Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yum Roni Askosendra

Hati-Hati Virus Kemunafikan

Agama | Wednesday, 21 Jun 2023, 04:21 WIB
Ilustrasi

Kemunafikan adalah memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan yang ada di dalam hati. Sifat ini berlaku umum, baik dalam urusan agama maupun dunia. Orang munafik adalah salah satu musuh terbesar dalam agama Islam. Ditinjau dari sisi duniawi, kaum munafik adalah orang-orang yang berkhianat terhadap sebuah bangsa, negara, bahkan daerah.

Kemunafikan adalah sifat bermuka dua. Orang yang mempunyai sifat ini tidak mempunyai pendirian. Ia akan beralih dari satu kondisi ke kondisi yang lain berdasarkan hawa nafsu dan keinginan semata.

Eksistensi kaum munafik di tengah kaum muslimin bukanlah hal yang baru. Mereka telah menjadi musuh yang paling licik dan paling jahat sejak kemunculan Islam dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka secara simultan merancang tindakan makar dan kriminal, lalu melakukannya dengan sangat rapi. Allah Ta’ala telah menyebutkan ciri-ciri utama kaum munafik ini secara gamblang dalam 37 ayat Al-Qur`an. Bahkan, ada satu surat dengan nama ‘Al-Munafiquun’. Rasulullah pun banyak menyinggung karakter mereka dalam hadits-haditsnya, sehingga mereka dapat dilihat dengan jelas.

Karena perlawanan antara kebenaran dan kebatilan akan terus berlangsung sampai hari kiamat, maka kita dapat mengidentifikasi orang-orang munafik yang menjadi agen kerusakan tersebut, sejak generasi munafik pertama sampai generasi munafik yang ada sekarang ini, mengingat karakter mereka sama, seakan diwariskan secara turun-temurun.

Allah Ta’ala berfirman mengenai karakter dasar mereka,

“Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.” (QS. Al-Munafiqun: 4)

Sungguh banyak sekali orang yang terpukau dengan gaya pembicaraan mereka, terpengaruh opini mereka, dan tidak sedikit yang mengantri produk sesat mereka. Orang-orang munafik itu telah berhasil menipu masyarakat, dengan cara membungkus kebatilannya dengan jargon perubahan dan perbaikan, seperti Fir’aun yang mengomentari kegiatan dakwah nabi Musa Alaihissalam dengan berkata- sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi. (QS. Al-Mu`min: 26)

Namun, yang membuat kita terkejut adalah jumlah mereka yang bisa dihitung dengan jari. Mereka sangat sedikit sekali. Tetapi, mereka dapat merusak dan mengubah masyarakat yang beradab menjadi masyarakat hedonis, permisif, dan bejat. Begitulah ulah licik orang-orang munafik di setiap komunitas masyarakat. Mereka selalu menunggu saat yang tepat untuk menularkan virus bejatnya. Allah Ta’ala berfirman,

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang ma’ruf.” (QS. At-Taubah: 67)

Mereka juga akan bahu-membahu dalam menyukseskan agenda busuk mereka dan saling mendukung satu sama lain. Sehingga, mereka tahan banting, sabar, dan ulet dalam meracuni masyarakat. Allah Ta’ala berfirman,

“Lalu pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), “Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu.” (QS. Shaad: 6)

Orang-orang munafik, baik laki-laki atau perempuan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi antar mereka. Sehingga tanpa dikomando, opini mereka bersebaran di koran, majalah, radio, dan telivisi secara serentak, saling mendukung dan membela.

Untuk mengindentifikasi kaum munafikin, berikut adalah karakter mereka yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Pertama, malas dalam menjalankan ibadah. Allah Ta’ala berfirman,

Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.” (QS. An-Nisa`: 142)

Kedua, enggan berzikir kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.(QS. An-Nisa`:142)

Ketiga, menghina dan menghujat orang-orang mukmin dan orang-orang yang saleh.

Keempat, menghina dan mengolok-olok ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits. Allah Ta’ala berfirman,

Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.(QS. At-Taubah: 65-66).

Kelima, menghujat kehormatan orang-orang saleh karena iri dan dengki. Allah Ta’ala berfirman,

“Mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.” (QS. Al-Ahzab: 19)

Keenam, tidak mengikuti shalat berjamaah. Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata, “Tiada orang yang meninggalkan shalat berjamaah kecuali seorang munafik yang sangat nyata kemunafikannya.” (HR. Muslim)

Ketujuh, musang berbulu domba. Maksudnya, apa yang tampak jauh berbeda dengan kebusukan yang terdapat dalam hati mereka. Ciri ini berlaku untuk semua hal. Allah Ta’ala berfirman,

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (QS. Al-Munafiqun: 1).

Kita bisa lihat bersama, mereka sering menyerukan tentang kebaikan agama ini dan beusaha untuk melakukan yang terbaik untuk masyarakat, namun dengan jelas juga kita dapat membuktikan kebohongan dari apa yang mereka ucapkan tersebut.

Kedelapan, menggiatkan kemungkaran dan mencegah kebaikan. Allah Ta’ala berfirman,

Mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf.” (QS. At-Taubah: 67)

Perhatikan konsep mereka tentang jilbab, emansipasi wanita, karier dan lain-lain.

Kesembilan, tidak memahami agama Islam. Kebanyakan dari mereka sangat cermat dan teliti dalam urusan dunia. Namun ketika kamu tanya mengenai hukum Islam misalnya mengusap khusf (sepatu atau kaus kaki), maka mereka terdiam. Allah Ta’ala berfirman,

“Tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. (QS. Al-Munafiqun: 7)

Itulah sembilan karakter yang paling menonjol dari tiga puluh karakter yang mereka miliki. Dengan menggunakan barometer satu saja, cukup bagi kita mengenali mereka yang mengobarkan peperangan dan permusuhan dengan Allah Ta’ala dan rasul-Nya. Karena mereka adalah sumber petaka, bencana, dan kerusakan yang merajarela, maka Allah Ta’ala menyediakan tempat yang paling bawah di neraka. Deraan siksaan akan mereka terima jauh lebih pedih, daripada yang diterima orang-orang kafir dan musyrik. Allah Ta’ala berfirman,

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisa`: 145)

Salah seorang ulama salafus shalih berkata, “Seandainya orang-orang munafik itu mempunyai ekor, niscaya kita tidak akan bisa lewat jalanan, karena banyaknya ekor itu.”

Jika ditanya sekarang, tentu di tengah-tengah kaum muslimin jumlah kaum munafikin lebih banyak lagi. Sungguh, Allah Maha Berkuasa terhadap urusan-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image