Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nafa Amaliatuzzahra

Filosofi Kebahagiaan Menurut Yunani Kuno

Lainnnya | Monday, 05 Jun 2023, 21:22 WIB
<a target=https://images.app.goo.gl/BcSvBUCXZ71BjMjG9" />
https://images.app.goo.gl/BcSvBUCXZ71BjMjG9

Tak jarang dalam hidup kita merasakan atau menghadapi berbagai kejadian sulit untuk dilewati. Sehingga terkadang menimbulkan rasa keputus asaan, khawatir, sedih sampai pada akhirnya menangis. Biasanya, kesedihan muncul karena adanya rasa kecewa dari sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan. Nah, perasaan seperti ini seharusnya menadaptkan prinsip Stoic.

Apa itu prinsip stoic?

DIlansir dari akun Instargram meaningful.me, Stoicisme adalah salah satu aliran dari filsafat Yunani Kuno yang paling sederhana. Dikutip dari Orion Philosophy, Stoicm merupakan prinsip hidup menyelaraskan diri dengan alam untuk mengarahkan pada kehidupan yang Bahagia. Kebahagiaan ini dapat ditemukan dengan menerima dunia secara apa adanya, sehingga membuat kita bertahan dari rasa sakit akibat keinginan atau ketakutan.

Stoicsm berasal dari bahasa Yunani yaitu “stoikos” yang berarti dari stoa (serambi atau beranda). Yang dimaksud dari hal itu mengacu pada Stoa Poikile atau beranda berlukis yang berada di Athena. Stoism ini diciptakan di Kota Athena, Yunani oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke – 3 sebelum masehi. Filsafat ini di anut oleh beberapa filsuf dari yunani, mulai dari Epictetus yaitu mantan budak, Seneca yaitu politis di era Kaisar Nero, dan juga Marcus Aurelius yaitu seorang kaisar.

Ajaran filosofi stoa ini sangat beragam, tapi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya adalah mengenai perkembangan logika yang terbagi menjadi dua, yaitu retorika dan dialektika. Selain itu, filosofi ini juga membahas mengenai perkembangan fisika dan juga etika yang memuat teologi dan politik.

Selain itu, stoikisme juga mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini memiliki hikmah dan dapat digunakan sebagai sarana untuk berkembang dan memperkuat karakter.

Filosofi stoikisme juga sering kali dikaitkan dengan konsep “ikigai” dari budaya Jepang, yang berarti tujuan hidup atau alasan untuk hidup.

Para stoik percaya bahwa setiap orang harus memiliki tujuan hidup yang jelas dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat diubah dan di kontrol, serta mengikhlaskan hal-hal yang tidak dapat diubah.

Jika berbicara mengenai kebahagiaan ini erat kaitanya dengan focus kita terhadap hal yang bisa atau tidak bisa kita kendalikan. Sayangnya, kebanyakan orang didunia lebih sering berfokus pada hal – hal diluar kendalinya dibandingkan mengembangkan hal yang dapatt mereka kendalikan. Padahal, kunci untuk menjadi seorang yang memiliki hidup Bahagia, menjadi sosok yang Tangguh, dan juga bijaksana adalah dengan cara memusatkan diri pada hal yang ada dalam Kendali diri kita.

Ada beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mengikuti ajaran stoikisme:

Fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan: Stoikisme menekankan pada pentingnya fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, seperti tindakan dan pikiran kita. Hal-hal di luar kendali kita, seperti cuaca dan tindakan orang lain, sebaiknya tidak diperhatikan terlalu banyak.

Terima keadaan dengan lapang dada: Stoikisme mengajarkan untuk menerima keadaan apa adanya dan tidak berusaha melawan atau memperjuangkannya secara keras. Hal ini membantu untuk mengurangi kecemasan dan stres yang tidak perlu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image