Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wahyu ikhsani

Perbandingan pendidikan

Sekolah | Tuesday, 20 Jun 2023, 11:40 WIB
Pondok pesantren terbuka gratis Al-Isyraq

Orang Indonesia memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang sistem sekolah asrama Islam. Secara umum, pesantren dianggap sebagai lembaga pendidikan tradisional yang berperan penting dalam membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai agama di masyarakat. Pandangan positif yang umum diungkapkan tentang pesantren meliputi:

1. Meneguhkan nilai-nilai agama: Pesantren dianggap sebagai lembaga yang secara konsisten mendukung dan mengajarkan nilai-nilai agama. Pesantren seringkali menekankan pentingnya ibadah, akhlak dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pembuatan karakter: Pesantren dikatakan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter santri. Melalui kedisiplinan yang ketat ditanamkan nilai-nilai seperti kesederhanaan, keteguhan hati, kemandirian dan kejujuran kepada para santri di pondok pesantren.

3. Perkembangan studi agama: Pesantren seringkali mementingkan kajian agama Islam yang mendalam. Hal ini dinilai penting untuk pemahaman ajaran agama yang baik, termasuk pemahaman Al-Qur'an, Hadits, Fiqh dan tafsir.

4. Kemerdekaan: Pesantren sering menawarkan siswa kesempatan untuk mengembangkan kemandirian mereka. Siswa bertanggung jawab atas kegiatan seharihari mereka sendiri, termasuk kegiatan belajar, kebersihan diri dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Namun, tidak semua pandangan terhadap pesantren bersifat positif. Beberapa pandangan negatif yang muncul antara lain:

Kedekatan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada yang mengkritik pesantren karena kurang memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan di luar bidang agama. Mereka berpendapat bahwa pesantren harus memperluas kurikulumnya agar siswa juga mendapatkan pemahaman penuh tentang ilmu pengetahuan modern.

Kesempatan Kerja Terbatas, beberapa berpendapat bahwa lulusan dalam negeri mungkin memiliki kesempatan kerja yang terbatas di luar lingkungan pesantren. Mereka berpendapat bahwa kurangnya pengetahuan non-agama dapat membuat lulusan enggan mencari pekerjaan di sektor non-agama. Pandangan masyarakat terhadap sistem pendidikan persantren dapat berbeda-beda tergantung dari latar belakang, keyakinan agama dan pengalaman pribadi masing-masing individu. Ketidaksepakatan ini mencerminkan keragaman masyarakat Indonesia dalam hal menghargai berbagai bentuk pendidikan.

Agar pesantren menghasilkan karakter santri yang mampu menjangkau dan memasuki ruang publik dengan dimensi yang lebih besar, beberapa langkah dapat dilakukan:

Meningkatkan kualitas pendidikan, pesantren harus memperkuat program pendidikan yang ada dengan menggabungkan kurikulum agama dengan pendidikan umum yang komprehensif. Ini memberi lulusan pedesaan pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi lebih baik dalam kehidupan publik.

Kembangkan keterampilan komunikasi, masyarakat yang ingin berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Pesantren dapat mengundang lulusan pesantren dalam acara diskusi, pengajian atau organisasi mahasiswa yang berpidato untuk umum. Pelatihan komunikasi seperti berbicara dan literasi media juga dapat menjadi bagian dari kurikulum Pesantren.

Meningkatkan pengetahuan tentang topik terkini, untuk bekerja di sektor publik, pesantren harus mengetahui perkembangan terkini dan memberikan siswa pemahaman menyeluruh tentang masalah ini. Ini termasuk masalah sosial, politik, ekonomi, lingkungan dan lainnya. Pengetahuan yang baik tentang topik ini membantu lulusan pesantren untuk terlibat dalam dialog dan mendorong solusi yang lebih baik.

Mengoptimalkan penggunaan media dan teknologi, pesantren dapat menggunakan media sosial, website, dan platform digital lainnya untuk memperluas jangkauan pesan-pesan keagamaan dan pendidikan yang disampaikan oleh pesantren. Hal ini memungkinkan lulusan pesantren menggunakan media dan teknologi untuk berbagi pengetahuan, ide, dan pengalaman mereka secara lebih luas.

Pengembangan jaringan dan kerja sama, pesantren dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan lain, organisasi masyarakat, dan instansi pemerintah untuk memperluas kegiatannya. Melalui kolaborasi ini, pesantren mendapatkan akses ke lebih banyak sumber daya dan peluang untuk terlibat dalam kegiatan berskala lebih besar.

Memberdayakan Alumni Pesantren, pesantren dapat mengikutsertakan lulusannya untuk mendukung dan meningkatkan pesantren. Alumni yang sukses di berbagai bidang bisa menjadi duta pesantren yang bisa mempengaruhi masyarakat. Pesantren dapat menyelenggarakan pertemuan rutin, konferensi atau kegiatan lainnya dengan alumni untuk memperluas jaringan dan kerja sama. Dengan langkah-langkah tersebut, pesantren dapat menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya menghasilkan lulusan yang unggul.

Referensi :

Siswanto.(2015). Desain Mutu Pendidikan Pesantren. STAIN Pamekasan.

Sarwadi dan Dhian Marita Sari.(2009).Manajemen Soft Skill Entrepreneurship Pesantren. AtTurots: Jurnal Pendidikan Islam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image