Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jeanice Graciella

Ketahui Jenis Vaksin pada Kucing dan Manfaatnya

Pets and Garden | Friday, 26 May 2023, 23:09 WIB

Salah satu yang menjadi kebutuhan dasar kucing saat kamu memutuskan untuk memeliharanya yaitu menjaga kesehatannya. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan membawanya ke dokter hewan dan melakukan vaksinasi. Vaksinasi merupakan hal yang penting bagi kucing dikarenakan dapat melindungi dirinya dari paparan penyakit dan infeksi yang dapat berakibat fatal seperti kematian. Vaksinasi tidak hanya diperuntukkan untuk kucing yang tinggal diluar atau outdoor tetapi juga bagi kucing indoor atau yang tinggal di dalam rumah.

Vaksin pada kucing sama halnya dengan manusia yaitu bekerja dengan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga saat kucing terinfeksi virus ataupun bakteri, tubuhnya akan memberikan perlindungan terhadap hal tersebut. Vaksin mengandung antigen yang menyerupai organisme penyakit tetapi tidak menyebabkan penyakit. Biasanya setelah vaksin kucing akan mengalami lesu, demam, anoreksia dan hal lainnya. Jika kondisi terlihat sangat parah maka dapat dikonsultasikan kepada dokter hewan terdekat.

Terdapat berbagai jenis vaksin kucing yang terbagi menjadi dua kategori yaitu vaksin inti dan vaksin non-inti. Vaksin inti merupakan vaksin yang diberikan kepada semua kucing untuk mencegah penyakit yang umum diderita, sedangkan vaksin non-inti hanya diberikan kepada kucing yang beresika dengan penyakit tertentu seperti vaksin Feline leukemia, vaksin Bordetella bronchiseptica, vaksin Chlamydophila felis, vaksin feline immunodeficiency virus. Jenis -jenis vaksin yang tergolong dalam vaksin kucing inti yaitu:

· Vaksin Rabies

Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang bersifat mematikan dan dapat menyerah berbagai jenis hewan seperti kucing, anjing, kelelawar dan dapat menular ke manusia. Penularan rabies bisanaya melalui gigitan hewan yang terinfeksi, gejala rabies pada kucing biasanya yaitu bersifat agresif, kejang dan airl liur keluar berlebihan. Penyakit rabies belum bisa diobati sehingga pastikan kucing mendapatkan vaksin rabies.

· Vaksin feline Calicivirus (vaksin FCV)

Feline Calicivirus merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas kucing, seperti hidung, mulut, dan tenggorokan. Gejala yang akan dialami yaitu bersin, demam, keluar banyak ingus, mata berair, pilek dan muncul koreng pada mulut. Jika sudah parah, penyakit ini bisa membuat kucing mengalami dehidrasi karena kesulitan untuk makan dan minum, pembengkakan pada saluran napas, atau bahkan kematian. Pemberian vaksin FCV bertujuan untuk mengurangi risiko kucing mengalami gejala yang parah saat terinfeksi.

· Vakssin feline rhinotracheitis (vaksin FHV-1)

Penyakit feline rhinotracheitis juga merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan pada kucing. Ditandai dengan keluarnya cairan dari hidung dan mata, sariawan, bahkan pada kasus tertentu, kucing akan mengalami pneumonia atau radang paru-paru. Pemberian vaksin FHV-1 sangat penting guna mencegah gejala yang parah, saat kucing terinfeksi virus ini dan penyakit ini bisa kambuh kembali meski sebelumnya kucing tersebut sudah pernah sembuh.

· Vaksin feline panleucopenia (vaksin FPV)

Merupakan pnyakit akibat infeksi virus Parvovirus dan sangat mudah menular. Anak kucing sangat rentan terhdapat infeksi feline panclecopenia. Gejala yang akan timbul seperti penurunan energi dan nafsu makan, diare, serta muntah. Feline panleucopenia sering kali berakibat fatal dikarenakan dapat menyerang sel-sel tubuh kucing yang membelah dengan cepat, seperti usus dan sumsum tulang.

Pemberian vaksin bisa dilakukan melalui suntikan ataupun intranasal atau semprotan hidung, hal tersebut tergantung pada kondisi kesehatan, usia dan gaya hidup kucing. Pemberian vaksin inti pada anak kucing dapat dilakukan mulai usia 6-8 minggu setiap 3 atau 4 minggu hingga usia kucing 16-20 minggu. Pada kucing dewasa diatas 4 bulan yang tidak diketahui riwayat vaksinasinya, dapat dilakukan vaksin inti pertama sebanyak 2 dosis dengan jarak 3 sampai 4 minggu.

Beberapa alasan mengapa kucing perlu di vaksin:

1. Kucing bisa saja bersentuhan dengan kucing lain yang terinfeksi tanpa disadari

2. Meskipun kucing indoor menghabiskan waktunya di dalam ruangan tetapi mungkin saja kucing tersebut keluar saat diluar pengawasan

3. Lingkungan juga dapat mempengaruhi gaya hidup kucing dan tidak jarang lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan kucing stress

4. Hewan liar seperti kelelawar, ular, rakun yang terinfeksi bisa saja masuk kedalam rumah dan menularkan berbagai virus dan penyakit

Kucing yang tinggal di dalam rumah juga memerlukan vaksin karena mereka juga rentan terhadap infeksi bakteri dan virus. Walaupun kucing indoor tidak berinterkasi dengan kucing luar atau dunia luar tetapi mereka tetap berkemungkinan terinfeksi. Patogen-patogen virus dapat menyebar melalui berbagai hal seperti pakaian manusia, sepatu, dan hal lainnya. Dengan pemberian vaksin juga dapat meminimalisir penularan penyakit yang terjadi dari hewan ke manusia seperti rabies.

Kepedulian masyarakat terhadap pentingnya memberikan vaksin kepada kucing masih kurang terutama di kalangan masyarakat di pedesaan. Salah satu yang menyebabkan hal tersebut yaitu kurangnya informasi mengenai pentingnya vaksinasi kepada kucing dan terbatasnya dokter hewan di daerah tertentu. Banyak dari mereka yang beranggapan vaksin bukanlah hal yang penting, tetapi tanpa mereka sadari pemberian vaksin memiliki banyak manfaat tidak hanya bagi kucing tersebut tetapi bagi pemiliknya juga. Saya sebaga mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mengharapkan agar lebih banyak informasi yang beredar mengenai pentingnya vaksin bagi kucing dan semoga kedepannya penyebaran dokter hewan dapat lebih merata dan tidak terpusat di kota kota besar saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image