Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ilham Ahmad Kamil

Pekerjaan di Masa Depan yang Terancam Digantikan oleh Kecerdasan Buatan

Teknologi | Saturday, 03 Jun 2023, 11:50 WIB

Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kemajuan teknologi ini memungkinkan implementasi AI dalam berbagai sektor, termasuk dunia kerja. Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan akan menggantikan sejumlah besar pekerjaan manusia. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi peran AI dalam menggantikan pekerjaan di masa depan dan menganalisis dampaknya terhadap masyarakat.

Kecerdasan Buatan adalah bidang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem yang mampu meniru dan melampaui kecerdasan manusia dalam melakukan tugas-tugas tertentu. Dengan bantuan teknik pembelajaran mesin dan pemrosesan bahasa alami, AI mampu melakukan analisis data kompleks, pengambilan keputusan, dan interaksi manusia-mesin. Kecerdasan Buatan telah diterapkan dalam sektor-sektor seperti otomotif, keuangan, pelayanan kesehatan, dan banyak lagi.

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) merujuk pada kemampuan mesin atau komputer untuk meniru dan mengeksekusi tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. AI mencakup berbagai teknik dan pendekatan, termasuk machine learning, deep learning, logika, dan pemrosesan bahasa alami. Secara umum, AI mencoba untuk membuat mesin mampu belajar dari pengalaman (machine learning), menarik kesimpulan logis (logika), memproses informasi dengan cara yang mirip dengan manusia (pemrosesan bahasa alami), dan melakukan tugas yang membutuhkan pemahaman, penalaran, dan pengambilan keputusan (kecerdasan umum).

Pekerjaan yang memiliki pola rutin dan berulang rentan terhadap penggantian oleh AI. Ada banyak jenis pekerjaan yang rentan digantikan oleh kecerdasan buatan (AI) di masa depan. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan yang dapat terpengaruh:

1. Pekerjaan Administratif: Pekerjaan seperti pengolahan data, entri data, pemrosesan dokumen, dan manajemen inventaris dapat digantikan oleh AI yang dapat melakukan tugas-tugas tersebut secara otomatis dan lebih efisien.

2. Pekerjaan Produksi dan Manufaktur: Pekerjaan seperti perakitan, pengangkatan barang, dan pengemasan dapat digantikan oleh robot dan sistem otomatisasi yang dilengkapi dengan AI. Hal ini dapat meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam proses produksi.

3. Pekerjaan Transportasi: Dengan perkembangan mobil otonom dan teknologi transportasi pintar, pekerjaan pengemudi taksi, sopir truk, atau sopir pengiriman dapat digantikan oleh kendaraan yang dikendalikan oleh AI.

4. Pekerjaan Layanan Pelanggan: Pekerjaan di bidang layanan pelanggan, seperti pelayan restoran atau operator call center, dapat digantikan oleh AI yang dapat memberikan respons cepat dan mengatasi permintaan pelanggan.

5. Pekerjaan Keuangan: Tugas-tugas seperti pengolahan transaksi keuangan, analisis risiko, dan manajemen portofolio dapat dilakukan dengan lebih efisien oleh AI dengan algoritma yang canggih.

6. Pekerjaan Penyiaran dan Jurnalisme: AI dapat digunakan untuk menghasilkan berita otomatis berdasarkan data yang dikumpulkan, serta melakukan tugas-tugas seperti transkripsi wawancara atau menghasilkan konten berita dengan kecepatan yang lebih tinggi.

7. Pekerjaan Penyembuhan Medis: Di bidang medis, AI dapat digunakan dalam diagnosis penyakit, analisis data medis, dan bahkan dalam melakukan operasi bedah yang presisi.

8. Pekerjaan Pemerintahan: Beberapa tugas administratif di sektor pemerintahan, seperti pengolahan dokumen atau penanganan aplikasi dan izin, dapat digantikan oleh AI untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi birokrasi.

Perubahan besar dalam pekerjaan manusia yang disebabkan oleh penggantian oleh AI memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang signifikan. Di satu sisi, implementasi kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi dalam berbagai sektor. Hal ini berpotensi membawa manfaat ekonomi yang besar.

Salah satu contoh nyata penurunan kuota pekerjaan yang disebabkan oleh kecerdasan buatan adalah dalam sektor manufaktur dengan adopsi robotika dan otomatisasi. Proses produksi yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja manusia dapat digantikan oleh sistem otomatis yang menggunakan kecerdasan buatan. Contoh yang dapat dikutip adalah industri otomotif. Banyak pabrik mobil di seluruh dunia telah mengadopsi robotika dan otomatisasi dalam garis produksi mereka. Sebagai contoh, Tesla, perusahaan mobil listrik, menggunakan sistem otomatis yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan untuk melakukan tugas seperti penyatuan, pengelasan, dan pemasangan komponen pada mobil mereka. Hal ini mengurangi kebutuhan akan pekerja manusia dalam beberapa tahap produksi.

Namun, di sisi lain, perubahan ini juga menghadirkan tantangan sosial yang harus dihadapi. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah peningkatan pengangguran struktural. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia akan diambil alih oleh AI, dan banyak pekerja yang sebelumnya melakukan pekerjaan tersebut mungkin akan kehilangan mata pencaharian mereka. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi yang lebih besar dan meningkatkan tekanan sosial.

Dalam menghadapi dampak penggantian pekerjaan oleh AI, masyarakat perlu beradaptasi dan mencari solusi yang tepat. Salah satu langkah yang penting adalah pelatihan ulang. Pekerja yang terkena dampak perubahan ini perlu diberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang berkembang.

Selain itu, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Penciptaan pekerjaan dalam bidang-bidang seperti pengembangan dan pemeliharaan AI, desain interaksi manusia-mesin, dan manajemen data dapat membantu meringankan dampak penggantian pekerjaan.

Penggunaan kecerdasan buatan juga menimbulkan pertanyaan etis yang perlu dijawab. Penting untuk memastikan bahwa AI digunakan dengan memperhatikan nilai-nilai manusia, hak asasi manusia, dan privasi individu. Pengumpulan dan penggunaan data pribadi oleh AI harus diatur dengan kebijakan yang ketat untuk melindungi individu dari penyalahgunaan informasi. Keamanan sistem AI juga harus menjadi perhatian utama untuk melindungi dari serangan siber yang dapat mengancam kestabilan dan privasi.

Penggantian pekerjaan manusia oleh kecerdasan buatan adalah fenomena yang tidak dapat dihindari di masa depan. Pekerjaan yang rutin dan berulang memiliki risiko tinggi untuk digantikan oleh AI, yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai sektor. Namun, implikasi sosial dan ekonomi dari penggantian ini harus diperhatikan. Masyarakat harus siap menghadapi perubahan ini melalui pelatihan ulang dan penciptaan pekerjaan baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Selain itu, perlu ditegakkan kebijakan dan prinsip etika yang jelas dalam penggunaan AI untuk melindungi nilai-nilai manusia dan hak-hak individu.

Referensi:

1. Bostrom, N. (2014). Superintelligence: Paths, Dangers, Strategies. Oxford University Press.

2. Brynjolfsson, E., & McAfee, A. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies. W.W. Norton & Company.

3. Ford, M. (2015). Rise of the Robots: Technology and the Threat of a Jobless Future. Basic Books.

4. Russell, S. J., & Norvig, P. (2016). Artificial Intelligence: A Modern Approach. Pearson.

5. Schwab, K. (2017). The Fourth Industrial Revolution. Currency.

6. Arntz, M., Gregory, T., & Zierahn, U. (2016). The Risk of Automation for Jobs in OECD Countries: A Comparative Analysis. OECD Social, Employment and Migration Working Papers, No. 189, OECD Publishing.

7. Frey, C. B., & Osborne, M. A. (2017). The future of employment: How susceptible are jobs to computerization? Technological Forecasting and Social Change, 114, 254-280.

8. Manyika, J., Chui, M., & Miremadi, M. (2017). Where machines could replace humans—and where they can’t . McKinsey Quarterly.

9. Russell, S. J., Norvig, P., Davis, E., & Genesereth, M. (2022). Artificial Intelligence: A Modern Approach (4th Edition). Pearson.

10. Nilsson, N. J. (1998). Artificial Intelligence: A New Synthesis. Morgan Kaufmann.

11. Poole, D. L., Mackworth, A. K., & Goebel, R. (1998). Computational Intelligence: A Logical Approach. Oxford University Press.

12. Luger, G. F., & Stubblefield, W. A. (2004). Artificial Intelligence: Structures and Strategies for Complex Problem Solving (5th Edition). Addison-Wesley.

13. International Federation of Robotics. (2020). World Robotics - Industrial Robots. Diakses pada 23 Mei 2023, dari https://ifr.org/ifr-press-releases/news/world-robotics-industrial-robots-report-2020

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image