Peran Epistemologi Ilmu dalam Peningkatan Pemahaman Reading Materials Mahasiswa
Eduaksi | 2023-06-07 07:52:45Dalam dunia pendidikan tinggi, pemahaman yang mendalam terhadap bahan bacaan menjadi penting bagi mahasiswa. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tersebut adalah melalui epistemologi ilmu. Epistemologi ilmu merupakan salah satu cabang bidang studi filsafat yang membahas asal-usul, sifat, dan batasan pengetahuan. Secara etimologis, epistemologi berasal dari dua kata dalam bahasa yunani, yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu.
Secara harfiah, epistemologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas mengenai cara memperoleh, hakikat, sifat, dan sumber pengetahuan. Menurut Williams dan May (1996: 205), epistemologi ilmu melibatkan pertanyaan tentang apa yang dapat diketahui, bagaimana pengetahuan itu diperoleh, dan sejauh mana pengetahuan itu dapat diandalkan. Metode, teknik, atau prosedur untuk memperoleh ilmu dibagi menjadi dua, yaitu melalui metode ilmiah dan non-ilmiah (Abid 2010: 74).
Dalam konteks studi Hubungan Internasional (HI), pemahaman yang mendalam tentang epistemologi ilmu dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan menganalisis bahan bacaan dengan perspektif yang lebih kritis dan reflektif. Selain itu, epistemologi ilmu membantu mahasiswa untuk memahami bagaimana pengetahuan dalam disiplin ini dibangun, dipertahankan, dan diuji. Artikel ini akan mengeksplorasi peran penting epistemologi ilmu dalam meningkatkan pemahaman reading materials mahasiswa terutama mahasiswa HI.
Penting bagi mahasiswa untuk menghindari logical fallacy atau kesalahan logika dalam membaca reading materials. Logical fallacy dapat menghalangi pemahaman yang akurat dan kritis terhadap bahan bacaan. Sebagai contoh, pemahaman yang salah tentang hubungan sebab-akibat dalam HI dapat mengarah pada kesalahan penafsiran data dan konklusi yang tidak valid. Williams dan May (1996) menjelaskan bahwa kesalahan logika dapat terjadi saat seseorang membuat asumsi yang tidak didukung oleh bukti atau mengabaikan faktor-faktor yang relevan dalam penalaran. Oleh karena itu, pemahaman epistemologi ilmu membantu mahasiswa untuk menghindari kesalahan logika dan melihat bahan bacaan dengan pandangan yang lebih kritis.
Pemahaman yang mendalam tentang epistemologi ilmu memberikan tiga manfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap reading materials. Pertama, epistemologi ilmu memungkinkan mahasiswa untuk mengadopsi pendekatan yang lebih kritis terhadap bahan bacaan. Hal ini mencakup kemampuan untuk mengenali asumsi yang mendasari argumen penulis, mengevaluasi kekuatan bukti, dan mempertanyakan sudut pandang yang mungkin tersembunyi. Kedua, pemahaman epistemologi ilmu juga dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan kesadaran terhadap perspektif alternatif dan kerangka berpikir yang berbeda dalam bidang studi yang ditekuni .
Ketiga, pemahaman epistemologi ilmu membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan analisis yang lebih baik. Mahasiswa dapat melihat bagaimana bahan bacaan dibangun secara teoretis dan metodologis, dan bagaimana informasi yang diberikan dapat diterapkan. Misalnya dalam konteks HI, teori dan perspektif dalam HI rawan mengalami salah tafsir sebab banyaknya akademisi yang mengutip dan menginterpretasikannya sesuai dengan sudut pandang masing-masing (Wardhani 2023). Hal tersebut tidaklah salah, bahkan dapat dikatakan mampu menambah khazanah ilmu yang ada. Akan tetapi, hal tersebut akan menyulitkan orang yang benar-benar ingin mengalami teori atau perspektif tersebut. Di sinilah peran epistemologi berada, epistemologi mendorong kemajuan pengetahuan melalui tracing ability dalam mencari sumber asli dari suatu teori sebagai patokan bagi akademisi lain yang hendak membuat tulisan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.