Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Apatis Sudah Menjadi Lumrah

Lainnnya | 2023-06-02 01:37:12
https://images.app.goo.gl/7c4x8oF3kmwUi1zc8" />
https://images.app.goo.gl/7c4x8oF3kmwUi1zc8

Ketertarikan tiap individu memang beragam. Tidak semua orang dapat mengikuti dan berada pada arus ketertarikan yang sama. Contohnya saja kita sebagai mahasiswa. Jika kehidupan mahasiswa ini diibaratkan sebagai arus dan kami semua penghuni perguruan tinggi adalah ikan, maka mahasiswa harus melawan arus agar tetap bertahan hidup. Namun pada kenyataannya, hanya ikan mati saja yang terseret arus. Diombang-ambingkan oleh air yang entah itu nanti sang ikan berlabuh di laut penuh sampah atau lautan yang indah. Kini pilihan hanya ada dua, yaitu mengikuti arus atau mati terombang-ambing tenggelam oleh laut keapatisan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Apatis berarti acuh tidak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh dengan lingkungan sekitar. Dari lansiran https://www.its.ac.id/news/2016/11/29/apatis-menyapa-apa-kabar-idealis/ Mahasiswa apatis ini biasanya mahasiswa akademis, yang senang sekali mengejar indeks prestasi tinggi, ini sih kata mahasiswa idealis tadi, yang katanya mengikuti arus, bukan apatis. Kehidupan mahasiswa seolah-olah terbagi menjadi dua kubu. Kubu mahasiswa idealis yang beranggapan bahwa mahasiswa apatis sebagai mahasiswa yang tidak peka, pragmatis, dan belum menyadari hakikatnya sebagai mahasiswa. Serta kubu mahasiswa apatis yang memiliki anggapan jika idealis sebagai orang-orang yang cari ketenaran dan mengidap penyakit sok pahlawan.

Semua itu hanya perbedaan cara pandang yang menyebabkan dua kubu mahasiswa ini saling bersengketa. Padahal, mahasiswa apatis tentu memiliki alasan mengapa mereka cenderung menghindar dari kegiatan-kegiatan non akademik seperti organisasi. Tuntutan bertahan hidup di daerah perantauan terkadang memaksa sebagian mahasiswa untuk mengesampingkan kehidupan organisasi. Tidak jarang juga mahasiswa memilih untuk mengembangkan potensi dalam dirinya dengan kegiatan yang bukan berbungkus kemahasiswaan. Pet society, parkour, breakdance dan lain-lain adalah bentuk pengembangan diluar kampus. Kira-kira begitulah beberapa pargraf yang dilansir dari media https://www.its.ac.id/news/2016/11/29/apatis-menyapa-apa-kabar-idealis/ .

Sebagai mahasiswa yang notabene adalah manusia dewasa, mahasiswa apatis kia berakar sebab banyak individu yang menghindar dari jamaan politik kampus. Padahal ilmu dari politik yang ada disekitar mereka hanya ilmu terapan yang seharusnya dapat mulai dipelajari dari ilmu murni tanpa harus terjun kedalamnya. Bisa diibaratkan mereka yang apatis ini koruptor, pengusaha yang memonopoli dan sama sekali tidak peduli dengan kehidupan bangsa ini. Hidup menjadi mahasiswa adalah tempat belajar, tempat dimana individu meraup pengalaman sebanyak-banyaknya, serta memupuk kesalahan. Ada sebuah kutipan yang menarik dari Soe Hok Gie. "Ada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus? Tapi aku memilih menjadi manusia yang merdeka". Namun perdebatan antara apatis dan idealis tersebut tidak berjalan sesuai pada keadaan lapangannya karena individu sekarang hanya berpegang pada kepentingan belaka. Bukan memerdekakan diri atau melarikan diri, melainkan memenjarakan diri pada ruangan sempit tak berwawasan tinggi atas toleransi dan kesadaran akan bangsa sendiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image