Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ANNISA AULIA RAYYANI

Tantangan Literasi di Era Digital

Pendidikan dan Literasi | Friday, 02 Jun 2023, 13:11 WIB

Literasi merupakan kunci utama dalam suatu perkembangan proses seseorang yang mencakup kemampuan membaca, menulis, dan menyerap informasi. Literasi sangat penting dilakukan sedari kecil karena, hal ini sangat berdampak atas potensi seorang individu maupun masyarakat. Begitu pula dengan membaca, membaca adalah salah satu cara untuk memperluas wawasan dan pemahaman seseorang. Semakin banyak buku dan bahan bacaan yang dibaca semakin luas pemahaman seseorang. Namun, faktanya menurut beberapa sumber di media sosial mengatakan tingkat literasi di Indonesia masih rendah, hal ini dapat dibuktikan juga berdasarkan hasil dari salah satu organisasi yang terkenal yaitu United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO, dari total 61 negara di dunia, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi yang rendah. Selanjutnya disusul oleh Thailand dan peringkat terakhir diisi oleh Botswana. Sedangkan Negara Finlandia menduduki peringkat pertama dengan tingkat literasi yang tinggi dengan akurasi mencapai 100 %. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentunya hal ini dapat terjadi, tingkat literasi yang rendah tersebut disebabkan banyak faktor salah satunya, kurangnya minat baca di kalangan remaja. Namun, hal ini dapat kita pecahkan dengan berbagai solusi melalui beberapa pendekatan yang unik diantaranya; menciptakan bahan bacaan yang menarik dan tentunya relevan dengan masyarakat Indonesia, membangun komunitas perpustakaan antar mahasiswa misalnya, dan tentunya memanfaatkan teknologi dan inovasi yang terus berkembang. Dengan pemanfaatan teknologi dapat dilakukan melalui aplikasi dan platform yang bisa dipakai sebagai media pembelajaran seperti e-book maupun audiobook, dengan ini masalah atas keterbatasan aksesibilitas dapat dipecahkan melalui integrasi teknologi dalam upaya meningkatkan literasi agar terlihat lebih menarik. Selain itu juga pentingnya dukungan dari pemerintah setempat dalam mengadakan festival literasi disertai pameran buku. Tidak kalah unik juga dengan salah satu contoh yang saat ini tengah dikembangkan adalah sebuah project yang dilakukan oleh mahasiswa semester 2 Universitas Airlangga pada mata kuliah Logika dan Pemikiran Kritis dalam Pembelajaran Dasar Bersama yang mengusung project bertemakan rumah buku, project tersebut dibuat untuk mengatasi krisisnya Literasi dan minat baca Indonesia. Dalam hal ini rumah buku merupakan sebuah website perpustakaan online yang dapat di akses oleh banyak orang. Dan tentunya tidak dipungut biaya kecuali dengan biaya ongkir pengantaran buku. Beberapa koleksi buku nya pun beragam mulai dari buku mata pelajaran umum, novel dan beberapa komik lainnya. Harapan dari project tersebut adalah dapat memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar surabaya sebagai wadah peminjaman untuk orang yang sedang mengalami kesusahan perekonomian namun ia sangat ingin membaca buku dengan gratis. Tentunya terlepas dari semua ini ketika peningkatan Literasi tidak diupayakan di masa kini, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang akan tetap memiliki tingkat literasi yang rendah serta memiliki rendahnya pengetahuan, daya saing ekonomi dan keterampilan individu. Dengan beberapa dampak tersebut tentunya akan mengakibatkan ketimpangan sosial bagi orang-orang yang memiliki tingkat literasi yang rendah, hingga akhirnya mereka cenderung mengalami kesusahan dalam menghadapi pendidikan dan peluang ekonomi dimasa yang akan datang. Maka penulis dapat menyimpulkan hal terkecil yang berada di dalam kehidupan sering kali kita abaikan, perihal literasi dan minat baca sering diremehkan di beberapa lingkungan, hal ini tentunya membuat bangsa Indonesia di generasi kedepannya akan kesusahan untuk berkompetisi. Untuk itu diperlukan dukungan pemerintah, masyarakat dan individu. Ketika hal tersebut susah dilakukan maka, mulailah membaca buku dari diri sendiri dan hasil yang akan didapatkan akan kembali untuk diri sendiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image