Bagaimana Membangun Stabilitas Mental Mahasiswa
Edukasi | Friday, 26 May 2023, 22:51 WIBDepresi merupakan salah satu penyakit mental yang dapat terjadi dengan salah satu ciri nya adalah stres dan cemas berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Pada kasus seperti ini, tak jarang ditimbulkan karena seseorang tidak memiliki kontrol emosi yang baik pada dirinya. Banyak beban dan tekanan yang mungkin menimpa diri seseorang tersebut sehingga emosi yang ada di dalam dirinya tidak dapat diungkapkan dengan baik hingga berakhir pada ketidakstabilan mental di dalam dirinya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa setidaknya empat kali lebih banyak kasus bunuh diri dilaporkan di Indonesia khususnya terjadi pada kalangan mahasiswa. Sedangkan, jumlah upaya bunuh diri sekarang setidaknya tujuh kali lebih tinggi, dari jumlah tersebut.
Adapun beberapa gejala jika seseorang memiliki masalah emosional dan mental adalah sebagai berikut :
- Kesulitan berkonsentrasi, kehilangan konsentrasi
- Panik, gugup atau tegang
- Kewalahan atau kecemasan
- Tidak dapat mengendalikan situasi
- Kelelahan dan mudah marah
- Kesedihan, kecemasan, atau lekas marah yang terus-menerus
- Kehilangan minat dalam bersosialisasi atau aktivitas yang biasanya dinikmati
- Merasa ditarik dari orang lain dan kesepian
- Merasa tidak berharga, putus asa, atau bersalah
- Tidak biasanya mengambil risiko
- Berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidup
Berikut adalah tips menjaga kesehatan mental menurut Departemen Psikologi Klinik dan Kesehatan Mental Universitas Airlangga, antara lain :
1. Self Healing
A. Mindfullness
Yaitu suatu kondisi dimana pikiran, perasaan dan tubuh kita berada pada saat ini, tidak mengembara ke masa lalu maupun masa depan (Kabat-Zinn,1990).
B. Guided Imagery
Yaitu pejamkan mata lalu bayangkan sesuatu yang menyenangkan. Meskipun kenyamanan ini hanya bersifat jangka pendek, namun bisa menjadi pertolongan pertama psikologis dalam menanggulangi kecemasan berlebihan.
C. Selftalk
Yaitu bicaralah kepada diri sendiri dengan kalimat positif, karena pikiran positif akan meningkatkan kualitas emosi dan perasaan.
D. Expressive Writing
Yaitu refleksikan pikiran dan perasaan yang dialami selama pandemi dalam bentuk tulisan (Z. V Segal, J. D. Teasdale, and J. M. G. Williams, 2004).
2. Pendekatan spiritualisme, yaitu pahami bahwa ada Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Mengendalikan segala sesuatu. Meningkatkan spiritualisme bisa diterapkan dengan menulis jurnal kebersyukuran.
3. Menerapkan hidup bersih dan sehat, dengan cara sering mencuci tangan, menggunakan masker dan pastikan asupan gizi tercukupi dan istirahat teratur.
4. Olahraga teratur, dengan berolahraga, hormon endorfin yang dihasilkan tubuh kita akan meningkat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.