Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Melania Weti

Terjebak dalam Kebiasaan Berpikir Berlebihan

Eduaksi | Friday, 07 Jul 2023, 15:40 WIB


RESENSI BUKUJudul : A Guide Book To Be Less Thinking Penulis : Agnes Chin Penerbit : Brilliant Books YogyakartaTahun Terbit : 11 agustus 2022Tebal Buku : xiv + 120 halamanUkuran Buku : 14x20 cmHarga Buku : Rp.53.000,00Presensi : Yunita Melania Weti /404 Manajemen H Universitas Muhammadiyah Malang


A Guide Book To Be Less Thinking Membahas tentang pola pikir dan gaya hidup minimalis.Dilatar belakangi oleh kisah yang beredar di masyarakat,secara khusus,buku ini membantu pembaca untuk Less Thinking dan kemudian melangkah lebih maju dan ringan dalam menjalani hari-hari apapun situasinya.Dengan less thinking,bukan berarti tidak berpikir apapun atau malas berpikir,melainkan bisa memilah-memilah untuk memprioritaskan pikiran pada hal yang penting saja.


TERJEBAK DALAM KEBIASAAN BERPIKIR BERLEBIHAN

Proses manusia untuk menjadi lebih baik terkadang merupakan kesabaran sehingga seringkali mengulangi kesalahan yang sama,tidak juga semua masalah .Pernah merasa seakan-akan semua yang dilakukan salah,atau mungkin merasa diperlakukan tidak adil oleh kehidupan merasa tidak bersyukur atas apa yang sudah kita miliki,seringkali kita merasa sedih bahkan kesal karena dikecewakan.

Terkadang beberapa peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi pada kita secara berturut-turut.Di kala,kita merasa tidak senang dengan diri kita sendiri,tidak puas dengan diri sendiri atau merasa kecil hati dan rendah diri karena kita seakan menjadi orang yang sangat kecil di tengah dunia yang luas.Kita akan berpikir berlebihan ketika kita peduli dengan kata-kata orang yang berlawanan dengan keinginan kita,hal ini biasa disebut dengan overthinking kebiaasan yang sulit untuk dihilangkan Awal dari overthinking yang sering terjadi adalah Kehilangan kendali terhadap pikiran:

Kehilangan kendali akan pikiran kita adalah penyebab utama kita berpikir berlebihan ketika kita kehilangan kendali akan pikiran kita,kita harus menghadapi pikiran negatif yang bisa menyerang siang dan malam.

Terkadang,pikiran-pikiran negatif ini bahkan bersembunyi di alam bawah sadar kita,dan terkadang seperti kabut yang menghalangi pandangan. Kita tidak menciptakan lingkungan yang aman bagi diri kita:

Mungkin tidak mudah mendeteksi atau mengakui jika kita sedang berada dilingkungan yang toxic,entah dalam pertemanan maupun hubungan dengan pasangan,bahkan dengan orangtua atau keluarga.

Setelah berlangsung lama,biasanya kita akan membiasakan diri dengan lingkungan toxic dan sulit untuk keluar tanpa ada dorongan yang kuat.Lingkungan yang toxic membuat kita merasa tidak nyaman dan aman. Pilihan-pilihan yang salah: Banyak dari kita yang sebenarnya ingin berpikir lebih ringan dan menjalani hidup lebih tenang,tetapi merasa tidak bisa atau tidak mampu.Terutama ketika kita melihat orang lain yang nampak bahagia di media sosial.

Misalnya,saat kita melihat orang lain sedang pamer saja membuat kita insecure.Permasalahannya bukan di orang lain,bukan di hidup kita,permasalahan utamanya adalah pilihan kita.Ketika kita merasa selalu ada yang kurang,kita jadi sering berpikir berlebihan mencari tahu apa yang salah dalam diri kita.Kita akan terfokus kekurangan yang kita miliki. Langkah awal untuk menyelesaikan masalah adalah: Menemukan jati diri;,kita harus melalui begitu banyak hal hingga kita adalah Menemukan jati diri bisa menemukan jati diri,di tempat dan waktu yang kita ciptakan sendiri.

Proses menemukan dan kehilangan ini bisa terjadi berulang,namun adanya kesadaran untuk selalu kembali pada diri kita,adalah hal penting yang tidak akan membuat diri kita pergi dalam waktu yang lama.Sesekali tidak apa menjadi orang lain,terkadang kita perlu keluar sejenak dari diri kita,untuk lebih mengenal diri kita sendiri.Lagipula,sejauh apapun kita berusaha,kita tidak akan bisa mengingkari diri kita sendiri,kecuali kita siap menderita.

Mengendalikan diri mulai dari pikiran: Sugesti diri sebagai cara untuk mempengaruhi alam bawah saat kita,salah satu cara ampuh untuk mempengaruhi pikiran dan kebiasaan jelek kita tentang berpikir berlebihan adalah dengan melakukan sugesti diri untuk mempengaruhi alam bawah sadar kita.Jangan pernah berhenti bahagia,bahagialah sekarang: .Berhenti hidup pada bayang-bayang masa lalu yang sudah berlalu,keputusan buruk yang pernah kita ambil sebagai penyebab dari kegagalan kita,justru bisa kita jadikan pelajaran

Kelebihan dari buku ini adalah memeberikan inspirasi dan motivasi,buku ini memandu agar dapat tercapai tujuan hidup atau memecahkan masalah yang di hadapi seseorang.Kemudian membuka pola pikir yang baru,dalam mengatasi masalah dengan solusi yang lebih signifikan.bukan hanya itu buku ini juga menyediakan informasi yang bermanfaat dalam bentuk pengetahuan atau tips praktis.Namun buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu buku ini tidak dapat memberikan gambaran sederhana sehingga menyulitkan pembaca.Kemudian tidak cocok untuk beberapa orang karena setiap orang memiliki kebutuhan situasi dan masalah yang berbeda.

Kesimpulan dari buku ini adalah bahwa overthinking,kecemasan,kegelisahan,atau rasa kehilangan merupakan masalah yang dapat diatasi dengan mempraktikan berbagai strategi dan teknik tertentu seperti meditasi,relaksasi,refleksi diri,perubahan pola pikir,dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.Buku ini juga menekankan pentingnya pengenalan diri menerima kelemahan dan membangun kepercayaan diri serta menunjukan bahwa proses pemulihan dan perubahan membutuhkan waktu kesabaran dan konsistensi.

Dengan memahami dan menerapkan strategi dan teknik yang diajarkan dalam buku ini pembaca dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional mereka,mengenai masalah psikologis yang mengganggu dan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image