Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Penyakit Sosial Masa Kini (Salah Obat)

Pendidikan dan Literasi | Wednesday, 07 Jun 2023, 14:13 WIB

J. Sumardianta(2013), dalam pengantar bukunya ‘Guru gokil murid unyu’, berbicara mengenai ‘tomat’. Tomat kali pertama dibawa ke Eropa dari Ame rika oleh para kolonis. Seorang ahli botani berkebangsaan Prancis mengidentifikasi tomat sebagai ‘buah persik serigala’. Beredar kabar bahwa barangsiapa yang memakan tomat, akan kejang, dari mulutnya keluar busa, dan bisa menyebabkan kematian. Para kolonis pertama Eropa di Amerika itu tidak mau menyentuh tomat. Tomat hanya dibudidayakan sebagai tanaman hias di pekarangan mereka. Celakanya, radang gusi merupakan salah satu wabah penyakit berbahaya yang diidap keluarga kolonis. Wabah akibat kekurangan vitamin C, yang banyak terkandung dalam tomat. Obat radang gusi melimpah di pekarangan, tapi mereka mati karena paradigma yang keliru.

Sesat pikir itu baru berubah ketika beredar sebuah informasi baru. Bangsa Italia dan Spanyol mulai mengkonsumsi tomat. Sejak itu, tomat mulai menjadi buah paling populer karena khasiat kesehatan yang diberikan kepada manusia. Dalam dunia pendidikan, masyarakat Indonesia barangkali saat ini pada posisi seperti kolonis Eropa di Amerika yang enggan menyentuh tomat. Padahal pendidikan layaknya tomat, yang mampu menyembuhkan tiga penyakit sosial yang ada di negara kita, yaitu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan peradaban. Bila tubuh kita sakit, supaya tidak mudah sakit maka imunnya harus ditingkatkan yaitu dengan vaksin. Negara kita yang sedang sakit ini sangat memerlukan vaksin sosial yang mampu memberikan dampak perubahan, dan vaksin tersebut dinamakan Pendidikan.

Pendidikan masa kini sudah bukan hanya pemenuhan hak manusia saja, akan tetapi telah sejajar sebagai kebutuhan layaknya kesehatan, keamanan, dll. Dan juga, pendidikan bernilai investasi jangka panjang bagi siapapun yang menginvestasikan dirinya untuk menuntut ilmu, tuntutlah ilmu (pendidikan) sampai ke negeri cina dan kalau perlu sampai ke eropa.

Indonesia yang sedang swamedikasi karena penyakitnya, dapat sembuh melalui pendidikan. Relasi resiprokal antara dunia pendidikan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini, menunjukkan bahwa dunia pendidikan saat ini merupakan gambaran kondisi sesungguhnya di dalam kehidupan masyarakat yang komplek. Kriminalitas, dekadensi moral, kemiskinan, kebodohan, adalah cerminan pendidikan yang ada di negara ini. Ki Hajar dewantoro menomor satukan pusat pendidikan ada pada keluarga (Hetgezin), kemudian Perguruan (De school), dan ketiga Pergerakan pemuda (De jeugdbeweging). Sehingga pendidikan yang paling efektif dimulai dari keluarga. Bila masing-masing anggota masyarakat terkecil di Negara ini yakni keluarga berperan maksimal dalam menutut ilmu oleh anggotanya maka penyakit-penyakit sosial tersebut dapat diminimalisir dan bahkan dihilangkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image