Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yesika

Pentingnya Membangun Kepercayaan Diri Anak agar tidak Muncul Perasaan Inferioritas

Gaya Hidup | Thursday, 01 Jun 2023, 19:58 WIB
Ilustrasi ketika anak mengalami perasaan inferioritas atau perasaan tidak mampu (sumber: https://pixabay.com/id/photos/anak-sedang-duduk-jeans-di-pintu-1816400/)
Ilustrasi ketika anak mengalami perasaan inferioritas atau perasaan tidak mampu (sumber: https://pixabay.com/id/photos/anak-sedang-duduk-jeans-di-pintu-1816400/)

Anak akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat cepat pada masa bayi dibandingkan dengan usia-usia selanjutnya. Anak pada usia dini terutama usia 0-6 tahun merupakan anak yang berada pada posisi rentan dimana proses pertumbuhan dan perkembangannya masih di perlukan pemantauan, sehingga sangat dibutuhkan stimulasi yang tepat baik itu internal maupun eksternal agar dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.

Anak akan memiliki karkater yang baik ketika anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu pentingnya peran orang tua dalam membantu anak untuk terus berkembang di setiap langkahnya. Anak apabila memiliki hambatan dalam berkembang maka akan sulit untuk mengembangkan potensi diri mereka juga kurang mampu dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan di sekitarnya.

Salah satu tahap penting dalam psikososial anak adalah tahap pra sekolah dimana kepercayaan diri menjadi sangat penting terhadap diri anak. Percaya diri mulai muncul saat ada keinginan untuk mewujudkan diri dengan bertindak sehingga mengharapkan keberhasilan juga diakui oleh orang di sekitar mereka terutama orang tua, oleh karena itu bagaimana ketika anak tidak memiliki kepercayaan diri dan justru muncul perasaan inferioritas?

Apa itu Kepercayaan Diri dan Inferioritas?

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek penting dalam perkembangan seseorang, terutama pada masa anak-anak. Ketika anak memiliki kepercayaan diri yang kuat, mereka akan lebih mampu menghadapi tantangan, mengatasi rasa takut, dan mengembangkan potensi diri secara maksimal.

Namun, jika kepercayaan diri anak terganggu atau rendah, hal ini dapat menghasilkan perasaan inferioritas yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan pendidik untuk membangun kepercayaan diri anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Menurut pandangan Erikson, perasaan inferioritas muncul ketika seseorang merasa tidak mampu memenuhi harapan atau merasa gagal ketika apa yang ingin dicapai oleh anak tidak tercapai. Hal tersebut dibuktikan ketika anak gagal dalam mendapatkan nilai yang baik maka akan timbul perasaan inferioritas atau tidak mampu sehingga cenderung merendahkan diri, yang mengakibatkan turunnya kepercayaan dalam diri anak.

Perasaan inferior yang tinggi dapat membuat anak menjadi tidak percaya sepenuhnya terhadap kemampuannya sendiri, sehingga mengakibatkan interaksi dan wawasan bersama dengan teman-temannya berkurang.

Mengapa Membangun Kepercayaan Diri itu Penting?

Salah satu alasan mengapa membangun kepercayaan diri anak penting adalah karena kepercayaan diri yang kuat akan memberikan pondasi yang kokoh bagi pertumbuhan dan pengembangan anak. Ketika anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi, mereka cenderung memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan percaya bahwa mereka mampu mencapai tujuan yang mereka tetapkan.

Hal ini memberikan motivasi internal yang kuat bagi mereka untuk belajar, mencoba hal-hal baru, dan berani menghadapi tantangan. Dengan demikian, kepercayaan diri yang kuat akan membantu anak mengatasi rasa takut dan ketidakpastian yang mungkin muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, membangun kepercayaan diri anak juga berperan penting dalam membentuk hubungan sosial yang sehat. Anak yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi cenderung lebih mudah dalam berinteraksi dengan orang lain (Sestiani & Muhid, 2022). Mereka merasa nyaman dalam berkomunikasi, berbagi pendapat, dan menjalin persahabatan.

Sebaliknya, anak yang merasa inferior sering kali cenderung menarik diri dari pergaulan atau mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat. Dengan membangun kepercayaan diri anak, kita memberikan mereka kesempatan untuk merasa diterima dan dihargai oleh orang lain, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kepercayaan diri yang kuat juga memainkan peran penting dalam menciptakan rasa kemandirian pada anak. Ketika anak memiliki keyakinan pada kemampuan dan potensi dirinya, mereka akan merasa lebih mampu untuk mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Mereka akan memiliki motivasi internal untuk mencoba hal-hal baru, mengatasi hambatan, dan belajar dari kegagalan. Dalam jangka panjang, hal ini akan membantu anak menjadi individu yang lebih mandiri, memiliki inisiatif, dan memiliki sikap yang positif terhadap tantangan kehidupan.

Bagaimana Cara Membangun Kepercayaan Diri Anak

Pertama, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan dukungan yang konsisten dan positif. Menghargai dan memberikan pujian atasUsaha dan prestasi anak akan membantu membangun kepercayaan diri mereka.

Dengan memberikan pujian yang spesifik dan konstruktif, anak akan merasa dihargai atas usaha dan kemampuannya. Selain itu, penting untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil tanggung jawab dan mengambil keputusan yang sesuai dengan usia mereka. Hal ini akan membantu mereka merasa dihargai dan percaya pada kemampuan diri mereka sendiri.

Selanjutnya, penting untuk memberikan anak kesempatan untuk mencoba hal-hal baru dan mengatasi tantangan. Menghadapi dan berhasil mengatasi rintangan atau hambatan akan memberikan rasa percaya diri yang meningkat. Namun, penting juga untuk mengajarkan anak bagaimana menghadapi kegagalan dengan sikap yang positif. Mengajarkan mereka untuk melihat kegagalan sebagai kesempatan belajar dan memperbaiki diri akan membantu mereka tidak merasa inferior saat menghadapi kegagalan.

Selain itu, penting untuk mendengarkan anak dengan penuh perhatian dan menghormati pendapat mereka. Memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara dan berbagi pikiran mereka akan membantu mereka merasa dihargai dan memiliki nilai dalam komunikasi. Mendukung minat dan hobi anak juga penting, karena hal itu akan membantu mereka merasa terampil dan berbakat dalam bidang yang mereka sukai.

Selanjutnya, penting untuk menciptakan lingkungan yang positif dan aman bagi anak. Menghindari kritik yang berlebihan, menghindari perbandingan dengan anak lain, dan memberikan dorongan yang positif akan membantu membangun kepercayaan diri mereka. Memberikan kesempatan untuk mengambil risiko secara bertahap juga penting, karena hal itu akan membantu anak memperluas batas kemampuan mereka dan memperkuat keyakinan diri.

Di samping itu, pendidikan yang mempromosikan rasa inklusif dan menghargai keragaman juga berperan penting. Ketika anak-anak memahami bahwa setiap orang memiliki keunikan dan potensi yang berbeda, mereka akan lebih cenderung menerima diri mereka sendiri dan orang lain tanpa perasaan inferioritas.

Kesimpulan dari secara keseluruhan yaitu membangun kepercayaan diri anak suatu kebutuhan yang penting dalam perkembangan mereka. Kepercayaan diri yang kuat membantu anak menghadapi tantangan, membangun hubungan sosial yang sehat, dan menjadi individu yang mandiri. Dengan memberikan dukungan, pujian, kesempatan, dan lingkungan yang positif, orang tua dan pendidik dapat berperan penting dalam membangun kepercayaan diri anak-anak agar mereka tumbuh menjadi individu yang percaya pada diri sendiri dan siap menghadapi dunia dengan sikap yang positif dan berani sehingga ketika menghadapi kegagalan tidak timbul perasaan inferioritas atau tidak mampu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image