FOLLOW  

Apa Saja Faktor yang Menjadi Penyebab Maraknya Kasus Pernikahan Dini Saat ini?

Edukasi | Tuesday, 30 May 2023, 10:08 WIB

Pernikahan merupakan suatu peristiwa penting yang sangat didambakan oleh semua orang, karena pada dasarnya semua orang memiliki hak asasi untuk melanjutkan keturunannya melalui pernikahan ini. Namun, pernikahan tidak hanya didasarkan pada hasrat untuk berhubungan seksual saja melainkan dapat memenuhi segala kesiapan diantaranya kesiapan mental, kesiapan umur, kematangan emosional bahkan kesiapan ekonomi. Dengan kesiapan tersebut, maka pernikahan dapat dilakukan jika sepasang calon suami istri sudah memasuki fase dewasa.

Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2019 batasan usia untuk menikah baik laki-laki maupun perempuan adalah 19 tahun, hal ini bertujuan untuk melindungi kesehatan kedua calon pengantin di usia yang masih muda. Namun usia tersebut masih tergolong usia remaja, yang merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Saat ini masih marak terjadi pernikahan di usia dini disebabkan karena pergaulan bebas, paksaan dari orangtua, rendahnya pendidikan, faktor sosial ekonomi, dan yang paling utama adalah karena rasa keingintahuannya tentang dunia seks. Bahkan tak jarang pernikahan dini yang terjadi disebabkan oleh alasan situasi mendesak, seperti kehamilan, kedua pasangan saling mencintai dan kecemasan kedua orangtua. Di indonesia sendiri pada tahun 2021 ada 59.709 kasus pernikahan dini yang mendapatkan dispensasi pernikahan oleh pengadilan menurut Komnas perempuan di Indonesia.

Faktor yang menjadi pemicu timbulnya keinginan untuk menikah di usia dini yaitu sebagai berikut :

1. Dorongan dari diri sendiri

Mereka beranggapan bahwa dirinya sudah siap dalam memenuhi segala aspek dalam pernikahan, seperti kesiapan fisik dan mentalnya. Tak hanya itu mereka juga merasa dengan pernikahan dini akan mendapat keuntungan dari pernikahan, misalnya terhindar dari fitnah, maksiat dan perbuatan zina.

Keduanya berpikir bahwa mereka saling mencintai bahkan tanpa memandang usia masing-masing dan tanpa memikirkan masalah yang akan dihadapi di masa depan ketika mereka sudah menikah. Apabila masalah tersebut tidak dapat dipecahkan maka pernikahan akan terancam perceraian.

2. Faktor Ekonomi

Tak jarang pernikahan dini juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu, sehingga untuk mengurangi beban orangtua maka anaknya akan dijodohkan dengan seseorang dari keluarga yang lebih mampu. Mereka memiliki alibi yang kuat jika dengan menikah muda akan bisa membantu ekonomi keluarga menjadi lebih baik lagi.

3. Faktor rendahnya pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi pandangan dan penilaiannya terhadap suatu hal. Bagi masyarakat yang pendidikannya masih rendah menikahkan anaknya diusia yang masih muda akan membuat anaknya bahagia dan tidak merasa kesepian di setiap harinya. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat kematangan kepribadian seseorang karena mereka akan lebih bisa menyaring berbagai hal yang dapat mempengaruhi perubahan dalam hidupnya.

Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi dan sex education menjadikan masyarakat tidak memandang pernikahan dini sebagai masalah yang cukup serius. Sebenarnya jika pendidikan masyarakat meningkat dan memikirkan dampak negatif akibat terjadinya pernikahan dini maka kemungkinan angka pernikahan dini saat ini akan bisa berkurang.

4. Tradisi dan Kebudayaan

Seringkali orangtua menikahkan anaknya di usia yang masih muda dengan alasan untuk meningkatkan status sosial keluarga, mempererat hubungan antarkeluarga, dan menjaga garis ketrunan keluarga. Selain itu, banyak juga orangtua yang takut jika anaknya akan disebut tidak laku atau menjadi perawan tua sehingga hal ini dianggap sebagai aib keluarga.

Masa lalu dari orang tua nya sendiri yang menikah di usia muda dan merasa baik-baik saja membuat mereka yakin jika mereka mempunyai anak yang dianggap sudah dewasa karena sudah mengalami menstruasi maka anaknya sudah siap dan harus segera menikah.

5. Faktor Pergaulan Bebas

Kurangnya perhatian dan bimbingan dari kedua orangtua akan membuat seseorang mencari jalan untuk kebahagiaan sendiri, sehingga tak jarang mereka penasaran dengan hal-hal yang belum pernah dijumpai sebelumnya dan tergoda untuk mencobanya. Saat ini dengan berkembangnya teknologi dengan pesat membuat semua orang dapat mengakses segala informasi dengan mudah. Tak jarang informasi yang disajikan juga memuat konten pornografi sehingga bagi remaja itu adalah hal yang baru dan bisa menjadi referensi untuk melakukan tindakan yang ditiru dari informasi tersebut.

Ketika tidak dikontrol dengan baik maka seorang anak bisa menjadi sangat bebas karena mereka beranggapan bahwa tidak akan ada yang peduli kepadanya. Seperti banyaknya kasus pernikahan dini dikarenakan MBA (Marriage By Accident) atau hamil sebelum adanya ikatan suci pernikahan. Ketika hal sudah terjadi maka mau tidak mau solusi yang dipilih adalah menikahkannya tanpa memandang usia.

Itulah beberapa faktor yang menjadi timbulnya keinginan untuk menikah di usia yang muda. Pernikahan dini banyak memberikan dampak yang negatif bagi kedua pasangan terutama kepada wanita karena nanti akan mengalami banyak resiko kesehatan seperti kerusakan organ reproduksi, hamil muda, dan ketidaksanggupan dalam menjalankan fungsi-fungsi reproduksi dengan baik. Dampak lainnya yang juga tak kalah penting yaitu perceraian karena kurangnya kematangan emosional yang nantinya akan berdampak juga kepada anak-anaknya.