Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Media Cirebon

Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Inilah Penyebab Runtuhnya

Sejarah | Tuesday, 08 Aug 2023, 06:18 WIB

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua yang pernah berjaya di Indonesia. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-4 atau tepatnya tahun 358 Masehi. Keberadaannya dipertahankan hingga abad ke-7 Masehi.

Kerajaan Tarumanegara ini letaknya di Jawa Barat tepat di dekat Sungai Citarum. Maharesi Jayasingawarman merupakan Pendiri Kerajaan Tarumanegara berasal dari India. Berikut Sejarah Kerajaan Tarumanegara yang dikutip dari berbagai sumber.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Maharesi Jayasingawarman yang berasal dari Salankayana, India merantau ke Nusantara. Kemudian beliau mengunjungi Kerajaan Salakanagara dan mendapat sambutan dari Raja Dewawarman VIII. Kemudian, dia menikahi salah satu putri raja.

Jayasingawarman kemudian membuka kawasan yang diperkirakan berada di sekitar Bekasi. Ia mendirikan sebuah kerajaan bernama Taruma pada tahun 358 M dan sekarang dikenal sebagai Tarumanagara atau Tarumanegara. Raja Jayasingawarman memerintah selama 24 tahun (358-382M). Setelah kematiannya, tahta dilanjutkan oleh keturunannya.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Berikut ini mengenai Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara:

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun adalah sebuah Prasasti pertama yang telah ditinggalkan oleh kerajaan Tarumanegara ditemukan sekitar tahun 1863 silam di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Dalam prasasti ini ditemukan ukiran laba-laba, tapak kaki Raja Purnawarman, serta syair dalam aksara Pallawa yang berbunyi: “Ini (tanda) dua kaki, yang mirip dengan kaki Dewa Wisnu, adalah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah perkasa di dunia".

Prasasti Perkebunan Kopi

Pada awal abad ke-19 oleh Belanda sebuah Prasasti ini ditemukan di Desa Ciaruteun Ilir. Dengan gambar melambangkan kaki gajah yang diduga tunggangan Raja Purnawarman, Prasasti Kebon Kopi juga ditulis dalam bahasa Sanskerta. Prasasti Tapak Gajah dikenal juga dengan sebutan Prasasti Perkebunan Kopi karena penemuan telapak kaki gajah.

Prasasti Tugu

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara selanjutnya adalah Prasasti Tugu. Prasasti ini diberi nama sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di Kampung Batutumbuh, Kelurahan Tugu, Koja, Jakarta Utara.

Prasasti tugu dibuat pada masa kejayaan Raja Purnawarman yang memerintah Kerajaan Tarumanegara. Prasasti Tugu merupakan prasasti terpanjang peninggalan Raja Purnawarman jika dibandingkan dengan prasasti lainnya.

Prasasti Pasir Awi

Pada tahun 1864 silam di kawasan hutan Cipamingkis, tepatnya di bagian selatan Bukit Pasir Awi ditemukan seorang arkeolog Belanda bernama N.W. Hoepermans p. Prasasti ini juga memuat sol dan prasasti Pallawa. Namun sayangnya isi prasasti ini tidak dapat disimpulkan.

Prasasti Cidanghiang

Pada tahun aneh tahun 1947, di tepi yang tak biasa Sungai Cidanghiang, muncul sebuah kejutan: Prasasti Cidanghiang, atau dikenal dengan nama misterius Prasasti Munjul, menarik perhatian dunia saat ditemukan di Desa Lebak, Kecamatan Muncul, Kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti batu ini terpahat dengan mahir, mengandung pujian yang mengagungkan Raja Purnawarman.

Prasasti Muara Cianten

Pada tahun 1864 silam di Desa Cianten, Bogor, Jawa Barat Prasasti Muara Cianten ditemukan. Prasasti ini mempunyai suatu kemiripan dengan Prasasti Awi yang terdapat gambar ukiran ikal dan telapak kaki. Namun isi tulisan dalam prasasti tersebut tidak dapat disimpulkan oleh para ahli.

Prasasti Jambu Biji

Prasasti Jambu atau dikenal juga dengan Prasasti Pasir Koleangkak adalah Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang terakhir. Prasasti ini ditemukan di areal perkebunan jambu di bukit Pasir Koleyangkak, Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Isi prasasti dalam Prasasti Jambu Biji adalah :

Penyebab Runtuhnya Tarumanegara

Dalam Tarumanagara: Latar Belakang Sejarah dan Peninggalan (1991), Hasan Djafar menjelaskan, benih-benih perpecahan mulai muncul di Kerajaan Tarumanagara pada era pemerintahan Kertawarman (561-628 M).

Beberapa negara taklukan tidak percaya dengan kemampuan Raja Kertawarman untuk memimpin pemerintahan dan mengelola wilayah Tarumanegara yang sangat luas. Salah satu faktor penyebab kemunduran Kerajaan Tarumanegara adalah munculnya beberapa kerajaan pesaing.

Ancaman mulai datang dari Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah, Kerajaan seperti Sriwijaya di Sumatera, dan beberapa kerajaan lain di Nusantara. Setelah wafatnya Raja Linggawarman (666-669 M), Kerajaan Tarumanegara akhirnya bubar.

Linggawarman tidak memiliki putra, melainkan dua putri bernama Manasih dan Subakancana. Pada tahun 669 M, tahta Tarumanegara diwariskan kepada menantu Linggawarman, Tarusbawa, yang tidak lain adalah suami Manasih.

Di sinilah sejarah Kerajaan Tarumanegara benar-benar berakhir. Setahun setelah naik tahta, Tarusbawa justru memindahkan pusat pemerintahan dan mengubah nama Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda pada tahun 670 Masehi.

Wretikandayun mengambil kesempatan dari situasi ini untuk memisahkan wilayahnya dari kekuasaan Tarumanegara. Wreikandayun merupakan pemimpin Kerajaan Kendan sejak tahun 612 Masehi. Saat itu, Kerajaan Kendan merupakan salah satu wilayah yang ditaklukkan oleh Tarumanegara.

Demikian penjelasan dari saya tentang Sejarah Kerajaan Tarumanegara, inilah penyebab runtuhnya seperti yang dilansir indobet, semoga bermanfaat. terimakasih.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image