Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ananta Eka Lillah Avianti

Berani Bermimpi untuk Meraih Cita-Cita

Eduaksi | 2023-07-12 09:19:06
Sumber gambar : https://betanews.id/2021/06/perempuan-mimpi-dan-kesuksesan.html

Setiap Manusia yang diciptakan Tuhan Pasti Mempunyai mimpi, angan-angan dan Harapan tersendiri dalam menghadapai kehidupan di dunia ini. Tidak ada manusia yang tidak mempunyai tujuan Hidup. Pasti mereka mempunyai cita-cita impian dan harapan. Kegagalan demi kegagalan pasti akan kita alami, jangan sampai kita menjadi putus asa dan patah semangat.

Menurut saya, impian itu sama dengan mimpi, sehingga terkadang bentuknya terlihat terlalu mustahil dan kekanak-kanakkan. Sementara cita-cita adalah impian yang sedang diusahakan seseorang supaya dapat terwujud. Lalu, apa sih itu cita-cita? Apa pula bedanya mimpi dan impian?

Bermimpi bisa diartikan 'mengalami sesuatu di dalam mimpi' atau 'berkhayal yang bukan-bukan', sedangkan memimpikan diartikan 'mencita-citakan sesuatu yang susah atau tidak mudah dicapai. Jika melihat dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), cita-cita merupakan keinginan kehendak, dan tujuan yang terus ada di dalam pikiran supaya dapat diwujudkan pada kehidupannya.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa cita-cita itu asalnya adalah dari impian masa kecil. Banyak yang akhirnya dapat mewujudkan cita-citanya setelah bermimpi akan sesuatu besar saat mereka masih kecil. Meskipun sebagian lagi, impian masa kecil mereka justru tidak dapat terwujud karena berbagai kendala. Secara tidak langsung, cita-cita dapat berarti sebagai tujuan dan pedoman hidup. Maka dari itu, banyak faktor yang mempengaruhi munculnya cita-cita di pikiran atau benak setiap individu, yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni secara internal dan eksternal.

Seseorang yang memiliki cita – cita dapat berasal atau muncul dari beberapa hal, yakni dari faktor internal dan faktor eksternal. Sumber cita – cita yang berasal dari faktor internal adalah bgaimana keinginan seseorang yang melekat dalam diri masing – masing individu. Maka dari itu, sumber cita-cita tersebut nantinya akan berkaitan dengan keinginan yang melekat di dalam diri masing-masing individu, antara lain: minat, bakat, dan pengalaman. Selain itu, ada juga faktor esternal yang berkaitan dengan interaksi individu dengan lingkungannya, serta bagaimana kemampuannya untuk merespon fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Sumber cita-cita secara eksternal ini terdiri atas dua pembagian, yakni lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar.

Perlu kita ketahui bahwa cita – cita tidak ada yang terlalu besar atau bahkan terlalu kecil untuk diperjuangkan. Cita – cita juga bukan sebagai tolak ukur seseorang, melainkan bergantung pada diri masing – masing atau sebagai acuan seseorang. Maka peran sebagai orang tua seharusnya tetap mendukung impian dan cita – cita anaknya, selama si anak merasa Bahagia dan bertanggung jawab atas cita – cita tersebut. Memiliki mimpi dalam bercita – cita merupakan hal yang sangat penting, karena dapat memberikan semangat hidup, dapat menghindarkan depresi, memberikan motivasi, menjadi lebih poditif, memiliki tujuan hidup, serta mengetahui dan memhami bagaimana arah hidupnya.

Namun, perjalanan untuk menggapai cita-cita tidak semudah membalikkan telapak tangan, jalan berkerikil hambatan dan rintangan harus kita lalui dengan ikhlas dan sabar. Terkadang apa yang kita impikan dan kita hayalkan tidak berjalan dengan apa yang kita harapkan. Mimpi-mimpi dan harapan adalah kunci untuk dimana kita menjalani kehidupan di dunia ini, sebagai manusia ciptaan-NYA kita wajib berdoa dan berusaha, Tawaqal dalam menjalani kehidupan ini.

Jadi, dalam meraih cita – cita kita harus memiliki mimpi dalam hidup. Meskipun pada akhirnya tidak semua mimpi tersebut akan terwujud. Faktor utama dari kegagalan terwujudnya mimpi tersebut merupakan rasa takut ternyata kita tidak layak untuk mengejar mimpi tersebut. Padahal, tidak ada kata salah untuk sebuah mimpi. Mimpi itulah yang membuat hidup seseorang menjadi teratur akhirnya juga tidak terbuang sia-sia tuk kegiatan yang tak bermanfaat. Dalam meraih sebuah cita – cita pasti kita akan berada difase luka dan kegagalan, maka kita harus bangkit. Jika kita sedang berada di fase sakit dan kehilangan. Kita harus yakin bahwa masih banyak orang tulus yang menyayangi kita. Menemani perjuangan kita untuk masa selanjutnya. Selain itu ada fase-fase lain yang di gambarkan seperti fase kecewa dan kegagalan, fase doa dan harapan. Fase kegigihan dan perjuangan serta fase sukses dan kedamaian. Fase tersebut membentuk satu rangkaian rasa yang akan kita alami ketika kita sedang berproses untuk menggapai sebuah impian.

Penulis : Ananta Eka Lillah Avianti

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

Universitas Muhammadiyah Malang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image