Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AchSin

Tetap Istiqamah, Amil Membersamai Muzaki

Filantropi | Monday, 07 Aug 2023, 11:06 WIB

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Tugas amil harus membersamai muzaki agar bisa terus istiqamah membelanjakan hartanya untuk kehidupan kekal yang akan dijalani di akhirat. Amil harus mendidik muzaki agar dari waktu ke waktu menjadi pribadi yang saleh. Menjadikan ibadahnya terus baik dan orientasi hidupnya juga terus bisa lurus pada kebaikan Islam.

Misi menjadi amil ketika berkomunikasi dengan muzaki bukan hanya semata meminta mereka membantu untuk donasi atau berzakat saja, melainkan lebih dari itu, yakni menjadikan mereka orang yang berjihad dengan hartanya demi untuk mendapatkan keridhaan dan pahala dari-Nya.

Kesempatan membersamai muzaki tak lantas membuat mata kita selaku amil menjadi silau. Silau dengan limpahan harta yang Allah berikan kepada muzaki. Sosok amil harus tetap memiliki hati yang tawar, tak mudah terpengaruh dan mudah terwarnai. Dalam soal harta atau kekayaan, amil tak boleh ada sedikit pun perasaan minder ketika berhadapan dengan para muzaki. Sebaliknya juga, amil tak layak memiliki rasa bangga ketika lembaga tempatnya berkiprah dipercaya umat Islam untuk menghimpun dana zakat, infak, dan sedekah dengan raihan jumlah signifikan dibandingkan lembaga lainnya.

Bila keadaan berkebalikan yang terjadi, ketika lembaga tempatnya berkiprah ternyata tidak memiliki kemampuan menghimpun lebih banyak dibandingkan lembaga lainnya, amil tidak boleh bersedih. Ingatlah, bahwa amil itu ibarat tukang parkir. Tak boleh bangga dan senang ketika ada begitu banyak mobil mahal dan mewah berada di tempat parkir yang dikelolanya. Bila kondisi berlawanan yang terjadi, di tempat parkir hanya ada beberapa sepeda bahkan sebagiannya tak begitu seberapa nilanya, seorang parkir tetap ceria dan menjaganya.

Menjadi amil itu ujian. Seberapa besar kita bersabar, ikhlas dan terus tak menyerah dalam mempersembahkan karya terbaik selama menjadi amil. Semakin kita sabar dan ikhlas, semakin terbuka peluang surga bagi kita. Sedemikian besar peluangnya karena menjadi amil yang baik bisa disebut selayaknya seorang mujahid. Sebaliknya, menjadi amil yang buruk, selain menghambat hak-hak mustahik, bukan tak mungkin pula mereka akan terlaknat, dianggap berkhianat dan tak amanah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image