Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fathiyya Defrina Putri

Usia Tubuhmu Apakah Sesuai dengan Usia Hidupmu?

Gaya Hidup | Sunday, 04 Jun 2023, 01:21 WIB
Gambar 1. Ilustrasi Usia Hidup VS Usia Tubuh (Sumber: Canva)

Berbeda dengan usia hidup yang terhitung secara kronologis sejak seseorang dilahirkan, usia tubuh atau usia biologis berfokus pada kondisi kesehatan tubuh. Pada pengukuran usia tubuh (body age), kondisi kesehatan fisik atau organ menjadi indikator sehingga tidak terpaut oleh lamanya waktu keberlangsungan hidup individu. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat memiliki usia tubuh yang lebih tua ataupun lebih muda dari usia hidupnya.

Usia tubuh (body age) tidak boleh disepelekan. Semua orang ingin memiliki tubuh yang sehat bugar. Apalagi bagi yang sudah berumur pastinya tetap ingin fit dan kuat selayaknya anak muda. Begitu juga bagi para pemuda, jangan sampai di umur belianya sudah menjadi “remaja jompo”. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara optimal.

Semakin bertambahnya umur, penuaan sebenarnya tidak dapat dihindari. Namun penuaan fungsi tubuh yang tergolong lebih cepat dari yang seharusnya perlu mendapatkan kesadaran dan perhatian tersendiri. Usia sel-sel yang menentukan bagaimana tubuh kita berfungsi sangat berkaitan erat dalam penentuan usia tubuh (body age). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi organ atau sel tubuh ini, di antaranya stres, bahan kimia yang diserap oleh tubuh baik berasal dari udara maupun konsumsi sehari-hari, serta kurangnya kualitas tidur dan aktivitas fisik. Berbagai faktor tersebut dapat mengakibatkan sel-sel tubuh berusia lebih tua dan selanjutnya bisa saja berdampak pada indikasi suatu penyakit yang berkaitan dengan usia, seperti osteoporosis (pengeroposan tulang) dan demensia (penurunan daya ingat dan cara berpikir).

Untuk mengukur usia tubuh (body age), sayangnya belum ada pengukuran yang akurat secara ilmiah. Namun, kita bisa mendapatkan gambarannya melalui penilaian kondisi, komposisi tubuh, dan gaya hidup. Pada pengujian kondisi fisik, organ jantung sangat dipertimbangkan. Jantung yang sehat dengan kondisi baik adalah bagian besar dari kesehatan secara keseluruhan. Kita dapat menilai performa jantung dengan menghitung denyut nadi. Dalam keadaan normal, jantung berdetak antara 60-100 kali per menit. Jumlah denyut nadi lebih dari 100 kali per menit mengindikasikan bahwa jantung tergolong lemah dan harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, akibatnya usia tubuh dapat berpotensi lebih tua dari usia hidupnya.

Selain pengujian kondisi fisik, pengukuran komposisi tubuh juga esensial dalam memperkirakan usia tubuh (body age). Salah satu cara, yaitu dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). IMT mengukur komposisi tubuh dengan cara membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Angka IMT yang tinggi (di atas 25) mengindikasikan lemak tubuh lebih banyak sehingga rentan terhadap masalah kesehatan yang berkaitan dengan obesitas. Obesitas pada dasarnya diakibatkan penimbunan/penumpukan lemak sehingga memberikan tekanan yang berlebihan pada tulang dan organ. Hal ini menjadi potensi yang signifikan dalam meningkatnya penuaan usia tubuh.

Terakhir adalah penilaian gaya hidup. Gaya hidup ini meliputi pola makan dan kualitas tidur, serta kebiasaan lainnya. Pola makan dikatakan seimbang apabila berhasil membatasi makanan yang digoreng, mengandung gula tinggi, lemak jenuh, ataupun makanan/minuman kaleng. Dianjurkan untuk rutin mengonsumsi karbohidrat kompleks, protein rendah lemak, buah, dan sayur-sayuran. Dengan pola makan yang seimbang, penuaan usia tubuh dapat terkendalikan.

Selain pola makan, kualitas tidur juga memegang peranan penting, terutama tidur malam. Karena saat tidur, tubuh dan pikiran benar-benar sedang beristirahat dan sel-sel tubuh tetap bekerja untuk memulihkan atau memperbaiki diri. Dengan begitu, kurangnya kualitas tidur akan berdampak hilangnya kesempatan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.

Cara yang tepat untuk mencegah cepatnya penuaan sehingga memiliki tubuh awet muda, yaitu menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat, antara lain mengelola stres dengan baik, mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang, istirahat cukup dan berkualitas, aktif bergerak dan rajin berolahraga, serta berhenti melakukan kebiasaan buruk, seperti merokok dan minum minuman alkohol. Apabila gaya hidup sehat seperti ini selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, usia tubuh (body age) kemungkinan besar tidak akan mendahului usia hidup dan menghindarkan kita dari berbagai penyakit.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image