Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatkhullah Muchsin Ismail

Kecerdasan Buatan dalam Narasi Agama

Teknologi | 2023-08-31 13:13:31

Tidak ada ilmu pengetahuan yang membahayakan. Yang berbahaya adalah tujuan penggunanya. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah suatu usaha sistematis dengan metode ilmiah tentang alam semesta dan dunianya. Ada ungkapan Right tech wrong time . Atau "The real problem is not whether machines think but whether men do." kata Burrhus Frederic Skinner, psikolog Amerika Serikat terkenal dari aliran behaviorisme . Teknologi adalah budak yang berguna tetapi sesekali menjadi tuan yang berbahaya, kata Christian Lous Lange.

Pada 2012 lalu, Hinton dan dua kerabatnya menciptakan teknologi AI (Artificial intelligence) yang diyakini bisa banyak membantu kehidupan manusia di masa depan. Namun setelah beberapa tahun, tepatnya saat Google dan OpenAI mulai mengembangkan chatbot AI, pandangan Hinton terhadap teknologi yang ia buat pun berubah. Sepanjang Mei 2023 menjadi trending media : Bapak kecerdasan buatan, Dr. Geoffrey Hinton mengundurkan diri di Google seraya memperingatkan tentang bahaya yang bisa muncul dari perkembangan AI. Pada sekitar Juni 2023 setelah itu, Elon Musk, yang ingin memasukkan chip ke dalam otak manusia, mengatakan Unabomber – yang meninggal minggu lalu – 'mungkin tidak salah' bahwa teknologi buruk bagi umat manusia. Komentar Musk agak membingungkan mengingat sejarahnya dalam mendorong kemajuan teknologi besar seperti mengirim manusia ke Mars, mobil tanpa pengemudi, dan chip otak Neuralink yang diusulkannya. Neuralink lalu diberikan izin untuk memulai uji coba implan otaknya pada manusia . Musk mengatakan bahwa ia harus mampu memberikan penglihatan kepada orang buta dan membiarkan orang lumpuh berjalan. Pada pukul 00:23 tanggal 10 Juni 2023, Unabomber/Kaczynski ditemukan di selnya tidak sadarkan diri. Dia dibawa ke rumah sakit di mana dia dinyatakan meninggal. Antara tahun 1978 dan 1995, Kaczynski membunuh tiga orang dan melukai 23 lainnya dalam kampanye pengeboman surat berskala nasional terhadap orang-orang yang ia yakini memajukan teknologi modern dan perusakan lingkungan alam . Dia menulis Masyarakat Industri dan Masa Depannya , sebuah manifesto sepanjang 35.000 kata dan kritik sosial yang menentang industrialisasi, menolak paham kiri , dan mendukung bentuk anarkisme yang berpusat pada alam. Steatment "kepakaran atau keahlian seseorang dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu ‘hilang’ karena diganti mesin pencari tertentu, yang istilah itu dipopulerkan Tom Nichols (2017) dalam bukunya, The Death of Expertise, yang mengulas fenomena ‘matinya kepakaran’-" tak sepenuhnya benar. Sebab otak manusia tercipta dengan daya ingat berikut sklill terbatas . Sehingga sebuah skill tertentu hanya bisa dijalani oleh orang khusus di bidang itu . Ini sejalan dengan makna ayat Isra 84 yang artinya : "Katakanlah Muhammad setiap orang bekerja sesuai syakilahnya." Ibnu Abbas berkata maksudnya di bidangnya . Mujahid berkata maksudnya sesuai karakternya. Di Yunani kuno, Plato berpendapat bahwa penemuan tulisan akan menghancurkan percakapan. Tentu saja hal-hal tersebut tidak pernah terjadi, namun yang jelas teknologi telah turut andil mengubah dunia menjadi baik dan buruk.

Tuhan memuliakan manusia dengan membekalinya kecerdasan. Nikmat Tuhan itu bernama kecerdasan berfikir. Surah Isra ayat 70 : yang artinya: "Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.". Dalam Surah Arrahman ayat 3 yang artinya : "Yang telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. " Dalam Surah Alaq ayat 4 yang artinya: "Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.". Dalam Surah Baqarah ayat 31 yang artinya : "Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya," . Secara sederhana, fungsi utama AI adalah membuat sistem cerdas untuk melakukan tugas seperti manusia. AI adalah kecerdasan yang dimiliki oleh mesin. Mesin menggunakan berbagai algoritma untuk melakukan tindakan otonom seperti yang telah berhasil sebelumnya. Andreas Kaplan dan Michael Haenleinmendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin dan program komputer untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Pada dasarnya, AI adalah kecerdasan buatan yang memiliki konsep dan aplikasi yang luas, mempengaruhi analisis data, pengenalan pola, dan pengolahan bahasa alami. Dalam kaitannya dengan industri digital, AI sejauh ini telah meningkatkan efisiensi operasional, personalisasi pengalaman pengguna, dan lain-lain. Kekhawatiran akan resesi global dan kehadiran artificial intelligence memunculkan beragam informasi dan opini. Ketika ini membanjiri publik dengan kecepatan tinggi tanpa kurasi, semua akhirnya menimbulkan kebingungan. Tidak ada sesuatu hal pun di bumi ini yang dapat menaklukkan manusia selain Tuhan sendiri . Tuhan sudah menjamin segala sesuatu untuk takluk dibawah kendali manusia . Gunung yang besar samudera luas seisi langit bumipun dalam "kendali" manusia. Tuhan berfirman; Dalam Surh Haj ayat 65 yang artinya : “Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya.” Taskhiir / menundukkan artinya menundukkan langit bumi dan seisinya untuk melayani manusia. Ulama Mufassirin berkata : "Taskhiir yakni penundukan yang bersifat menitipkan untuk dikelola. Termasuk capaian kecerdasan manusia sendiri tentu dapat takluk . Tinggal bagaimana manusia melalui agamanya menentukan salah benar sebuah pencapaian Teknologi . Yang benar dan membantu dikembangkan lagi . Yang salah dan memberi masalah dicegah saat itu juga . Kisah Robot Talos Yunani yang diangkat dari kumpulan puisi berjudul Argonautica ciptaan Apollonius Rhodius jadi bukti kalau robot dan AI adalah mimpi manusia sejak abad ke-5 SM, sekaligus menggambarkan kalau teknologi tak selamanya membantu bahkan menjadi 'pembunuh' manusia. Belakangan, mimpi tersebut baru terwujud ketika ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan manusia. Agar tak jadi pembunuh manusia, robot dan AI pada dasarnya harus disertai solusi keamanan. Jika luput, bisa saja nanti manusia akan melakukan tindakan seperti Medeia : menghancurkan kecerdasan buatan yang dibuatnya sendiri.

Alquran bercerita tentang manusia akan mengetahui segala sesuatu. Dalam Surah Baqarah ayat 31 berbunyi: "Dia mengajari Adam semua nama." . Ulama Mufassirun menjabarkan: Diambil dari firman-Nya inilah bahwa yang mengajari Adam, yang juga mengajari Ibrahim, dan yang memahamkan Sulaiman, adalah yang orang yang di tanganNya ada pengetahuan dan pengajaran. Yakni untuk semua anak cucu Adam. Artikulasi yang lebih tepat adalah dengan mengatakan bahwa teknologi tidaklah heteronom . Artinya, proses kemajuan teknologi yang semakin mendalam dalam kehidupan kita tidak tunduk pada hukum di luar teknologi itu sendiri. Itu adalah proses yang mempunyai momentumnya sendiri, tetapi lebih dari itu, itu adalah proses yang mempunyai arahnya sendiri, atau yang menuntut suatu bentuk tertentu. Langdon Winner, pendukung tesis yang lebih moderat, yang menulis dalam karya klasiknya tahun 1970-an, Autonomous Technology (1972): "Teknologi dalam arti sebenarnya kini mengatur arah, kecepatan, dan tujuannya sendiri.". Proses penemuan mempunyai kualitas yang sistemik dan berlangsung. Dan kita juga tahu bahwa orang-orang yang berada di garis depan teknologi – termasuk Geoffrey Hinton, yang pengunduran dirinya dari Google memicu berita utama tahun ini tentang AI yang berbahaya – sering kali merasa tidak mampu memperlambat atau mengarahkan. Contoh paling terkenal adalah penemuan senjata nuklir, yang dijelaskan di sini oleh Werner Heisenberg: "Hal terburuk dari semua ini adalah kesadaran bahwa semua itu tidak dapat dihindari.". Pandangan pesimis ini sebenarnya tak sejalan dengan pasangan optimis Alquran yang memandang perlunya pengembangan keberlanjutan teknologi. Dalam Surah Rahman 33 berbunyi : " Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan." Jadi gagasan tentang teknologi sebagai suatu sistem yang berkembang dengan logikanya sendiri tidak terlalu kontroversial, dan ini merupakan koreksi yang berguna terhadap pandangan pesimis bahwa AI adalah alat yang dapat menciptakan dan kemudian memutuskan sendiri cara menggunakannya. Kenyataannya adalah kita tidak bisa sepenuhnya mengendalikan teknologi seperti halnya kita tidak bisa sepenuhnya mengendalikan alam atau satu sama lain. Kemunculan teknologi-teknologi baru yang signifikan memunculkan kekuatan-kekuatan yang tidak dapat kita pahami sejak awal dan sulit untuk kita atasi dalam jangka panjang. Namun permasalahan yang paling signifikan kemungkinan besar adalah masalah sosial dan hal itulah yang sangat perlu kita fokuskan. Satu hal penting yang tidak dipahami banyak orang adalah bahwa beberapa masalah sosial, khususnya mengenai perubahan iklim, benar-benar membutuhkan kemajuan teknologi yang jauh lebih cepat dari sebelumnya. Hal ini karena kita membutuhkan teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kita, namun tetap berfungsi dalam keseimbangan ekologi yang stabil dan bermanfaat bagi semua bentuk kehidupan tingkat tinggi di Bumi. Tanpa teknologi seperti ini, sangat kecil kemungkinannya masyarakat di seluruh dunia dapat mengubah apa yang mereka lakukan, yaitu menyebabkan ketidakseimbangan ekologi hingga mencapai titik keseimbangan yang tidak sesuai dengan bentuk kehidupan kita hingga hal tersebut mulai terjadi dan menyebabkan krisis di seluruh dunia. Teknologi bersifat merusak hanya karena manusia lain pada dasarnya akan selalu berusaha menggunakannya untuk menundukkan sesamanya. Teknologi - seperti senjata - pada dasarnya tidak buruk, namun niat pengguna atau budaya pengguna akan menentukan apakah teknologi itu buruk. Saat ini kita menggunakannya untuk mempermudah hidup dan juga untuk memata-matai orang, melacak mereka, mencari cara untuk mengeksploitasi data psikologi manusia agar dapat mengeksploitasi perilaku manusia dengan lebih baik (demi keuntungan atau kendali), untuk menjadikan manusia hanya sekedar data, dalam cara kita memperlakukan mereka, dan untuk mengatur sistem kontrol dan pelanggaran privasi yang tidak dapat dihindari (pengenalan wajah, aplikasi telepon yang diperlukan untuk masuk kerja, minum di bar, dll). Kita telah menempuh perjalanan yang cukup jauh sehingga kelas penguasa berupaya untuk menghapuskan kekayaan fisik dan menerapkan kekayaan digital yang tidak dapat dicuri oleh siapapun, namun juga tidak ada seorang pun yang dapat memiliki kekayaan atau memindahkan kekayaan apa pun tanpa izin bank. Saat kita berhenti menarik tali, mereka dapat menghapus aset kita atau menghentikan penggunaan aset tersebut sepenuhnya. Dengan kata lain, kontrol fasis telah memaksa kita bergantung sepenuhnya pada sistem untuk bertahan hidup.

Peran Media dalam mengampanyekan moral masyarakat seiring pencapaian kecerdasan buatan terkini sangatlah besar. Baik media massa maupun media sosial . Tugas media adalah mengarahkan masyarakat dari segala bentuk penyalahgunaan kepada kemaslahatan. Dalam Surah Hujurat 6 berbunyi : ""Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." Di masa Arab jahiliyah, media sosial telah ada, yaitu melalui tradisi bersyair. Topik syair yang digubah para penyair beraneka ragam. Ada yang tentang kisah asmara, alam, atau bahkan menyangkut pribadi orang lain. Jika pribadi yang dipuji bisa menyebabkan naik popularitas orang yang dikisahkan dalam syair. Sebaliknya, pribadi yang dihujat bisa terpuruk bahkan jatuh namanya. Bujair bin Zuhair pada masa Rasulullah saw, masuk Islam. Ka’ab bin Zuhair marah demi melihat saudaranya telah masuk Islam. Ia mengirim syair yang mencemooh sahabat-sahabat Rasul dan Islam. Rasulullah saw menanggapi serius bahaya provokasi dari syair yang diciptakan Ka’ab bin Zuhair tersebut. Rasul menginstruksikan untuk mencari Ka’ab bin Zuhair di manapun berada, hidup atau mati. Hal ini menandakan begitu berbahayanya media sosial syair ini ketika dipakai untuk menyerang Islam. Ketika Ka’ab bin Zuhair tersudut di pinggir pantai, tak ada tempat berlari kecuali menyeberangi lautan. Maka ia meminta saudaranya, Bujair untuk datang menjemput. Menurut laporan Digital 2023, warganet Indonesia menghabiskan rata-rata 3 jam 18 menit di media sosial tiap harinya. Seharusnya pengguna media sosial tahap demi tahap memiliki kewajiban dan etika yang sama sebagaimana media massa . Dalam prinsip media massa : Membangun masyarakat yang lebih baik. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga masyarakat . Sejak terbitnya surat kabar yang pertama di Inggris pada pertengahan abad ke-19 upaya untuk menjamin penyelenggaraan demokrasi yang transparan itu dijalankan oleh pers, dan sejak pecahnya revolusi teknologi informasi, peranan pers itu mengalami ramifikasi sebagai peranan media massa. Meledaknya teknologi multimedia memasuki abad ke-21 memberikan kekuatan besar kepada media massa untuk membentuk opini publik.

Peran Pemerintah yaitu memiliki tanggung jawab menjaga mengendalikan kondisi yang kondusif terhdap pengaruh AI. Berupa perubahan budaya yang langsam terus menerus akibat pencapaian AI terbarunya, yang kita kenal dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik maupun instrumen lainnya. Dari sinilah Imam Alghazali Abu hamid mendudukkan posisi pemerintah adalah sebagai Penjaga . Imam Abu Hamid Al-Ghazali berkata: Sultan diperlukan dalam sistem agama dan sistem dunia, dan sistem dunia diperlukan dalam sistem agama. Abu Hamid Al-Ghazali berkata lagi: Negara dan agama adalah anak kembar. Agama adalah sumber dan kekuasaan adalah penjaganya. Apa yang tidak ada sumbernya akan musnah, dan apa yang tidak ada penjaganya akan hilang. Apabila negara memiliki keharusan menjaga, lantas apa yang harus dijaga? Agama mengenal lima macam perkara darurat yang harus selalu dijaga keamanannya : menjaga. Agama, akal, keturunan, harta benda, dan jiwa. Ulama berkata: Maqashidulsyarii'ah / Tujuan niscaya, jika kita sampai pada keniscayaan, ada lima yang dikenal dengan lima darurat, yaitu: agama, akal, keturunan, harta, dan jiwa. Ketika AI memberikan kontribusi kepada kelimanya maka yang diharapkan adalaah kehadiran negara dalam memberikan dukungan. Sebaliknya ketika AI memberikan masalah dan mafsadah langsung maupun tidak langsung kepada kelimanya atau salah satunya maka negara akan menjadi pelindung pertama yang kemudian meluruskannya menuju maslahat.

Otak manusia boleh jadi sesekali bisa kalah dengan Artificial intelligence (AI), namun AI tidak punya hati. AI tidak punya dan tdk mengenal sifat bijak. Jadi, bijaksana adalah kunci untuk membedakan manusia dengan mesin, membedakan mana manusia yang tepat mengembangkan teknologi dan mana yang bukan. Bijaksana pula yang menjadikan manusia lebih dan makin bermartabat, karena selain bisa Pintar juga bisa Bijak. Mungkinkah selama ini teknologi telah berada di tangan yang salah? Manusia masih akan selalu mempunyai kehadiran nominal dalam jaringan perimbangan, namun mereka telah kehilangan peran mereka sebagai agen yang aktif dan mengarahkan. Hubungan kita dengan teknologi dibawah penguasaan dan kendali Barat ternyata malah bersifat tunduk, menyebabkan kita kehilangan penguasaan, memudarnya “perintah intelektual, moral, dan politik”.

Wallahu a'lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image