Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andini Rizky

TR Inspirasi: Kisah Tok Badar, Pendiri Taman Baca Gratis di Titi Gantung Medan

Lainnnya | 2023-07-30 23:56:26
(Poster Teropong Inspirasi (TR-Inspirasi) edisi Maret 2022. Sumber : Yt. Teropong Online)

Teropong Inspirasi yang selanjutnya disebut dengan TR Inspirasi, merupakan salah satu Program Kerja Divisi Multimedia UKM-LPM Teropong yang baru pada kepengurusan ini. TR Inspirasi berisi mengenai kisah seseorang atau tokoh-tokoh yang menginspirasi khususnya di Kota Medan.

Salah satu kisah tokoh yang menginspirasi ialah Tok Badar. Darma Ginting yang akrab disapa Tok Badar merupakan seorang pendiri taman baca gratis yang berlokasi di Titi Gantung kota Medan. Lelaki yang berumur 68 tahun memiliki semangat serta rasa kepedulian yang tinggi terhadap generasi bangsa. Meski ia tidak memiliki sosok tenar dan memiliki jabatan tinggi di Kota Medan, tetapi dengan kepeduliannya terhadap keadaan kota ini terkhusus dalam bidang Pendidikan membuat namanya cukup tersohor. Tok Badar membuktikannya dengan mendirikan taman baca gratis tepat di bawah kaki Titi Gantung Medan.

Taman baca gratis dan sederhana yang dirinya bangun pada 13 Mei 2019 silam bertepatan pada hari kelahirannya. Ia mengaku mendirikan taman baca ini bukan untuk mengharapkan apapun, melainkan hanya sekedar menyenangkan dirinya sendiri dan orang lain. Berdirinya taman baca gratis ia lakukan demi menyelamatkan anak bangsa dari kebodohan.

Saat diwawancarai oleh Kru Teropong, Pria pensiunan Dinas Perhubungan ini menceritakan awal mula sebelum mendirikan taman baca gratis tersebut. Saat masih kecil ia membantu orang lain menjual buku dengan memikul buku di bahu dan diupahi oleh pedagang buku.

“Kampung saya dulu disini, jadi waktu masih anak-anak saya udah bantu –bantu orang jualan buku. Saya bukan gini posisinya, dulu main angkat. Angkat, sorong, bawa pulang. Jadi diupahupah oranglah,” ujarnya saat diwawancarai.

Ia juga menceritakan kendala yang dialami semasa berada di Titi Gantung. Salah satunya penggusuran yang tak terhitung berulang kali dirasakan. Digusur, mendirikan lagi, digusur dan mendirikan taman baca ini terus menurus. Banyaknya kendala yang dialaminya justru tak membuat semangatnya luntur untuk tetap terus membuka taman baca gratis.

Ironisnya, melihat minat baca yang sangat memprihatinkan, dengan teknologi yang semakin modern melalui gadget memudahkan dalam mencari informasi serta fakta yang beredar. Sayangnya informasi yang mereka dapatkan juga bukan berasal dari media yang bisa dipercaya, melainkan dari media sosial yang lebih banyak dipenuhi oleh opini, bukan fakta. Bahkan sebaliknya, mereka malah percaya dengan portal-portal fake news dan akun-akun penyebar hoax itu.

Menyikapi hal tesebut beliau memiliki harapan penuh kepada anak-anak bangsa untuk memperbanyak minat membaca buku daripada bermain gadget terlalu lama. Dengan segala keterbatasan, Tok Badar terus berjalan menopang pilar pendidikan untuk anak-anak bangsa. Dalam kisah Tok Badar memberikan banyak pelajaran, bukan hanya tentang sebuah perjuangan dan keikhlasan tetapi juga tentang sebuah pengorbanan.

Lain halnya dengan sosok W.S. Kusumah yang juga akrab disapa Kusumah, lelaki pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AU) dan juga seorang veteran pembela Timor Timor Tahun 1975 hingga 1977 saat ini berusia 76 tahun. Beliau merupakan seorang pembela yang bergabung saat usia sudah memasuki kepala lima. Kepeduliannya terhadap masa depan bangsa Indonesia membuatnya tak memandang usia saat mengabdi menjadi veteran pembela.

Beliau menceritakan lika likunya saat membela bangsa Indonesia, merelakan masa tua hingga kehilangan sosok teman baik pun sudah dirasakannya. Saat ini beliau menjabat sebagai Wakil Ketua DPC Veteran Medan. Ia menjadi bagian dari fasilitas Angkatan Darat yang berada di kawasan Kota Medan.

“Veteran pembela itu yang termasuk yang mengikuti perjuangan merebut pemerintahan luar negeri, contohnya veteran trikora, itu pembebasan Irian Barat pada tahun 1962. Dilanjut untuk yang kedua kalinya veteran dwikora, veteran dwikora merebut Malaysia dengan Indonesia pada tahun 1964. Dan veteran seroja veteran yang membela semua pejuang 1945,” jelasnya.

Menginjak usia 50 tahun beliau berjuang membela Negara Indonesia. Bicara soal perjuangan, berbagai rintangan telah dilewati mulai dari teman seperjuangan yang menjadi korban ditembak, dipenggal hingga meninggal dunia telah dilaluinya selama menjadi veteran pembela negara. Masih jelas tergambar dipikirannya, saat masa pembelaan Timor-timor hingga Kusumah meneteskan air mata mengingat betapa kejam dan kerasnya perjuangan beliau bersama rekanrekannya demi membela Negara ini.

Kusumah berharap untuk generasi penerus supaya Indonesia dapat maju lagi dari sekarang dan lebih makmur. Baginya usia bukan pengahalang untuk membela negara ini, sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya kita teruskan perjuangan para pejuang yang membela negara republik Indonesia dan menjadi tugas kita untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia saat ini, hingga nanti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image