Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahid Hermansyah

Peran Guru dalam Sebuah Pendidikan

Edukasi | 2023-08-06 03:04:09
Foto by : goggle

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru, nama mu akan selalu hidup dalam sanubari ku, semua baktimu akan ku ukhir di dalam hatiku, sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdian mu, engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau Laksana embun penyejuk dalam kahausan engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa.

Guru, guru adalah seorang pengajar di sekolah baik itu negeri ataupun swasta yang memiliki latar pendidikan formal minimal berstatus sarjana, yang kita tahu bahwa tugas seorang guru adalah mencerdaskan anak bangsa, tanpa ada guru kita tidak mungkin menjadi seseorang yang hebat. berkat ilmu yang guru berikan kepada kita, kita kelak akan menjadi orang yang hebat bahkan bisa melebihi guru kita sendiri.

Bahkan pada saat Jepang mengalami kekalahan kepada Amerika Serikat. Kaisar Hirohito pernah bertanya Berapa jumlah guru yang tersisa?” Kata-kata ini berasal dari mulut Kaisar Hirohito sebagai respon pertama yang Ia keluarkan setelah mendengar berita luluh lantaknya Hiroshima dan Nagasaki. Dua kota di Jepang itu hancur karena bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di penghujung Perang Dunia II. Kehancuran dua kota itu pula yang menjadi alasan Kaisar Jepang menyelamatkan guru setelah Perang Dunia 2.

Peran guru sangat penting di dunia ini, bahkan saat Jepang sedang terpuruknya dua kota mereka telah di bom oleh Amerika Serikat, lambat laun mereka bisa membangun negaranya menjadi negara maju yang kita ketahui hingga saat ini. Jepang menjadi negara industri yang maju di peringkat 3 dunia dalam perindustrian.

Maka dari itu perang guru sangatlah patut kita hormati, seperti halnya K.H Ahmad Dahlan Bagi Ahmad Dahlan, pendidikan tidak hanya sekadar alat untuk mencetak sumber daya yang terampil dan menyiapkan masa depan mereka dalam kehidupan dunia sebagaimana tujuan pendidikan Belanda/Barat. Lebih dari itu, pendidikan merupakan alat untuk dakwah amar makruf nahi munkar. Tujuan pendidikan tidak hanya berdimensi duniawi, tapi mencakup dimensi ukhrawi.

Tetapi rasa rasanya pada saat ini guru yang ada di Indonesia sangat lah tidak dihargai oleh para siswanya, mirisnya lagi ada seorang guru yang matanya di ketapel oleh orang tua murid yang tidak terima anaknya dihukum, dengan kejadian seperti itu sang guru mengalami kebutaan dari satu bola matanya. Yang perlu kita ketahui seorang guru tidak akan menghukum muridnya jikalau murid itu tidak melakukan kesalahan.

Profesi guru itu sangatlah mulia, meraka mengajarkan murid-muridnya dari yang tidak bisa menjadi bisa, dengan penuh kesabaran yang ia ajarkan mereka berharap kita kelah akan menjadi seorang yang berhasil meraih cita-cita kita di kemudian hari. Tanpa guru kita tidak akan mengetahui tentang Ilmu-ilmu, contoh ilmu pengetahuan alam, matematika dan sebagainya.

tanpa mereka kita tidak akan menjadi orang yang hebat, tanpa adanya seorang guru negara ini tidak akan pernah menjadi negara yang maju, Maka dari itu kehadiran seorang guru di dunia ini untuk mencerdaskan dan mencerahkan anak bangsa, seperti halnya amal usaha Muhammadiyah Yang mempunyai sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini baik itu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan universitas.

Agar tujuannya menjadikan anak bangsa sebagai pemimpin-pemimpin hebat dikemudian hari dengan berlandaskan ukhuwah islam yang sebenar-benarnya. Murid yang hebat sudah pasti dari guru yang hebat, guru yang hebat belum tentu menghasilkan murid yang hebat.

Syahid Hermansyah

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image