Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jania Elysia

Artificial Intelligence: Dilema Penggunaan AI dalam Menggantikan Peran Manusia

Teknologi | Tuesday, 30 May 2023, 17:30 WIB
Artificial Intelligence (Sumber gambar: https://www.chitkara.edu.in/blogs/what-is-artificial-intelligence-and-future-scope/)

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence / AI) telah menjadi pusat perhatian dalam dunia teknologi saat ini. Tidak dapat disangkal bahwa AI telah mengubah cara kita hidup dan bekerja. Kemampuannya yang luar biasa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks telah menarik minat banyak orang hingga berbagai sektor seperti bisnis, kesehatan, pendidikan, dan industri kreatif. AI membantu meningkatkan efisiensi dan produkutivitas. Penggunaan AI dalam pekerjaan yang berisiko tinggi, seperti eksplorasi luar angkasa atau penyelamatan dalam situasi darurat, juga dapat mengurangi risiko dan melindungi nyawa manusia.

Dalam bisnis, AI membantu dalam pengelolaan inventari dan memperbaiki pengalaman pelanggan. Dalam industri kreatif seperti film, AI digunakan untuk membuat efek visual yang realistis dan meningkatkan pengalaman menonton. Dalam musik, AI membantu dalam pengembangan alat musik. Dalam game, AI bisa membuat karakter yang cerdas dan menantang, serta membantu dalam pengembangan gameplay yang lebih menarik.

Namun, di balik manfaat dari kemajuan ini, terdapat dilema etis yang muncul: sejauh mana kita seharusnya menggunakan AI untuk menggantikan peran manusia? Apakah kita harus terus melanjutkan tren ini dengan menggantikan manusia dengan AI?

Salah satu keuntungan terbesar dari penggunaan AI adalah efisiensi yang tinggi. AI dapat bekerja tanpa henti dan dengan kecepatan yang jauh melampaui manusia. Mereka tidak lelah, tidak terpengaruh emosi, dan tidak rentan terhadap kesalahan manusia. Namun, ketika kita mulai menggantikan manusia dengan AI, dampaknya terhadap lapangan kerja dan hal lainnya harus dipertimbangkan dengan serius.

Lapangan pekerjaan

Kehilangan pekerjaan manusia adalah salah satu aspek paling kontroversial dalam penggunaan AI. Banyak pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini diambil alih oleh mesin yang cerdas. Ini menciptakan ketidakpastian ekonomi bagi ribuan orang yang kehilangan pekerjaan mereka. Selain itu, masalah ketidaksetaraan sosial juga timbul. Beberapa kelompok masyarakat mungkin tidak memiliki akses ke teknologi AI yang mahal, sehingga mereka tertinggal dan semakin terpinggirkan.

Implikasi etis

Selain itu, perlu juga dipertimbangkan implikasi etis yang muncul. AI mendasarkan keputusan mereka pada data dan algoritma yang dikembangkan oleh manusia. Jika data pelatihan mengandung bias atau ketidakadilan, AI dapat secara tidak sengaja menghasilkan keputusan yang tidak adil atau diskriminatif. Misalnya, dalam proses perekrutan karyawan, AI dapat memperkuat bias gender atau rasial yang ada dalam data pelatihan. Ini mengundang pertanyaan tentang tanggung jawab dan akuntabilitas dalam penggunaan AI.

Dunia pendidikan

Hal lain yang tidak kalah penting adalah dampak dari penggunaan AI pada dunia pendidikan. Akhir-akhir ini, AI yang dapat menggantikan pekerjaan sederhana manusia, misalnya ChatGPT, sedang banyak diperbincangkan, terutama di kalangan pelajar. Kemampuannya untuk mencari jawaban yang akurat dan detail ini banyak dimanfaatkan untuk tugas-tugas sekolah ataupun perkuliahan. Padahal keakuratan jawabannya masih belum terbukti. Banyak penggunanya memanfaatkan produk kecerdasan buatan ini tanpa menggunakan kecerdasannya sendiri. Kemalasan berpikir sangat terdukung dengan keberadaan AI ini. Semakin lama kemalasan berpikir ini akan menuju pada hilangnya kreativitas dan keterampilan berpikir kritis.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Pengaruh buruk dari penggunaan AI itu dapat diatasi dengan menggunakan secara tidak berlebihan. Misalnya dalam menggunakan AI pencari jawaban hanya untuk mencari data dan landasan berpikir, bukan jawaban akhir. Selain itu penggunaan AI yang berlebihan dapat diatasi dengan mengembangkan regulasi untuk penggunaan AI yang adil, aman, dan bertanggung jawab. Regulasi penggunaan AI sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang adil dan bertanggung jawab. Ini juga membantu memastikan bahwa dampak negatif dari AI dapat dikendalikan dan dibatasi.

Sebagai pengguna, kita juga perlu mengubah sudut pandang terhadap AI. Kita bisa melihat AI sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan manusia, bukan untuk menggantikannya. Kita dapat memfokuskan upaya pada pengembangan keterampilan yang lebih kompleks, seperti kreativitas, empati, dan pemecahan masalah yang kompleks.

Kesimpulannya, sambil menghargai manfaat dari penggunaan AI, kita harus mempertimbangkan implikasi sosial, ekonomi, dan etis yang mungkin terjadi. Keseimbangan yang tepat antara kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia perlu dicari dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan dengan keterampilan manusia yang tidak tergantikan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image