Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tasya Salsabila Hendrayudha

De-dolarisasi ASEAN: Langkah dalam Pemenuhan Kepentingan Negara Anggota

Politik | Thursday, 06 Jul 2023, 17:09 WIB
Source: Kabar24

Setahun belakangan ini, istilah mengenai dedolarisasi merupakan topik yang marak dibicarakan oleh masyakarat umum. Pasalnya, banyak negara di dunia yang memutuskan untuk melakukan dedolarisasi. Istilah ini mendapat lebih banyak sorotan ketika organisasi BRICS mengklaim bahwa mereka akan membuat sebuah mata uang baru sebagai salah satu bentuk usaha untuk dedolarisasi yang sudah lama mereka lakukan.

Apa itu Dedolarisasi?

Dedolarisasi adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk mengurangi ketergantungannya terhadap mata uang negara lain. Umumnya, dedolarisasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan negara atau melemahkan dolar AS. Pasalnya, dolar AS menjadi sangat penting di dunia internasional setelah dolar di tetapkan sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional pada Perjanjian Bretton Woods.

Salah satu alasan yang mendorong negara-negara di dunia mulai masif melakukan gerakan ini disebabkan rasa takut kepada Amerika Serikat yang telah me-weaponization dollar and SWIFT. Hal ini sudah terjadi di Rusia saat AS membekukan cadangan devisa dolar AS yang dimiliki negara tersebut.

ASEAN Sepakat Dedolarisasi Dolar AS

Mengutip dari laman ASEAN Briefing, negara anggota ASEAN juga sedang menjalankan usaha untuk mendedolarisasi dolar AS. Usaha ini ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan oleh negara ASEAN untuk menggunakan mata uang lokal sebagai alat trasaksi antar negara anggota. Kesepakatan ini dilakukan saat KTT ASEAN ke-42 berlangsung yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Indonesia.

Bentuk dedolarisasi yang disepakati di pertemuan yang terjadi pada 10-11 Mei 2023 adalah percepatan konektivitas sistem pembayaran regional dan promosi transaksi yang menggunakan local currency transaction (LCT).

Rencana Dedolarisasi

Pada awalnya, negara anggota melalui ASEAN belum memiliki rencana untuk melakukan dedolarisasi terhadap dolar AS. Meskipun begitu, Indonesia, Malaysia, dan Thailand pada tahun 2017 telah melakukan kesepakatan untuk menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) dalam menyelesaikan transaksi perdagangan bilateralnya. Kemudian, pada tahun 2022, Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina sepakat untuk bekerjasama dalam pembayaran lintas batas atau regional payment connectivity. Kerjasama yang dibahas berbarengan dengan kegiatan G20 ini sesuai dengan Master Plan ASEAN Connectivity 2025 yang telah dibuat sejak 2017. Akan tetapi, kerjasama ini juga dapat dibilang sebagai langkah untuk mendedolarisasi dolar karena salah satu substansi dari kerjasama tersebut adalah penggunaan mata uang lokal dalam traksasi yang dilakukan. Lalu, setelah ada kejadian AS yang membekukan dolar. Seluruh anggota ASEAN akhirnya memiliki rencana untuk meningkatkan otonomi moneternya sejak 31 Maret 2023. Hingga akhirnya, dilakukan pertemuan KTT ASEAN di Labuan Bajo, semua negara anggota ASEAN akhirnya melakukan dedolarisasi dengan menggunakan mata uang lokal untuk bertransaksi.

Kepentingan yang Ingin dicapai negara ASEAN

Berikut adalah beberapa alasan yang membuat ASEAN sepakat untuk melakukan dedolarisasi walaupun ada negara anggota yang dianggap belum mampu karena sistem mata uangnya yang masih lemah.

1. Kekhawatiran negara terhadap dinamika dolar AS

Hal ini tidak hanya ditakutkan oleh negara ASEAN saja, tetapi hampir kebanyakan negara di dunia pun takut. Kekhawatiran ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya sudah dijelaskan diatas. Kemudian, keputusan Federal Reserve milik AS yang secara tiba-tiba menaikan suku bunga yang agresif terhadap dolar AS.

2. Peningkatan sistem regional payment connectivity

Konektivitas sudah lama menjadi rencana yang hendak dilakukan oleh ASEAN. Dedolarisasi dengan penggunaan mata uang lokal dapat mempercepat dan memudahkan proses dari rencana ini. Pasalnya, ASEAN hanya perlu melakukan kesepakatan dan diskusi diantara anggota negaranya saja. Sehingga, prosesnya pun tidak akan ribet walaupun harus melewati tantangan. Selain itu, dengan poin ini, UMKM yang berada di kawasan ASEAN akan mendapatkan peluang pasar yang lebih banyak.

3. Peningkatan perdagangan dan keuangan antara anggota ASEAN

Mengutip dari ASEAN Briefing, sangat diharapkan jika perdagangan akan meningkat diantara negara anggota. Hal ini disebabkan karena anggota tidak lagi terhalang untuk menggunakan dolar AS dalam bertransaksi. Kemudian, diharapkan juga keuangan regional lebih terintegrasi, ketahanannya pun semakin kuat, dan memperkuat rantai nilai regional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image