Konflik-Konflik yang Sering Terjadi dalam Organisasi atau Perusahaan dan Cara Mengatasinya
Bisnis | 2023-07-29 14:13:37Konflik memiliki arti yaitu terjadinya ketidaksepakatan, kesalahpahaman atau perselisihan di antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok.
Konflik di dalam organisasi tidak hanya terjadi antara bawahan atau pekerja dengan atasan atau pimpinan, melainkan juga pada sesama pekerja atau pegawai. Konflik tersebut dapat terjadi karena beberapa penyebab, yaitu :
1. Ketergantungan
Contoh konflik akibat ketergantungan ialah ketika dua orang pegawai atau dua pihak pekerja memiliki pekerjaan yang saling berhubungan satu sama lain. Hasil dari pekerjaan salah satu pihak akan berpengaruh terhadap pekerjaan pihak lain.
Jadi, ketika salah seorang pegawai tidak dapat menjalankan tugas atau pekerjaannya dengan baik dan hasilnya buruk, maka akan menghambat pekerjaan pihak lain dan terjadilah konflik.
2. Perbedaan tujuan
Sebagai contoh, saat seorang pegawai memberi usulan untuk melaksanakan kegiatan promosi yang lebih gencar tetapi pegawai lainnya merasa hal tersebut tidak diperlukan dan anggaran untuk promosi lebih baik digunakan untuk kegiatan lainnya, seperti untuk kegiatan produksi. Hal ini tentu akan menimbulkan konflik yang disebut juga perbedaan pandangan dan perbedaan pendapat.
3. Dinamika interpersonal
Contohnya, jika dua orang pegawai terlibat konflik karena motivasi yang berbeda dalam pekerjaan, perebutan jabatan yang dianggap strategis atau memang tidak menyukai pribadi satu sama lain karena beberapa hal yang bersifat internal.
Masih banyak lagi penyebab dan tipe-tipe konflik yang terjadi di antara pegawai. Konflik tersebut jika tidak segera ditangani dengan baik, maka akan berdampak buruk terhadap organisasi. Konflik yang terlalu besar dan tidak diselesaikan dengan baik akan menguras energi dan sumber daya organisasi, pencapaian tujuan organisasi pun akan terhambat.
Menurut pendapat saya, pemecahan masalah atau konflik yang terjadi di antara pegawai dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut :
1. Mengatasi konflik ketergantungan
Manajer dapat menerapkan teknik-teknik koordinasi antarpegawai atau antardepartemen sehingga hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dapat terintegrasi dengan baik.
Kerjasama yang baik dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hambatan kerja. Teknik koordinasi yang dapat dilakukan adalah integrasi departemen atau menggunakan hierarki manajerial.
2. Mengatasi konflik perbedaan tujuan
Manajer dapat melakukan banyak cara dalam mengatasi konflik ini, yaitu dengan merubah tujuan yang menjadi konflik dari kedua belah pihak dengan tujuan baru yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bertentangan, melakukan pemungutan suara yang adil untuk memilih salah satu tujuan yang paling tepat, atau manajer juga dapat menjadi penengah dengan cara memfokuskan pihak yang berkonflik pada tujuan utama perusahaan atau tujuan bersama yang dapat membawahi tujuan masing-masing pihak.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah negosiasi, yaitu pihak yang berkonflik dipertemukan dan kemudian berdiskusi untuk menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, kemudian manajer mencari alternatif atau solusi yang tepat.
3. Mengatasi konflik dinamika interpersonal
Manajer dalam hal ini dapat memisahkan pihak-pihak yang terlibat konflik agar tidak berada dalam satu ruangan atau satu tempat kerja, contohnya dengan cara melakukan rotasi pekerjaan dan penugasan sementara.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.