Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shierly Trisinda Putri

Bagaimana Nasib Permainan Tradisional di Era Modern Sekarang?

Games | Friday, 26 May 2023, 11:37 WIB

Apa yang biasa anak lakukan di waktu luang? Apakah anak-anak bermain? Apakah anak-anak belajar? Biasanya, anak-anak lebih memilih bermain daripada belajar karena baginya bermain adalah hal yang paling disukai oleh anak. Namun, yang paling disayangkan adalah anak-anak lebih memilih bermain permainan modern daripada permainan tradisional. Hal itu terjadi karena munculnya teknologi modern yang sedikit demi sedikit menggeser budaya-budaya tradisional bangsa kita.

Seiring berkembangnya zaman, permainan tradisional perlahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang belum sama sekali mengenal permainan tradisional. Hal itu terjadi karena telah jarangnya anak-anak yang bermain permainan tradisional. Sebenarnya ini hal yang wajar, karena semakin bertambahnya waktu, teknologi akan semakin maju. Namun, bilamana permainan tradisional dilupakan begitu saja, kita sebagai generasi muda penerus bangsa tidak terima akan hal itu. Kita sebagai generasi muda tidak boleh melupakan permainan tradisional yang mana termasuk kearifan lokal bangsa kita. Permainan tradisional penting untuk terus diperkenalkan dan dimainkan oleh anak-anak Indonesia.

Banyak sekali permainan tradisional yang ada di Indonesia, seperti dakon, bekel, gobak sodor, lompat tali, petak umpet, ingkling, gatheng, dan masih banyak lagi permainan dengan "hompimpah". Permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Secara tidak langsung, anak akan diasah kreativitasnya mulai dari kelincahan hingga keberanian. Para psikolog menilai bahwa sesungguhnya permainan tradisional mampu membentuk motorik anak, baik kasar maupun halus. Sebagai contoh, engklek. Engklek dapat melatih keseimbangan tubuh anak dalam lompat dengan satu kaki, dan juga melatih kontrol gerak tubuh anak.

Disini peran orangtua sangatlah penting untuk memantau anaknya bermain karena orang tua lah yang paling dekat dengan anak. Sebaiknya, orangtua juga jangan memfasilitasi si anak sebuah handphone, yang mana akan memberi efek kecanduan dalam bermain game online menggunakan handphone. Hal ini mendorong si anak untuk lebih memilih berdiam diri di rumah dan akan menjadi pasif dalam berinteraksi karena keseriusannya dalam bermain handphone. Padahal, anak-anak butuh sekali interaksi dengan banyak teman agar terlatih sejak dini untuk bersosialisasi. Hal yang lebih parah lagi adalah radiasi handphone, dari radiasi itu lah yang akan menyebabkan sakit mata si anak.

Sungguh miris jika permainan tradisional asli kearifan budaya lokal bangsa kita tergeserkan oleh permainan modern. Melihat hal itu, perlu adanya kesadaran dan upaya pelestarian permainan tradisional yang mengedepankan edukasi anak bangsa. Untuk adik-adik generasi muda penerus bangsa, jangan sampai kecanduan bermain permainan modern yang dapat membatasi kreativitasmu dalam berkegiatan dan bersosialisasi. Jangan sedikit pun ragu untuk mengekspresikan sesuatu dalam berinteraksi dengan teman melalui permainan tradisional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image