Munculnya AI Akan Mengancam Dunia Kerja? Atau Justru Sebaliknya
Teknologi | 2023-08-27 16:53:53AI (Aitificial Intelligence) atau kecerdasan buatan secara sederhana dapat diartikan sebagai sistem computer atau robot yang dapat meniru cara berfikir manusia dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan atau bahasa singkatnya robot computer yang dapat bekerja layaknya manusia. Banyak orang mengatakan atau tidak mengetahui tentang alat canggih ini. Padahal, tanpa kita sadari penggunaan smartphone yang didalamnya terdapat banyak aplikasi merupakan produk-produk AI seperti halnya spotify, JOOX yang digunakan untuk streaming music, gojek atau grab dimanfaatkan dalam transportasi online, dan masih banyak aplikasi lainnya.
Kekhawatiran munculnya AI terhadap dunia kerja
Seperti yang sudah kita ketahui saat ini, robot computer ini telah menjadi platform yang dengan mudah dan secara cepat bisa memberikan informasi sesuai query yang diperintahkan. Meskipun diangggap dapat menyamai atau bahkan melampaui kecerdasan manusia. Informasi yang dihasilkan dari AI tidak selamanya tervalidasi. Adakalanya informasi tidak sesuai data sebenarnya setelah dilakukan pengecekan. AI ini hanyalah sebagai alat verifikasi yang mana sumber informasi yang dihasilkan tidak akan sepenuhnya terverifikasi dengan valid. Maka dari itu, peran manusia dalam hal ini seorang jurnalis masih dibutuhkan untuk memilih dan memilah informasi yang dihasilkan dari AI.
Selain adanya kekhawatiran tersebut, kemunculannya menjadi pesaing serius bagi para content creator dan tentunya para jurnalis. Bagaimana tidak, tools buatan Sam Altman ini membuka jalan kemudahan untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi bagi dunia kerja yang mana bisa mengancam atau bahkan menggantikan jika manusia tidak membangun kreativitas dan memunculkan ide-ide baru. Sebagai contoh, bagi seorang yang bergelut di dunia jurnalis, mengolah data dasar menjadi suatu informasi merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh manusia dan lambat laun mulai tergantikan oleh mesin seperti AI salah satunya. Hal inilah yang kemudian menjadikan tugas seorang jurnalis lebih mengerucut kepada analisa dan membuat opini.
AI sebagai alat penunjang pekerjaan
AI tidak selamanya akan membahayakan atau bahkan mematikan dunia pekerjaan. Namun sebaliknya, AI dapat dimanfaatkan sebagai tools untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan seseorang. Dalam konteks ini, misalnya penerapan pada rekruitmen calon pegawai di suatu perusahaan dimana perusahaan “menchallenge” calon pegawai untuk membuat suatu karya tulisan berupa opini atau artikel lainnya yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari AI. Nah, dari hasil itulah calon pegawai yang diterima harus memiliki kualitas tulisan yang lebih bagus atau menarik dibandingkan hasil dari AI. Strategi inilah merupakan salah satu pemanfaatan AI dalam menunjang aktivitas pekerjaan.
AI sebagai alat dalam mempermudah dan mempercepat pekerjaan akan bisa maksimal bergantung pada kualitas data dan pemrograman yang tepat. Meski pada dasarnya mesin dapat memproses begitu banyak data jauh lebih cepat dari kemampuan manusia. Namun, kemampuannya tetap bergantung pada bagaimana manusia dalam menginputkan query. Informasi yang diperoleh pun diperlukan pengolahan lebih lanjut, dimana lagi-lagi peran manusia tetap dibutuhkan untuk mengembangkan ide-ide kreatif agar menghasilkan perencanaan yang lebih matang. Dengan demikian, bukan berarti suatu bisnis atau pekerjaan bisa diselesaikan secara instan dengan hanya mengandalkan informasi mentah yang diperoleh dari AI. Perlu adanya pemahaman yang baik, pengelolaan data yang efektif, dan tentunya strategi yang terarah. Melalui pemahaman yang baik serta pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat untuk memenangkan persaingan bisnis dan meningkatkan efektifitas perusahaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.