Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jazilatul Lailiyah

Kualitas Tidur Salah Satu Pemicu Diabetes Mellitus, Mitos atau Fakta?

Edukasi | 2023-05-28 23:02:33
http://shutterstock.com

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang sering dijumpai dan menjadi masalah Kesehatan di dunia dengan prevalensi yang terus meningkat. Penyakit ini berkaitan dengan perubahan kadar glukosa pada tubuh manusia. Umumnya penyakit ini terjadi karena peningkatan glukosa dan glukosuria. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini diantaranya faktor keturunan/genetic, obesitas, perubahan gaya hidup, pola makan yang salah, dan kurangnya aktivitas fisik.

Setiap manusia pastinya memiliki gaya hidup yang berbeda beda, namun banyak dari mereka yang memiliki gaya hidup salah. Gaya hidup menjadi salah satu faktor yang sering ditemukan bahkan tak hanya pada diabetes mellitus namun juga pada penyakit lainnya. Salah satu gaya hidup yang sering berpengaruh pada tubuh manusia adalah pola tidur atau kualitas tidur.

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan Lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman sekitar mata, kelopak mata merah, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah pecah, sakit kepala, sering menguap dan mengantuk.

Faktor faktor yang dapat memengaruhi tidur seperti faktor fisik, psikologis, sosial dan lingkungan dapat mengakibatkan berkurangnya waktu tidur. Tidur yang kurang dapat menyebabkan beberapa gangguan pada respon imun, metabolisme endokrin, dan fungsi kardiovaskular akibatnya terjadi gangguan pada toleransi glukosa, resitensi insulin, dan berkurangnya respon insulin.

Diabetes mellitus sendiri merupakan suatu kelompok penyakit metabolic yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat dari efek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Perubahan hormonal yang terjadi akibat gangguan tidur dapat disebabkan karena adanya aktivitas hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) dan system saraf simpatis. HPA dan saraf simpatis merangsang pengeluaran hormon seperti katekolamin dan kortisol sehingga dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa dan resistensi insulin, hal ini dapat menyebabkan diabetes mellitus (DM) tipe 2. Pada penderita DM pun akan sering berkemih pada malam hari, makan berlebih sebelum tidur, suhu tubuh meningkat, stess dan cemas yang berlebih jika tidak memiliki kualitas tidur yang baik.

Menurut riset University of Chicago Amerika Serikat, keseimbangan metabolisme terganggu bila kurang tidur minimal tiga hari. Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang merasa ngantuk dan kurang energi. Kurang tidur juga menyebabkan peningkatan hormon giberelin yang otomatis meningkatkan nafsu makan dan menurunkan kadar leptin yaitu hormon pengirim sinyal kenyang. Dalam hal ini kondisi kerja insulin kurang maksimal, sehingga nafsu makan meningkat. Meningkatnya nafsu makan pastinya meningkatkan resiko terkena diabetes mellitus (DM)

Hal ini dapat dikatakan bahwa kualitas tidur memengaruhi terjangkitnya penyakit diabetes mellitus. Gangguan tidur dapat membuat peningkatan insulin sehingga sel tidak dapat menggunakan hormon secara efisien. Kadar glukosa akan meningkat ketika tidak memiliki pola tidur yang baik. Sebab itu setiap manusia harus memiliki kualitas tidur yang baik agar organ tubuh dapat bekerja semestinya, selain kualitas tidur perlu adanya dukungan dengan pola makan dan aktivitas fisik yang baik sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image