Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Artificial Intelligence 'Dipangku Mati' tetap waspada

Teknologi | 2023-08-30 11:18:51
source: freepict

Hasan Albana

Kita semua beruntung karena masih ada masa lalu. Ia digunakan sebagai pijakan untuk menatap masa depan. Pondasi nilai-nilai luhur kehidupan ditancapkan di masa lalu agar ia mengakar dan tidak tercerabut, lupa akan akar asalnya. Terkhusus di pulau Jawa, sedari dulu ia berkilau dengan nilai-nilai luhurnya, baik berupa simbol, kebudayaan, bahkan dari segi tulisan. Terkenal dengan aksara jawanya, ia menjadi sebuah keunikan tersendiri karena diantara huruf-huruf yang ada terdapat teknik atau cara membaca sebuah huruf yang dikenal dengan ‘dipangku mati’.

Dipangku mati adalah sebuah cara serta kearifan aksara jawa yang perlu tetap ada. Aksara Jawa semisal ‘ha’ bila diberi ‘pangkon’ atau dipangku, maka ia akan tinggal ‘h’ saja, tidak bervokal, ia akan diam. Sama halnya orang jawa, bila ia dihormati, dipuji-puji maka ia tidak akan banyak tingkah dan mati. Di lihat dari sudut pandang agama juga demikian, “Jika Engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya”. (HR. Muslim Nomor 3002), kenapa? karena hal tersebut dapat membahayakan orang yang dipuji, berdampak negatif kepada orang yang dipuji.

Fenomena saat ini, banjir pujian tidak hanya kepada manusia yang bekedudukan tinggi, namun juga kepada hal yang berupa buatan manusia hebat, seperti Artificial Intelligence (AI). AI adalah penemuan terbaru yang diagung-agungkan oleh banyak orang saat ini, ia dapat menjadi wakil manusia karena semua hal dapat dipermudah bahkan dikerjakan oleh AI. Artificial Intelligence merujuk kepada kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan manusia berdasarkan data yang diberikan kepadanya.

Sejak kelahiran ide terkait AI tahun 1956, Selama 44 tahun ia mengalami musim dingin AI atau ‘dipangku’ sehingga ia mati. Barulah sekitar tahun 2000 ia mendapatkan kehidupan kembali dan bahkan tumbuh bongsor dan besar dengan berbagai kemajuan pesatnya. Selama 23 tahun menjadi berdaya dan diminati banyak orang, terlebih di era algoritma saat ini.

muncul pertanyaan, siapakah yang akan mati bila dipangku?

a. Artificial Intelligence tersebut

b. Manusia yang memanfaatkan AI tersebut

mengapa AI bisa mati ? karena akan ada masanya, manusia mengalami masa 'kejumudan' kejenuhan dengan hal hal yang berbau digital. akan ada masanya manusia ingin kembali menikmati masa lalu yang serba sehat dan penuh perjuangan untuk mendapatkannya. karena kebutuhan akan kesehatan akan menjadi lebih penting dari pada sekedar kebutuhan kecepatan akan suatu hal dengan memanfaatkan AI

yang kedua, mengapa Manusia bisa mati bila memanfaatkan AI?

Data dari Nasional Sport Development Index (SDI) tahun 2021 menunjukkan bahwa Masyarakat Indonesia masuk pada angka yang menyedihkan yakni 76% tidak bugar dan hanya 5,86% masuk pada kondisi bugar. Hal ini menunjukkan, lambat laun manusia yang banyak mengandalkan kemudahan dari teknologi berbasis AI maka akan mengalami penyakit hipokinetik, kurang gerak. Dan penyakit tersebut akan mengundang penyakit penyakit lain untuk datang sehingga lambat laun akan mematikan manusia itu sendiri

Zaman memang akan terus bergerak maju, namun kemajuan tersebut akan menggerus kehidupan manusia ke arah mundur. Karena manusia pada hakikatnya dipangku oleh AI dan ia akan mati dengan sendirinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image