbatas pada satu dimensi. Ia memiliki berbagai aspek yang diperhatikan dalam pandangan syar'i. Salah satunya adalah menjaga diri dari sifat tamak dan meminta-minta. Tamak adalah dorongan manusia untuk memiliki lebih banyak harta dan nikmat tanpa batasan. Ia adalah sifat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya berbagi dan bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah. Oleh karena itu, menjaga diri dari sikap tamak adalah bagian dari iffah.

Selain itu, ada dimensi lain dari iffah yang berkaitan dengan menjaga lisan. Berbicara adalah salah satu tindakan yang paling sering kita lakukan sehari-hari, dan seringkali kata-kata dapat membawa dampak yang besar. Oleh karena itu, menjaga lisan dari perkataan yang buruk, bohong, atau berbicara yang tidak patut adalah bagian penting dari iffah.

Namun, bahasan utama dalam tulisan ini adalah tentang iffah dalam arti menjaga kesucian diri dari nafsu yang membinasakan. Nafsu manusia adalah bagian alami dari diri kita, tetapi jika tidak dikendalikan dengan baik, nafsu ini dapat membawa kita kepada perbuatan yang merusak diri sendiri dan orang lain. Iffah dalam konteks ini mengajarkan kita untuk mengendalikan nafsu dan menjaga kesucian diri.

Ibnu Hazm, seorang tokoh pemikir Islam, memberikan definisi yang jelas mengenai iffah dalam arti ini. Beliau menyatakan, "Iffah adalah engkau menundukkan pandanganmu dan semua anggota badanmu dari (menikmati) fisik atau tubuh yang tidak halal bagimu. Kalau melampaui batasan ini, itu artinya seseorang telah melakukan perbuatan asusila (zina dan yang menyebabkannya)."

Dalam konteks ini, iffah bukan hanya tentang menjaga diri dari perbuatan zina, tetapi juga tentang menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat membawa kita menuju tindakan terlarang. Ia mencakup keseluruhan perilaku dan tindakan yang dapat membahayakan kesucian diri kita. Seorang yang memiliki sifat iffah akan berlaku proporsional terhadap keinginan dirinya, tidak berlebihan, dan tidak membuatnya terjerumus dalam tindakan yang membahayakan.

Selain itu, iffah mengajarkan kita untuk melakukan hal-hal yang halal dengan cara yang baik dan bermartabat. Ini berarti bahwa kita harus berusaha untuk mencapai kepuasan fisik dan emosional kita melalui cara-cara yang diizinkan dalam ajaran Islam, bukan dengan cara hewani atau melampaui batasan-batasan yang telah ditetapkan.

Keutamaan iffah dalam arti menjaga kesucian diri dari nafsu yang membinasakan adalah bahwa ia membentuk karakter yang kuat dan bertanggung jawab. Seorang individu yang memiliki iffah akan memiliki kendali yang baik atas dirinya sendiri dan akan mampu menghindari godaan yang dapat membawanya kepada dosa-dosa besar. Iffah juga membantu dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain, karena ia mengajarkan kita untuk menghormati batasan-batasan yang ada dalam interaksi sosial.

Iffah juga memberikan perlindungan terhadap diri kita sendiri. Dengan menjaga kesucian diri, kita menghindari risiko terlibat dalam hubungan yang tidak sah yang dapat merusak kehidupan kita secara emosional dan sosial. Iffah juga melindungi kita dari penyakit dan konsekuensi negatif lainnya yang dapat timbul dari tindakan-tindakan yang tidak bermoral.

Namun, menjaga iffah bukanlah tugas yang mudah. Ia memerlukan kesadaran diri, kendali diri, dan komitmen yang kuat untuk mengikuti ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan kita. Kita juga perlu terus-menerus berusaha untuk memperbaiki diri dan memperkuat nilai-nilai iffah dalam diri kita.

Dalam masyarakat modern, di mana godaan dan tekanan untuk melampaui batasan-batasan moral seringkali sangat kuat, menjaga iffah menjadi tantangan yang semakin besar. Namun, ini juga membuat nilai-nilai iffah menjadi semakin penting. Ia adalah landasan yang kuat untuk menjaga integritas diri kita dan membangun masyarakat yang lebih baik.
Kesimpulannya, iffah adalah sikap menjaga kesucian diri yang sangat dihargai dalam ajaran Islam. Dalam arti menjaga diri dari nafsu yang membinasakan, iffah mengajarkan kita untuk mengendalikan diri, menghindari perbuatan terlarang, dan menjaga kesucian diri. Keutamaan iffah adalah bahwa ia membentuk karakter yang kuat, melindungi diri kita dari risiko dan konsekuensi negatif, dan membantu membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Meskipun tantangannya besar, nilai-nilai iffah tetap relevan dan penting dalam masyarakat modern yang kompleks.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image