Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anissa Nur Yunita

Mengapa Memilih Vokasi?

Pendidikan dan Literasi | Friday, 26 May 2023, 05:41 WIB
sumber: Pinterest

Seiring perkembangan zaman, bidang pendidikan mengalami kemajuan dan terbentuknya berbagai macam sistem pendidikan. Salah satunya agar pendidikan dapat bersinergi dengan dunia kerja. Berkaca pada persaingan dalam dunia kerja yang semakin sulit, sementara Sumber Daya Manusia yang kurang memenuhi standar kualitas perusahaan, pemerintah merevitalisasi program pendidikan dimana pembelajaran berbasis praktik yang bertujuan sebagai penguat daya saing yang mampu bersaing dalam dunia kerja. Progam pendidikan tersebut adalah vokasi dimana lebih menekankan kepada praktik dibanding teori dan adanya perbedaan waktu tempuh kuliah dengan sarjana.

Namun, dibalik itu banyak yang belum mengenal bahkan memandang rendah jurusan vokasi. Mengapa sih vokasi dipandang sebelah mata oleh masyarakat? Padahal fakta-faktanya lulusan vokasi juga mampu menghasilkan lulusan yang handal dan terjun langsung dalam industri. Stigma yang ada di masyarakat mengenai vokasi yaitu lulusannya yang dipandang lebih rendah daripada sarjana, pendidikan vokasi yang kurang menjanjikan, serta lowongan kerja yang lebih mengutamakan sarjana. Pendidikan sarjana merupakan gelar akademik yang didapat apabila telah menamatkan pendidikan strata satu. Salah satu permasalahan saat ini yang belum terselesaikan salah satunya pengangguran.

Saat ini, tingkat pengangguran di Indonesia cukup tinggi dan salah satunya berpengaruh terhadap sektor ekonomi sehingga berdampak kemiskinan. Sulitnya mencari pekerjaan dan tingginya kompetisi sehingga menjadi faktor banyaknya kasus pengangguran terutama fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja. Tingkat pengangguran yang masih tinggi, dapat diminimalisir dengan peningkatan kualitas calon tenaga kerja yang dibekali oleh skill sejak bangku perkuliahan. Mencetak sumberdaya manusia yang berkualitas akan memenuhi kualitas dari pemenuhan tenaga kerja.

Lantas, mengapa harus vokasi? Pemerintah telah mendukung program vokasi dengan memberi beasiswa dan bekerja sama dengan beberapa universitas dalam negeri.

1. Memiliki benefit yakni lulusan vokasi memiliki kesiapan dalam mengahadapi invasi tenaga kerja karena sudah dibekali dalam bangku perkuliahan mengenai skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja sehingga lapangan pekerjaan yang lebih luas.

2. Mendapatkan keahlian dan pengalaman dalam waktu yang lebih singkat. Selain menghemat waktu, tenaga, dan biaya kuliah, sekolah vokasi membekali keahlian dan pengalaman bagi mahasiswa. Walaupun dengan waktu yang lebih singkat lulusan vokasi memiliki skill yang mumpuni yang berguna dalam dunia kerja.

3. Lebih dominan praktik dibanding teori yaitu sebesar 60% praktik sementara teori 40%. Hal ini menunjukkan lebih menekankan pada pengalaman bekerja sehingga diharapkan mampu terjun langsung dalam perusahaan.

4. Peluang diterima perusahaan lebih tinggi karena lulusan vokasi sangat dibutuhkan. Seiring berkembangnya industri menjadikan peluang karena kebanyakan perusahaan membutuhkan tenaga ahli yang memiliki skill dan pengalaman. Selain itu, lulusan vokasi memiliki sertifikat profesi yang menjadi pertimbangan dalam penerimaan pegawai.

Manfaat diatas dapat menjadi gambaran apabila kita memilih sekolah vokasi. Tidak hanya lulusan dari vokasi saja, melainkan lulusan sarjana harus memiliki keahlian yang kompeten pada bidangnya guna menghadapi kerasnya persaingan dalam dunia kerja. Oleh karena itu, Pendidikan vokasi dapat menjadi alternatif bagi lulusan SMA maupun SMK yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Dengan belajar meraih cita-cita setinggi-tingginya, kita sebagai agen perubahan baik vokasi ataupun sarjana harus memiliki semangat dalam menimba ilmu guna membangun negeri tercinta ini. Oleh karena itu, tidak hanya vokasi, sama halnya dengan sarjana harus mengasah kemampuan dengan belajar dalam bangku perkuliahan. Tidak hanya itu, perlunya menambah relasi dan pentingnya mengikuti berbagai kegiatan sehingga dapat menambah pengalaman yang akan berguna di masa depan nanti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image