Dunia Sedang Krisis Tanggung Jawab
Agama | 2023-09-03 14:12:07
Hari ini kita sering melihat menemukan bahwa kebanyakan orang yang belum memahami tentang rasa tanggung jawab, sebagai seorang manusia ia harusnya menyadari bahwa ia memiliki tanggung jawab. Manusia hari ini perlu dikenalkan tentang tugas-tugas manusia pada hidupnya. Tentang bagaimana seharusnya ia bersikap pada pada lingkungan sekitar, alam hubungan dengan sesama, hewan pohon, fasilitas umum. Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia sedang krisis tanggung jawab.Manusia hari ini semakin tidak menegaskan posisinya sebagai manusia, karena peran yang dilakukannya bukan menjadi manusia. Tapi sebagai pengeruk keuntungan tanpa memikirkan akibat dan dosa; sebagai penikmat semua sarana dan prasarana di bumi, dan tanpa sadar bahwa ada yang harus dipertanggung jawabkan.Semua salah kaprah saat pertama kali ia dikenalkan dengan dunia melalui cara yang salah. Ia dikenalkan untuk banyak mengambil hak berlebih tanpa disadarkan bahwa setiap hak itu bersanding dengan kewajiban. Mengharap untuk selalu diberi, tanpa ada inisistif untuk memberi.
Maka yang dipikirkan adalah "bagaimana saya bisa mendapatkan sebanyak mungkin. Bukan bagaimana saya agar memberikan sebanyak mungkin. "Tidak peduli dengan haram atau halal, yang terpenting adalah bisa mendapatkan sesuatu sebanyak mungkin dan tidak ingin rugi dari segi manapun. Nabi Muhammad “Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada setiap manusia bahwa. "al yadul 'ulyaa khairan minal yadissufla". Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah.
Dengan memberi sesuatu kepada orang lain, maka sejatinya itu lebih baik daripada diberi. Lalu jangan juga disalah artikan bahwa diberi itu buruk dan tidak boleh. Perlu dipahami, yang tidak boleh adalah ketika kita tidak mau memberi tetapi hanya menuntut untuk selalu diberi.
DAl Quran memiliki konsep gagasan hidup yang benar-benar mencerahkan, di surat Al Baqarah ayat 30 dijelaskan bahwa manusia adalah sebagai khalifah. Isinya menghidupkan jiwa untuk tidak terlalu menuntut.
Khalifah dalam arti yang mendasar; penanggung jawab, pengganti, pewaris, penata, pemimpin dan pemakmur atas sesuatu yang ada di bumi.Konsep itulah yang membuat manusia harusnya sadar bahwa keberadaanya bertanggung jawab memberi manfaat, bukan tidak melakukan apa- apa sehingga dipandang tidak berguna, layaknya debu di tengah hamparan luasnya bumi.
Perlu dipahami hakikat hidup sejati adalah yang memberi. Ya, memberi kebaikan dan manfaat untuk orang lain dengan; harta, ilmu, ide, maupun tenaga. Karena sebaik- baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. "Khoirunnas anfauhum linnas". (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
