Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nazwa Azzahra Jaelani

Mengidentifikasi dan Menangani Toxic Relationship

Edukasi | Tuesday, 13 Jun 2023, 21:03 WIB
Ilustrasi toxic relationship (Sumber: dokumen pribadi penulis)

Setiap manusia mempunyai hubungan dengan manusia lain. Seyogianya, hubungan membawa kebahagiaan, dukungan, dan kedekatan emosional antara satu sama lain. Namun, tidak semua hubungan dapat berjalan dengan baik. Terkadang, kita dapat terjerat dalam hubungan yang tidak sehat, merugikan, alias toksik. Toxic relationship atau hubungan toksik dapat merusak kesehatan mental, emosional, juga fisik, dan sering kali sulit diatasi.

Toxic Relationship merujuk pada hubungan antara dua individu atau lebih yang ditandai oleh pola perilaku yang merugikan, tidak sehat, dan tidak seimbang. Hubungan toksik dapat dikenali dengan ciri-ciri: Ketidakseimbangan kekuasaan, Perilaku manipulatif, komunikasi yang buruk, dan kekerasan fisik ataupun emosional. Penting untuk diingat bahwa hubungan toksik dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk hubungan romantis, pertemanan, hubungan keluarga, atau hubungan kerja.

Toxic Relationship memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Pola perilaku negatif, konflik yang berkepanjangan, dan ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan tersebut dapat menyebabkan dampak yang merugikan, baik secara fisik maupun mental. Beberapa dampak merugikan seperti stres, penurunan kepercayaan diri, mengisolasi diri dari lingkungan sosial, kehilangan jati diri, penurunan kesehatan fisik, gangguan emosianal, dan lain-lain.

Mengatasi toxic relationship adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi toxic relationship:

 

  1. Kesadaran dan penerimaan: Mengenali bahwa kita berada dalam hubungan toksik dan menyadari dampak negatifnya terhadap hidup kita.
  2. Evaluasi diri: Refleksikan tentang kontribusi kita dalam hubungan toksik tersebut. Pertanyakan apa yang membuat kita tetap berada dalam hubungan tersebut dan mengapa kita menerima perlakuan tersebut. Evaluasi diri membatu kita memahami pola pikir dan kepercayaan yang mendasari interaksi kita.
  3. Tetapkan batasan yang sehat: Identifikasi apa yang dapat diterima dan apa yang tidak bisa ditoleransi. Komunikasikan batasan ini dengan pasangan, teman, maupun keluarga.
  4. Komunikasi terbuka: Berkomunikasi secara jujur dan terbuka dengan pasangan atau teman dalam hubungan toksik. Sampaikan perasaan dan kekhawatiran dengan tegas tetapi tetap saling menghormati.
  5. Cari dukungan dan jaringan sosial: Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau jaringan sosial yang positif dan berbagi pengalaman kita dengan orang yang dipercaya dapat memberikan perspektif dan dukungan untuk mengatasi hubungan toksik.
  6. Perhatikan kesehatan mental dan emosional: Lakukan aktivitas yang menyenangkan untuk membantu mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan kita secara keseluruhan, seperti olahraga, meditasi, ataupun terapi.
  7. Lakukan perpisahan: Jika hubungan toksik tidak membaik atau terus merugikan, mungkin perlu mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut. Ini bisa menjadi langkah yang sulit, tetapi penting untuk melindungi diri sendiri dan menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. Dalam situasi ini kita dapat meminta bantuan dari profesional seperti terapis atau penasihat.

Mengatasi hubungan toksik membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Penting bagi kita untuk menghormati diri sensiri dan melakukan apa yang terbaik untuk kesehatan dan kebahagiaan kita sendiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image