Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yusra

Agar Pembelajaran Diferensiasi Kurikulum Merdeka Tercapai, Perhatikan Hal Ini

Guru Menulis | 2023-08-06 13:57:06
Lokasi Foto/SMPN 2 Banda Aceh

Sunnatullah! Setiap anak memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang lain. Keunikan tersebut terdapat pada bakat yang dimiliki oleh mereka. Dengan demikian memungkinkan setiap anak memiliki bakat yang berbeda pula.

Di dalam lingkungan sekolah kita sering mendapati siswa yang mampu mengerjakan banyak hal dan bisa belajar dengan ragam cara. Mereka adalah anak-anak yang memiliki bakat terpendam, namun tidak diasah dengan baik.

Siswa-siswa tersebut secara motorik sangat aktif bergerak, mampu membangun kerjasama, dan komunikatif dalam lingkungan mereka.

Secara bakat, mereka ada yang mampu bernyanyi, mempelajari hal-hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang kuat terhadap hal-hal yang menarik perhatiannya.

Namun bakat yang potensial itu terkadang tidak berkembang atau dapat berubah menjadi keunikan mereka disebabkan kurang diasah dan tidak mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan diri. Padahal itu merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

Guna menghasilkan siswa-siswa yang sesuai dengan pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat, maka perlu melakukan pendekatan pembelajaran diferensiasi.

Tetapi mungkinkah pembelajaran diferensiasi itu dilakukan dengan kondisi dunia pendidikan kita saat ini? Akankah mencapai hasil seperti yang diharapkan?

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga tidak diberi perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran.


Pembelajaran berdiferensiasi adalah cara atau upaya yang dilakukan guru untuk memenuhi kebutuhan dan harapan murid. Hal ini sejalan dengan pendapat Tomlinson (2000), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut.

Tomlinson menekankan kunci keberhasilan pembelajaran diferensiasi terletak pada aspek proses yang disesuaikan dengan kebutuhan murid atau siswa. Dengan kata lain diferensiasi proses akan menentukan diferensiasi hasil.

Namun untuk mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi tentu saja tidak serta merta mudah dilakukan. Pendekatan pembelajaran diferensiasi membutuhkan banyak sumber daya, proses yang berbeda, dan penerapan strategi yang tepat pula.

Sumber daya yang dibutuhkan diantaranya asesmen atau hasil pemetaan potensi dan karekteristik setiap siswa (profil siswa), sumberdaya manusia yang berkualitas seperti guru-guru yang berkompeten pada bidang pelajarannya, metode belajar yang digunakan menyesuaikan dengan profil setiap siswa, infrastuktur sarana dan prasarana baik perangkat keras maupun perangkat lunak sebagai penunjang untuk agar menghasilkan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan.

Sumberdaya lainnya yang tak kalah penting dan dibutuhkan adalah kebijakan pemerintah, kapasitas manajemen sekolah, pengawas sekolah, orang tua wali siswa, buku/literatur atau sumber belajar lainnya, laboratorium, dukungan anggaran, memiliki visi yang jelas dan terukur, serta soliditas seluruh komponen yang terlibat.

Jika semua variabel tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dan kondisi baik, maka pembelajaran diferensiasi dapat dilaksanakan secara menyeluruh, meskipun berlangsung secara bertahap di setiap unit pendidikan. Sebaliknya, bila hanya memiliki semangat untuk melaksanakan kurikulum semata, maka pembelajaran diferensiasi memungkinkan terlaksana secara parsial dengan hasil yang tidak begitu menggembirakan, karena outputnya tidak tercapai.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image