Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yosua Christian hia

Memahami Dualitas AI Sebagai Ancaman Tersembunyi atau Tantangan Terbuka?

Teknologi | Wednesday, 30 Aug 2023, 08:46 WIB

Dalam era digital yang serba cepat ini, kehadiran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi fenomena yang tak terelakkan. Teknologi ini telah merambah ke berbagai sektor kehidupan, mulai dari industri, pendidikan, hingga keamanan sibernatika. Namun, seiring dengan perkembangan tersebut, muncul dua sisi mata uang yang berbeda: ancaman dan tantangan. Artikel ini akan mengulas dua aspek tersebut, mengevaluasi potensi bahaya dan peluang yang mungkin terjadi, dan memberikan panduan untuk merespons perubahan ini.

AI sebagai Ancaman Tersembunyi

1.Kehilangan Lapangan Kerja

Salah satu kekhawatiran utama terkait dengan AI adalah dampaknya terhadap pekerjaan. Meskipun automasi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, itu juga dapat menggantikan pekerja manusia dalam berbagai pekerjaan, terutama pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang, pada tahun 2020, bank JPMorgan Chase mengimplementasikan software AI yang mampu menganalisis dokumen hukum dalam hitungan detik, pekerjaan yang biasanya membutuhkan waktu ribuan jam jika dilakukan oleh para pengacara. Meskipun ini meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya, ini juga mengakibatkan pengurangan kebutuhan terhadap tenaga manusia dalam pekerjaan tersebut.

2.Etika dan Bias

AI seringkali diberi tanggung jawab untuk membuat keputusan penting, misalnya dalam proses penerimaan kerja, penentuan harga asuransi, atau bahkan dalam sistem pengambilan keputusan hukum. Namun, jika data yang digunakan untuk melatih algoritma ini mengandung bias, maka keputusan yang dihasilkan oleh AI juga akan mengandung bias yang sama, sistem pengambilan keputusan hukum yang digunakan di Amerika Serikat, COMPAS, ditemukan memiliki bias rasial. Meskipun sistem tersebut dirancang untuk menilai risiko seorang terdakwa untuk melakukan kejahatan lagi, sebuah studi menunjukkan bahwa sistem tersebut memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk salah mengklasifikasikan orang kulit hitam sebagai risiko tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih.

3.Keamanan Sibernatika

Dengan kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat, AI memiliki potensi untuk meningkatkan keamanan siber. Namun, ini juga bisa digunakan oleh penjahat siber untuk mengembangkan serangan yang lebih canggih dan sulit dideteksi, pada tahun 2017, serangan siber WannaCry menginfeksi ratusan ribu komputer di seluruh dunia. Penyerang menggunakan algoritma AI untuk mengidentifikasi dan menargetkan sistem yang rentan. Ini menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan serangan siber.

AI sebagai Tantangan Terbuka

1.Inovasi dan Efisiensi

Di sisi positif, AI memiliki potensi untuk mendorong inovasi dan efisiensi dalam berbagai sektor. Dalam bidang kesehatan, misalnya, AI dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat dan akurat, sehingga memungkinkan pengobatan yang lebih efektif. Google telah mengembangkan algoritma AI yang dapat mendeteksi penyakit mata yang terkait dengan diabetes dengan akurasi yang sama dengan dokter spesialis mata. Ini berpotensi untuk meningkatkan akses ke perawatan mata bagi orang-orang di daerah yang kekurangan dokter spesialis.

2.Edukasi

AI juga memiliki potensi untuk merevolusi pendidikan. Dengan kemampuan untuk menyesuaikan pengajaran berdasarkan kebutuhan dan kemampuan individu, AI dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif, Carnegie Mellon University telah mengembangkan Sistem Tutor Pintar yang menggunakan AI untuk memberikan instruksi yang dipersonalisasi kepada siswa. Sistem ini telah digunakan oleh ribuan siswa di seluruh dunia untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam matematika dan ilmu pengetahuan.

3.Membuka Lapangan Kerja Baru

Paradoksnya, meskipun AI dapat menghilangkan beberapa jenis pekerjaan, juga memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru yang sebelumnya tidak ada atau sulit dibayangkan. Menurut laporan dari World Economic Forum, meskipun 75 juta pekerjaan di seluruh dunia diperkirakan akan hilang akibat otomasi dan AI pada tahun 2022, sekitar 133 juta pekerjaan baru akan diciptakan. Pekerjaan baru tersebut akan memerlukan keterampilan yang berbeda, termasuk analisis data, pemrograman, dan keahlian dalam teknologi informasi.

Refleksi Tentang Masa Depan AI

Ketika kita mempertimbangkan masa depan AI, kita harus memahami bahwa teknologi ini berada pada persimpangan jalan antara peluang tak terbatas dan tantangan etika yang belum pernah ada sebelumnya. Kita berada pada ambang revolusi industri keempat, di mana AI akan berperan sebagai pendorong utama. Pertama, dalam beberapa dekade mendatang, kemungkinan besar kita akan melihat kemajuan yang semakin cepat dalam AI, termasuk kemampuan adaptif yang memungkinkan mesin untuk belajar dan berevolusi tanpa input manusia. Mesin tersebut dapat beradaptasi dengan keadaan yang berubah dan menawarkan solusi baru untuk masalah yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Namun, tantangannya adalah menemukan keseimbangan antara otomatisasi dan pekerjaan manusia. AI harus dilihat sebagai alat untuk memperluas kemampuan kita, bukan menggantikannya. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan menjadi krusial. Masyarakat harus dipersiapkan untuk berinteraksi, mengelola, dan bekerja sama dengan teknologi canggih ini.

Tindakan yang Dapat Diambil

1. Pendidikan dan Pelatihan: Seperti yang telah disebutkan, pendidikan adalah kunci untuk mempersiapkan masyarakat dalam era AI. Kurikulum pendidikan harus disesuaikan untuk memasukkan pembelajaran mengenai teknologi dan etika digital.

2. Pembuatan Standar: Standar internasional untuk pengembangan AI yang etis dan adil harus dibuat dan ditegakkan. Ini akan membantu memastikan bahwa teknologi ini tidak disalahgunakan atau menyebabkan ketidaksetaraan yang lebih besar.

3. Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat sipil harus terlibat dalam diskusi mengenai bagaimana AI dikembangkan dan diterapkan. Ini akan memastikan bahwa teknologi ini memenuhi kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023

AI memiliki potensi untuk membawa perubahan yang mendalam pada berbagai aspek kehidupan kita, baik positif maupun negatif. Meskipun ada risiko nyata terkait dengan kehilangan pekerjaan, bias, dan keamanan siber, juga ada peluang besar untuk inovasi, efisiensi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko, penting untuk mendekati pengembangan dan implementasi AI dengan hati-hati dan pertimbangan yang cermat. Ini memerlukan pendekatan yang terkoordinasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk mengembangkan kebijakan dan peraturan yang tepat, mendidik publik tentang potensi dan risiko AI, dan mempromosikan pengembangan AI yang etis dan adil. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mengubah ancaman menjadi tantangan yang dapat diatasi, dan memastikan bahwa AI memiliki dampak positif pada masyarakat kita.

#hutrol28 #lombanulisretizen #republikawritingcompetition

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image