Langkah-Langkah Efektif Mengatasi Rendahnya Minat Baca Mahasiswa
Pendidikan dan Literasi | 2023-07-31 12:14:22Permasalahan pokok mengenai minat baca mahasiswa yang rendah pada umumnya dapat dibagi lagi menjadi masalah-masalah kecil yang saling berkaitan, yaitu diantaranya sebagai berikut :
1) Masalah minat baca mahasiswa tergolong dalam kategori rendah secara umum.
2) Masalah sedikitnya mahasiswa yang mau membaca buku atau berkunjung ke perpustakaan saat memiliki waktu luang.
3) Masalah kurangnya minat mahasiswa untuk membaca teks ilmiah karena desain dan layoutnya yang dirasa kurang menarik.
4) Masalah intensitas waktu yang digunakan mahasiswa untuk membaca sangat sedikit, yaitu hanya kurang dari 1 jam tiap harinya.
5) Masalah kebiasaan dan kegemaran membaca mahasiswa yang masih rendah karena faktor penghambat yang berasal dari dalam diri mahasiswa tersebut.
Adapun, solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas dapat dicari berdasarkan masing-masing poin masalah yang telah ditemukan. Solusi yang diberikan juga akan berbeda tergantung dari jenis masalahnya, yaitu sebagai berikut :
1. Poin permasalahan pertama, yaitu minat baca mahasiswa yang memasuki kategori rendah secara umum.
Solusi yang dapat diberikan dalam mengatasi masalah dalam poin ini ialah perlunya strategi yang baik dan kontribusi dari berbagai pihak kampus termasuk pihak fakultas untuk menciptakan lingkungan kampus yang dapat memberi ruang dan motivasi untuk melakukan aktivitas membaca.
Diperlukan kebijakan dan langkah yang efektif dalam rangka memotivasi tumbuhnya minat baca di kalangan mahasiswa. Lingkungan kampus haruslah menanamkan kegiatan membaca sebagai kegiatan sehari-hari yang harus dilakukan dan menjadikannya sebagai kebutuhan pokok para mahasiswa seperti makan dan minum.
Lingkungan kampus harus benar-benar menjadi lingkungan yang terpelajar, dengan dipenuhi para cendikiawan yang dapat membangkitkan motivasi membaca pada tiap mahasiswa hingga minat membaca para mahasiswa tersebut menunjukkan peningkatan secara signifikan.
Contohnya, pihak kampus dapat melestarikan kegiatan literasi dengan dilaksanakannya kegiatan membaca di tiap hari-hari dan jam yang telah ditentukan dan harus dilakukan tiap-tiap mahasiswa tanpa terkecuali. Setelah membaca, mahasiswa diharuskan mengisi catatan hasil membaca. Dengan begitu, budaya membaca dengan perlahan akan tumbuh dan mengakar di dalam diri semua mahasiswa.
2. Poin permasalahan kedua, yaitu sedikitnya mahasiswa yang mau membaca buku atau berkunjung ke perpustakaan saat memiliki waktu luang.
Solusi yang dapat diberikan dalam mengatasi masalah dalam poin ini ialah dengan melakukan perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana yang baik dalam perpustakaan. Dengan tersedianya fasilitas yang lengkap, buku-buku yang juga lengkap, perpustakaan yang bersih, aman dan kondusif tentunya dapat menciptakan rasa kenyamanan untuk beraktivitas khususnya dalam melakukan kegiatan membaca di perpustakaan tersebut.
Kelengkapan fasilitas dan kenyamanan dapat mendorong seseorang untuk lebih sering mengunjungi perpustakaan dan termotivasi untuk melakukan aktivitas pengembangan minat baca di sana.
3. Poin permasalahan ketiga, yaitu kurangnya minat mahasiswa untuk membaca teks ilmiah karena desain dan layoutnya yang dirasa kurang menarik. Mahasiswa justru lebih memilih membaca buku-buku popular.
Solusi yang dapat diberikan dalam mengatasi masalah dalam poin ini ialah dilakukannya inovasi dan pengembangan dalam desain teks-teks dan buku-buku ilmiah agar dapat menarik minat mahasiswa untuk membacanya.
Di era yang serba digital saat ini, bukanlah suatu hal yang sulit untuk mendapatkan ide-ide kreatif untuk desain dan layout teks dan buku ilmiah yang lebih modern dan terkesan tidak membosankan untuk dibaca dan dipahami lebih dalam.
4. Poin permasalahan keempat, yaitu intensitas waktu yang digunakan mahasiswa untuk membaca sangat sedikit, yaitu hanya kurang dari 1 jam tiap harinya. Bahkan ada juga yang tidak pernah membaca buku kecuali saat akan menghadapi ujian.
Solusi yang dapat diberikan dalam mengatasi masalah dalam poin ini ialah pemberian tugas atau penugasan pada mata kuliah oleh dosen. Dengan adanya tugas, mau tidak mau mahasiswa akan membaca buku-buku untuk mendapatkan informasi yang berguna dalam mengerjakan tugas.
Sehingga, mahasiswa akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk membaca dan mahasiswa tidak akan membaca hanya ketika ujian datang saja. Pemberian tugas juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu mengenai suatu hal sehingga akan terbentuk karakter yang selalu ingin tahu tentang apa saja yang bermanfaat bagi kehidupan.
Tampubolon menjelaskan bahwa melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh (dalam Viora, 2017).
5. Poin permasalahan kelima, yaitu kebiasaan dan kegemaran membaca mahasiswa yang masih rendah karena faktor penghambat yang berasal dari dalam diri mahasiswa tersebut.
Solusi yang dapat diberikan dalam mengatasi masalah dalam poin ini ialah dilakukannya sosialisasi dan pemahaman lebih mendalam kepada para mahasiswa bahwa kegiatan membaca selama berada di bangku kuliah adalah wajib hukumnya demi kesuksesan mengikuti sesi perkuliahan. Karena, untuk menunjang pengembangan daya nalarnya, selama berlangsungnya perkuliahan, mahasiswa pastinya akan diberikan tugas praktik menulis ilmiah yang harus didukung oleh referensi yang memadai.
Agar mahasiswa dapat menemukan referensi yang baik, relevan dan kredibel, maka mahasiswa perlu membaca bahan-bahan rujukan secara kritis. Selama kuliah, para mahasiswa harus membaca tulisan/artikel ilmiah, tulisan/artikel populer, dan buku ilmiah serta bahan-bahan yang tersaji dalam internet untuk mengerjakan tugas dan untuk kepentingan akademis lainnya.
Semakin tinggi tingkat kesadaran mahasiswa akan pentingnya kegiatan membaca, maka diharapkan kegemaran mahasiswa untuk membaca akan meningkat dan mahasiswa dapat menumbuhkan kebiasaan untuk membaca.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.