Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Izzah Melisa Putri

Bahasa Isyarat tidak Universal

Edukasi | Monday, 29 May 2023, 21:13 WIB

Bahasa Isyarat atau Sign Language adalah bentuk komunikasi yang menggunakan anggota tubuh, seperti gerakan tangan, gerak bibir, bentuk tangan dan ekspreksi wajah. Berbeda dengan bahasa Inggris yang merupakan bahasa universal, Bahasa isyarat memiliki arti dan susunan yang berbeda diseluruh negara. Bahasa isyarat pada dasarnya tidak menggunakan suara atau bunyi dan ucapan manusia. Bagian dari bahasa isyarat yang paling sering digunakan adalah gesture tangan, terutama jari-jari tangan yang disebut dengan finger spelling. Namun, ternyata, bahasa isyarat menggunakan bentuk tangan/simbol yang berbeda-beda tergantung negara penuturnya. Membuat para orang yang ingin mempelajari sign language mengalami hal sulit.

Banyak orang berasumsi bahwa sign language sama di setiap negara, namun realitanya bahkan di negara-negara penutur bahasa Inggris, tidak menggunakan sign language yang sama. Contohnya seperti Amerika Serikat dan Britania Raya atau Inggris serta Australia. Ketiga negara ini sama-sama menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa universal di negara mereka, namun sign language yang digunakan berbeda. Amerika dengan ASL (American Sign Language), Britania Raya dengan BSL (Britani Sign Language) dan Australia yang menggunakan AUSLAN (Australian Sign Language). Perbedaan signfikan bisa dilihat dari finger spelling per-huruf/alphabet yang digunakan.

Perbedaan finger spelling BISINDO dan ASL
Perbedaan finger spelling BISINDO dan ASL

Meskipun sign language tidak universal dan membuat sulit para orang yang ingin mempelajarinya, untuk bisa fasih tahap pertama pembelajaran sign language dibutuhkan 360 jam atau setara 15 hari untuk Latihan basic awal. Dan total 2 hingga 3 tahun untuk fasih sepenuhnya, tergantung seberapa banyak kamu meluangkan waktu untuk latihan. Di Indonesia sendiri, kita menggunakan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) yang telah resmi digunakan melalui Keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Budaya Nomor 0190/P/1994 pada tanggal 1 Agustus 1994, yang menghasilkan Kamus Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) yang bisa digunakan oleh komunitas tuna wicara dan tuna rungu. Pusat Bahasa Isyarat Indonesia saat ini diketuai oleh Laura Lesmana Wijaya lulusan Magister Linguistik Bahasa Isyarat dari Chinese University of Hongkong. Ia berupaya untuk bisa memberdayakan dan mendorong teman-teman tuna rungu dan tuna wicara mendapatkan hak yang setara di ruang publik.

Walaupun tidak universal dan berbeda-beda tergantung negaranya, ada beberapa tips yang bisa digunakan dalam mempelajari sign language, yaitu (1) Pelajari Dari Hal yang Paling Mudah, kamu bisa mulai dari huruf abjad dan angka. Jika sudah bisa di level yang mudah, kamu bisa melanjutkan ke level menengah (2) Ikut Komunitas Peduli Tuna Rungu dan Tuna Wicara, kita bisa fasih suatu bahasa apabila kamu dikelilingi dengan orang yang juga sedang belajar bahasa yang sama, begitu juga dengan Bahasa Isyarat. Kamu akan semakin fasih apabila kamu dikelilingi oleh orang yang fasih bahasa Isyarat. (3) Memperkaya Referensi Belajar Lewat Media Cetak dan Online, karena Bahasa Isyarat membutuhkan visual yang akurat, alangkah lebih baik jika melakukan pembelajaran tambahan melalui media cetak agar simbol tangan bisa dilihat dengan jelas. Bisa juga melalui video online, seperti youtube dan sumber video pembelajaran Bahasa Isyarat lainnya. Lalu, (4) Rutin dan Konsisten, jika ada keinginan yang besar dan kuat, diiringi dengan belajar yang rutin dan konsisten, maka Bahasa Isyarat bisa saja ditaklukkan.

Memang sulit untuk bisa fasih seluruh sign language yang ada di belahan dunia lain, namun kamu bisa mulai dengan mempelajari Bahasa Isyarat yang digunakan di negaramu terlebih dahulu, meskipun sebagian besar berbeda, namun Bahasa Isyarat satu negara dengan negara lainnya juga ada persamaannya, yang membuat tidak sulit untuk belajar Bahasa Isyarat negara lain apabila sudah fasih Bahasa Isyarat satu negara sebelumnya. Walaupun tidak mudah, semua bisa dilakukan selama ada kemauan, konsistensi dan keteguhan. Dalam mempelajari Bahasa Isyarat, kamu membutuhkan orang lain, baik tuna rungu atau tuna wicara, atau orang biasa yang sama-sama ingin mempelajari Bahasa Isyarat. Tentu membutuhkan proses yang cukup lama, namun dengan kehadiran orang lain, kamu jadi bisa berkomunikasi dan praktik langsung bahasa Isyarat yang telah kamu pelajari. Saat ini, Indonesia termasuk negara yang peka terhadap kehadiran tuna rungu dan tuna wicara, meski tidak pada semua channel telivisi, namu berita-berita penting di Indonesia disajikan dengan bahasa verbal dan bahasa isyarat yang biasanya terletak pada pojok kanan bawah atau kiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image