Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maula adzka Al ghifari

Pengaruh Pembulian pada Masa SD terhadap Karakteristik Anak

Edukasi | Wednesday, 07 Jun 2023, 15:57 WIB

Fenomena dari pembulian

Selama tiga dekade terakhir, para peneliti telah menemukan intimidasi menjadi ancaman serius bagi perkembangan anak dan potensi penyebab kekerasan di sekolah. Kekerasan di sekolah diduga sebagai bentuk awal dari kekerasan yang terjadi pada remaja dan berujung pada gangguan perilaku yang serius seperti: Perilaku anti-sosial dapat diekspresikan. Sebuah studi oleh Brockenbrough et al. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara bullying dan kekerasan. Pada sekitar 1.000 subjek yang terdiri dari anak-anak kelas 4, 5, dan 6, ditemukan bahwa sepertiga dari subjek yang menjadi korban bullying menunjukkan perilaku agresif.(Rizky Asrul Ananda et al., 2022) Kelompok korban yang agresif lebih cenderung membawa senjata ke sekolah, menggunakan alkohol, dan lebih cenderung berada di sekolah daripada kelompok korban lainnya (tidak agresif), bahkan jika dibandingkan dengan pelaku intimidasi itu sendiri.

Definisi bullying sendiri bullying adalah segala bentuk pemaksaan atau kekerasan yang disengaja.(Hidayati, 2012) Bullying dapat dan terus dilakukan oleh individu atau kelompok dengan kekuatan yang lebih besar atau lebih besar dari yang lain dengan maksud untuk menyakiti.

Apa saja sih jenis-jenis Bullying di masa kini?

Dari berkembangnya zaman membuat macam-macam dari Bullying ini menjadi banyak macamnya. Lalu apa saja sih macam bullying yang harus kita kenali? Berikut adalah macam-macam dari bullying yang perlu kita ketahui :

· Verbal Bullying

Penindasan verbal terjadi ketika seorang penindas mengatakan, menulis, atau mengancam sesuatu yang berbahaya. Perilaku tidak terpuji, termasuk perundungan verbal, meliputi perilaku seperti mengumpat, mengumpat, mengancam, menyakiti, menggoda, atau melontarkan kata-kata yang tidak pantas kepada seseorang.(Kartika et al., 2019)

· Social Bullying

Penindasan sosial juga dikenal sebagai intimidasi relasional, agresi relasional, dan intimidasi emosional. Penindasan sosial juga termasuk dengan sengaja mengabaikan orang lain, bergosip tentang orang lain, mengucilkan orang lain., dan mempermalukan orang lain.(Muntasiroh, 2019)

· Pembulian secara fisik

Perundungan fisik meliputi perilaku yang membahayakan tubuh orang lain. Setiap kontak fisik yang agresif, termasuk kekerasan fisik. Perilaku yang termasuk bullying fisik antara lain adalah memukul, menendang atau meludahi orang lain, sengaja menyandung atau mendorong orang lain, mengambil atau merusak barang milik orang lain dan perilaku yang tidak sopan atau tidak pantas..(Muntasiroh, 2019)

· CyberBullying

Akibat dari berkembangnya zaman, kini pembulian bisa di lakukan tanpa adanya pertemuan secara langsung. Cyberbullying adalah intimidasi atau melecehkan orang lain secara online melalui media sosial, komputer, panggilan telepon, pesan instan, dll. Kegiatan yang termasuk cyberbullying antara lain mengirimkan pesan yang bersifat menghina, mengunggah postingan yang bersifat menghina ke media sosial, membuat komentar yang menyinggung pada postingan orang lain, dan hal tersebut termasuk mengunggah atau mengirimkan informasi tentang korban bullying kepada orang lain. Mengancam atau melecehkan orang lain melalui obrolan atau grup online.(Muntasiroh, 2019)

Karakter dari korban dan pelaku Bullying

Meskipun ada banyak jenis kekerasan, baik korban maupun pelaku bullying memiliki karakteristiknya masing-masing. Ciri khas korban dan pelaku bullying antara lain: Ciri-ciri tertentu yang membuat korban bullying unik adalah perbedaan penampilan dan kebiasaan perilaku sehari-hari. Beberapa korban “dipilih” karena ukuran tubuhnya yang berbeda. Mereka dianggap secara fisik lebih kecil dari kebanyakan anak, lebih tinggi dari kebanyakan anak, atau kelebihan berat badan.(Wulandari, 2017)

Beberapa anak menjadi sasaran bullying karena mereka memiliki latar belakang etnis, kepercayaan, atau budaya yang berbeda dari kebanyakan anak di daerah tersebut. Anak-anak lain menjadi sasaran karena memiliki keterampilan atau bakat khusus. Beberapa anak menjadi korban bullying karena memiliki keterbatasan kemampuan, seperti kesulitan membaca atau berhitung. Ini adalah karakteristik khas dari korban intimidasi eksternal. Selain ciri-ciri eksternal tersebut, ada ciri-ciri internal khusus korban bullying yang seringkali melanggengkannya.(Wulandari, 2017)

Apa sih dampak dan bahaya dari bullying?

Banyak dari oknum guru dan orangtua yang menganggap remeh dari masalah pembulian, sehingga mengesampingkan dampak dan bahayana yang bisa muncul di kemudian hari. Berikut adalah dampak dari bullying :

o Menimbulkan masalah mental

Dampak bullying yang paling umum terjadi pada korban adalah menyebabkan masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).(Hidayati, 2012) Efek bullying terhadap kesehatan mental korban cenderung dirasakan dalam jangka panjang.

o Penurunan Prestasi

Anak-anak yang menjadi korban bullying biasanya mengalami kesulitan berkonsentrasi saat belajar. Korban bullying seringkali menghindari pergi ke sekolah karena ingin menghindari bullying yang dialaminya.(Hidayati, 2012) Jika keadaan ini terus berlanjut, dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik anak.

o Menimbulkan Masalah Kepercayaan Terhadap Oranglain

Masalah kepercayaan membuat sulit untuk mempercayai orang lain. Korban bullying seringkali mengalami gejala ini karena mereka takut akan dianiaya lagi jika mereka mempercayai orang lain.(Hidayati, 2012) Faktanya, korban bullying yang bergumul dengan masalah kepercayaan cenderung menarik diri dan enggan berhubungan dengan orang lain kecuali jika mereka bertindak cepat.

Cara Mengatasi Fenomena Bullying

Menurut Teori Kognitif Sosial Albert Bandura, ini adalah teori yang menekankan gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran manusia terjadi di lingkungan sosial. Dengan mengamati orang lain, orang memperoleh pengetahuan, aturan, keterampilan, strategi, keyakinan, dan sikap. Individu juga mencari model dan contoh untuk memastikan bahwa perilaku yang dimodelkan berguna dan sesuai, dan untuk bertindak berdasarkan keyakinan mereka tentang kemampuan mereka dan hasil perilaku yang diharapkan.(Mathematics, 2016) Maka dari itu berikut adalah cara-cara untuk mengatasi Bullying :

o Pertama, Lingkungan sekolah harus menciptakan kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya terhadap semua peserta sekolah, mulai dari siswa, guru, direktur, staf sekolah, dan diakhiri dengan orang tua. Pada titik ini, program anti-bullying harus disosialisasikan agar semua pihak memahami apa itu bullying dan dampaknya.

o Kedua, kita harus menerapkan sistem atau mekanisme untuk mencegah dan memberantas bullying di sekolah.(Nasir, 2018) Pada tahap ini perlu menjaga lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua anak, mengembangkan kebijakan sekolah dan standar etika sekolah untuk mengurangi bullying, serta merumuskan sistem penanganan korban bullying di setiap sekolah. Dengan bantuan sistem tersebut, anak-anak korban bullying dapat melaporkan kejadian tersebut tanpa rasa takut dan malu, serta dapat menjaga korban bullying.

o Ketiga, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan memperhatikan masalah bullying di sekolah dan berupaya memperkuat kapasitas lembaga untuk menangani masalah ini.(Nasir, 2018) Langkah strategis yang harus dilakukan adalah memasukkan topik ini ke dalam materi pelatihan untuk guru dan mengembangkan program anti-intimidasi di semua sekolah. Dalam beberapa kasus, intimidasi dapat menyebabkan masalah hukum, sehingga melibatkan petugas penegak hukum dalam program pencegahan intimidasi bisa sangat efektif.

Masalah bullying di sekolah menjadi tanggung jawab seluruh staf sekolah dan orang tua siswa. Bullying harus ditanggulangi karena sekolah harus melindungi siswa dari segala bentuk kekerasan dan membangun kesehatan, moral dan karakter manusia Indonesia yang sehat, beradab dan berbudaya. Ini adalah pertanyaan besar yang membutuhkan solusi. Jenis intimidasi perusahaan ini dapat dicegah selama semua orang di agensi tertarik untuk mengubah dan mencegah masalah tersebut. Konseling perilaku adalah aplikasi psikologi perilaku yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati. Ada banyak pendekatan berbeda untuk konseling perilaku. Semua pendekatan yang ada mengarah pada arah dimana guru lebih berperan aktif dalam memecahkan masalah.

Hidayati. (2012). Bullying pada anak: Analisis dan alternatif solusi. Jurnal Insan, 14(1), 41–48. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/artikel 5-14-1.pdf

Kartika, K., Darmayanti, H., & Kurniawati, F. (2019). Fenomena Bullying di Sekolah: Apa dan Bagaimana? Pedagogia, 17(1), 55. https://doi.org/10.17509/pdgia.v17i1.13980

Mathematics, A. (2016). 済無No Title No Title No Title.

Muntasiroh, L. (2019). Jenis-Jenis Bullying Dan Penanganannya Di Sd N Mangonharjo Kota Semarang. Jurnal Sinektik, 2(1), 106. https://doi.org/10.33061/js.v2i1.2983

Nasir, A. (2018). Konseling Behavioral: Solusi Alternatif Mengatasi Bullying Anak Di Sekolah. KONSELING EDUKASI “Journal of Guidance and Counseling,” 2(1). https://doi.org/10.21043/konseling.v2i2.4466

Rizky Asrul Ananda, Mufidatul Inas, & Agung Setyawan. (2022). Pentingnya Pendidikan Karakter pada anak Sekolah Dasar di Era Digital. Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 1(1), 83–88. https://doi.org/10.55606/jpbb.v1i1.836

Wulandari, A. W. (2017). KARAKTERISTIK PELAKU DAN KORBAN BULLYING DI SMA NEGERI 11 SURABAYA CHARACTERISTICS OF THE BULLIES AND THE VICTIMS OF BULLYING AT SENIOR HIGH Abstrak. Jurnal BK UNESA, 7(1), 11. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-unesa/article/view/18977

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image