Etaviona Regita Rahmadanti

    FOLLOW  

Burnout Saat Kuliah: Menyelami Tuntutan Akademik yang Berat

Edukasi | Friday, 26 May 2023, 19:38 WIB

Kuliah sering dianggap sebagai masa-masa yang penuh dengan pencarian jati diri dan peluang. Namun, realitanya tidak selalu indah seperti yang dikira banyak orang. Di balik perjalanan dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi ini, terkadang tersembunyi tekanan dan tuntutan yang berlebihan yang bisa menyebabkan seseorang mengalami burnout. Burnout adalah suatu kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang dihasilkan dari stres kronis yang berkepanjangan. Ada beberapa faktor yang bisa mendasari terjadinya burnout:

1. Tuntutan Akademik yang Meningkat:

Di era persaingan global saat ini, tuntutan akademik terus meningkat. Mahasiswa sering kali menghadapi jadwal yang padat, beban studi yang berat, dan ekspektasi yang tinggi dari dosen dan lingkungan sekitar. Kombinasi dari tugas, ujian, presentasi, dan proyek-proyek membuat mereka terjebak dalam siklus tanpa henti. Akibatnya, mereka cenderung melupakan kepentingan pribadi dan kesehatan mental mereka.

2. Tekanan Emosional yang Meningkat:

Tidak hanya tuntutan akademik yang membebani mahasiswa, tetapi juga tekanan emosional yang berhubungan dengan ekspektasi sosial, citra diri, dan masa depan karir mereka. Dalam upaya untuk memenuhi harapan dari keluarga, teman, atau masyarakat, mereka sering kali merasa tertekan dan khawatir tentang penilaian orang lain terhadap mereka. Rasa takut akan kegagalan dan kekhawatiran terkait masa depan dapat menjadi beban yang sangat berat.

3. Kurangnya Dukungan dan Ruang untuk Istirahat:

Sistem pendidikan yang berfokus pada prestasi sering kali mengesampingkan kebutuhan mahasiswa untuk istirahat. Kurikulum yang padat, kurangnya dukungan akademik yang memadai, dan lingkungan belajar yang kompetitif dapat menghambat kemampuan mahasiswa untuk menjaga keseimbangan hidup. Keterbatasan waktu dan sumber daya sering kali membuat mereka tidak memiliki ruang untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan atau menjaga kesehatan mental mereka.

4. Dampak Terhadap Kesejahteraan Mahasiswa:

Burnout saat kuliah memiliki dampak serius terhadap kesehatan mental mahasiswa. Kondisi ini dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi produktivitas, menurunkan motivasi, dan merusak kesehatan fisik serta mental. Mahasiswa yang mengalami burnout mungkin mengalami penurunan performa akademik, depresi, kecemasan, gangguan tidur, atau bahkan masalah kesehatan fisik yang lebih serius.

5. Perlunya Pendekatan yang Lebih Holistik:

Untuk mengatasi masalah burnout saat kuliah, diperlukan pendekatan yang lebih holistik terhadap perguruan tinggi. Perguruan tinggi perlu menyadari pentingnya kesehatan fisik dan mental mahasiswa dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan akademik. Dukungan akademik dan psikologis yang memadai, program pengembangan diri, dan lingkungan belajar yang sehat dapat membantu mengurangi tekanan yang dirasakan oleh mahasiswa.

Burnout saat kuliah adalah fenomena yang serius dan tidak boleh diabaikan. Perguruan tinggi perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan mahasiswa dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Mahasiswa juga perlu belajar mengenali tanda-tanda burnout dan memprioritaskan kesehatan mental mereka. Dengan demikian, diharapkan pengalaman saat kuliah dapat menjadi periode yang membangun, penuh makna, dan tidak mengorbankan kesejahteraan mahasiswa.