Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shahnazavira Kanahaya Putri Humairo

Refleksi Ontologi Ilmu terhadap Hubungan Bilateral Australia-India yang Umumkan Kesepakatan Migrasi

Politik | 2023-06-10 15:09:01

Anthony Albanese sebut India sebagai "mitra strategis utama". Foto: Getty Images.

India dan Australia umumkan kesepakatan migrasi di tahun 2023 yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi mereka. Perlu diketahui, kerja sama bilateral yang terjadi antar dua negara tersebut telah berlangsung sejak lama tepatnya pada tahun 1947 setelah India merdeka dari penjajahan Inggris dan pembentukan Federasi Australia. Mulanya, kerja sama yang terjadi memunculkan banyak perbedaan mulai dari budaya, politik, dan ekonomi. Namun seiring berjalannya waktu, hubungan bilateral antara dua negara tersebut semakin berkembang di berbagai bidang di mana kerja sama yang terjadi menunjukkan peningkatan yang relevan pada sekitar tahun 2000-an dengan dibuktikan penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis antara Australia dan India di tahun 2009. Kemudian, yang menjadi pertanyaan sesuai topik yang dibahas adalah apa hubungannya dengan ontologi ilmu?

Sebelum masuk pada relevansi antara kerja sama bilateral Australia-India dengan ontologi, alangkah baiknya jika membahas makna dari ontologi terlebih dulu. Mengutip dari Adib (2015), ontologi diartikan sebagai ilmu yang mengkaji wujud hakikat suatu benda. Dengan kata lain, ontologi berbicara mengenai realitas dan entitas yang sejatinya berusaha untuk memberikan jawaban atas hakikat suatu realitas secara konkret dan kritis. Dalam ontologi ilmu, realitas dapat dilakukan pendekatan melalui dua sudut pandang, yakni kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif mempertanyakan apakah realitas itu tunggal atau jamak, sedangkan kualitatif mempertanyakan apakah suatu realitas memiliki nilai tertentu. Dari dua sudut pandang tersebut, ontologi ingin menekankan pada pentingnya keberadaan realitas dan sesuai atau tidaknya realitas dengan wujud penampakannya.

Relevansi antara kerja sama kedua negara tersebut dengan ontologi ilmu sebenarnya lebih merujuk pada banyak perbedaan yang ada, seperti dari cara pandang tiap negara dan latar belakang yang berbeda. Memang, terdapat perbedaan cara pandang ontologi sehingga implikasinya menuju pada cara pandang yang berbeda juga dalam memahami struktur internasional. Cara pandang tersebut kemudian memengaruhi bagaimana Australia dan India berinteraksi dan mencapai sebuah kesepakatan dalam kerja sama. Meskipun tampak berbeda pada awalnya, ada beberapa keterkaitan antara ontologi ilmu dan hubungan bilateral Australia dan India yang akan dijabarkan pada bagian berikutnya.

Seperti yang disampaikan pada paragraf sebelumnya bahwa ontologi ilmu merujuk pada realitas dan entitas yang ada. Maka, ontologi juga tentu mempelajari dasar-dasar pengetahuan, contohnya mengenai hubungan antar konsep dan struktur pengetahuan. Dalam konteks kerja sama bilateral Australia-India yang menginformasikan kesepakatan migrasi guna untuk mempromosikan mobilitas siswa, peneliti, dan pebisnis dari dua arah, konteks tersebut menunjukkan bahwa Australia dan India saling berbagi pengetahuan dan pemahaman seputar kesepakatan yang mereka kehendaki bersama. Sejatinya, proses menuju kesepakatan migrasi telah berlangsung lama melalui beberapa negosiasi. Bahkan, penduduk Australia bertambah akibat orang India yang bermigrasi ke Australia sejak 2016 sejumlah lebih dari satu juta orang.

Ontologi ilmu juga memberikan manfaat pada kolaborasi yang efisien antara negara-negara. Kolaborasi bilateral antara India dan Australia mampu melibatkan upaya bersama dalam meningkatkan pengembangan ontologi yang lebih baik dalam berbagai bidang, seperti kerja sama Australia-India yang mengalami perkembangan signifikan dari dikeluarkannya kebijakan bersama yaitu kesepakatan migrasi hingga menuju pada pembuatan skema baru dengan sebutan Mobility Arrangement for Talented Early Professionals Scheme (MATES) yang dirancang khusus untuk India. Skema tersebut memperlihatkan interaksi yang terjadi antara Australia dan India terhubung dengan baik. Dengan mengaplikasikan ontologi ilmu yang sesuai, kedua negara tersebut bisa meningkatkan keberhasilan kerja sama mereka.

Kerja sama bilateral antara Australia dan India merupakan salah satu bentuk nyata bahwa ontologi sebagai pilar dari filsafat ilmu mampu digunakan sebagai alat untuk mengkaji interaksi dalam Hubungan Internasional. Ontologi yang mempertanyakan realitas dan entitas yang ada merujuk pada bagaimana kerja sama Australia dan India yang mempunyai latar belakang berbeda dari segi pendidikan, ekonomi, dan budaya berusaha membentuk aliansi. Implikasinya, perbedaan tersebut membentuk suatu entitas yakni kerja sama dengan mengumumkan kesepakatan migrasi untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi. Bahkan, kesepakatan migrasi lah yang membawa interaksi kedua negara tersebut menuju pada dialog mengenai pembuatan skema baru untuk India di mana menunjukkan kolaborasi yang baik antara Australia dan India.

Referensi:

Adib, Mohammad, 2015. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image