Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Moh. Chandra Dwi Putra

Teknologi AI Dalam Dunia Medis, Positif atau Negatif?

Teknologi | Thursday, 25 May 2023, 22:48 WIB

Belakangan, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu bentuk inovasi terbaru yang dapat mengubah dunia adalah Artificial Intelegence (AI). AI atau kecerdasan buatan mengacu pada program komputer, atau algoritma, yang menggunakan data untuk membuat keputusan atau prediksi. Untuk membuat algoritme, ilmuwan mungkin membuat seperangkat aturan, atau instruksi, untuk diikuti komputer sehingga dapat menganalisis data dan mengambil keputusan.

Dalam dunia medis AI memiliki peran besar dalam memberikan manfaat bagi profesional kesehatan, penelitian, dan pasien. Salah satu inovasi pemanfaatan AI dalam dunia medis adalah untuk diagnosis dan tatalaksana penyakit kanker. Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengembangkan alat AI yang berpotensi membuat penanganan kanker lebih cepat, lebih akurat, dan bahkan lebih informatif. Dr. Turkbey dan rekan – rekannya dari Natinonal Cancer Institute telah melakukan pengembangan pemindaian MRI menggunakan AI dan studi menunjukkan bahwa AI memiliki potensi untuk meningkatkan kecepatan, akurasi, dan keahlian yang digunakan dokter.

AI juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan robot medis. Robot pertama yang digunakan untuk keperluan medis sudah ada sejak 1986 menggunakan sistem robot yang bisa berpindah – pindah. Fungsi dari robot ini adalah untuk menolong pasien cacat fisik dan cara kerjanya masi terbilang sederhana yaitu mengambilkan segelas air, mengoperasikan perangkat elektronik,atau mengganti kaset pada perekam video. Namun, dengan teknologi AI memungkinkan robot menjadi lebih cerdas, karena ilmuwan dapat memasukkan berbagai informasi kedalam kecerdasan buatan, sehingga robot berkembang dari yang awalnya hanya dapat melakukan pekerjaan sederhana menjadi lebih canggih untuk membantu efektifitas pekerjaan tenaga kesehatan.

Perusahaan Vicarious Surgical telah merancang robotika bedah yang dapat membantu dokter dalam melakukan operasi bedah. Robot dilengkapi dengan berbagai komponen utama seperti lengan mekanik, instrumen bedah, dan kamera, sehingga dokter bedah dapat mengendalikan lengan mekanis robot dan melakukan proses operasi melalui komputer dengan panel kendali. Kamera pada robot akan memberikan gambar tiga dimensi yang diperbesar dan memudahkan dokter untuk melihat hingga bagian-bagian mikro. AI juga dapat meningkatkan efesiensi pelayanan di rumah sakit seperti memprediksi kapan pasien akan masuk dan menjalani perawatan di rumah sakit, Teknologi AI juga dinilai dapat meningkatkan ketersediaan kamar operasi di rumah sakit.

Hal ini dilakukan melalui penghitungan skor waktu dengan riwayat tindakan medis oleh dokter bedah. AI juga dapat membantu staf rumah sakit memproses data lebih banyak dan mengolah data lebih cepat. Beberapa contoh diantaranya adalah Babylon Health, Spring Health dan One Drop yang membantu memproses layanan lebih cepat untuk pasien. Meski demikian, perkembangan positif ini tetap memiliki sisi negatifnya sendiri yang berkaitan langsung dengan masadepan manusia. Lantas bagaimana dampak negatif teknologi AI yang mungkin dapat timbul dalam dunia medis? Ada beberapa profesi kesehatan yang mungkin tergantikan oleh AI dan robot, yang pertama adalah radiologi, Saat ini, Dr. Larry Norton dari Lauder Breast Cancer Center kepada CNN, AI sudah bisa mendeteksi kanker payudara melalui hasil rontgen dari sekitar 29,000 wanita.

Bukan tidak mungkin, di masa yang akan datang, mesin ini bisa mendeteksi berbagai penyakit lainnya, ketika diperbarui dengan teknologi yang lebih canggih serta dibekali dengan data yang lebih lengkap. Dan akhirnya pada satu titik, ilmu kedokteran radiologi ini niscaya akan dikuasai mesin. Yang kedua adalah farmasi, dalam Farmasi sendiri telah hadir perkembangan Artificial Intelligence (AI), sistem teknologi canggih bisa berperan sebagai konsultan dan bisa memproduksi obat, walau mungkin masih sebatas prototipe. Salah satu teknologi robot yang telah dipekenalkan publik, yang bisa melakukannya adalah Pillo (Pillo Health), robot Pillo dengan kecerdasan yang mampu mengenali wajah untuk memberikan obat yang disimpan ditubuhnya dan tampaknya juga secara otomatis menyusun ulang obat sebelum habis.

Dengan kata lain, robot ini bisa dispensing obat dan bukan hal yang mustahil teknologi ini berkembang lebih pesat lagi. Yang ketiga adalah resepsionis rumah sakit, tugas utama seorang resepsionis seperti menyapa klien dan memberikan informasi tentang rumah sakit kepada klien, mengelola administrasi yang berkaitan dengan klien dapat dengan mudah tergantikan oleh komputer yang dikendalikan oleh kecerdasan buatan. Lantas bagaimana kualitas pelayanan kesehatan dan solusi menghadapi dampak negatif tersebut?

Kalau pun AI menggantikan semua profesi kesehatan, yang terjadi hanyalah hal negatif seperti robot tak berperasaan yang hanya mematuhi standart operasional tanpa terjadi ikatan batin antara tenaga kesehatan dengan pasien. AI memang akan membantu kerja tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat dalam menilai gejala secara lebih tepat dan memberikan tatalaksana pelayanan yang lebih efisien.

Namun AI tetaplah hanya instrumen yang dirancang oleh manusia untuk mensejahterakan manusia. Sehingga profesi dokter dan perawat tidak akan tergantikan oleh AI, karena AI tidak bisa berempati, memperhatikan perasaan dan kebutuhan pasien, hingga membangun hubungan saling percaya antara dokter dan pasien. Artinya, AI akan membuat kualitas pelayanan kesehatan jauh lebih baik jika tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat masi terlibat secara langsung dengan pasien. Solusi untuk menghadapi era Artificial Intelligence adalah dengan memperkuat sumber daya manusia.

Kita tidak bisa terus - menerus menutup mata dari kemajuan teknologi, tetapi kita harus memanfaatkannya. Meningkatkan skill individu sepertu analytical thingking, komunikasi, kreativitas dan fleksibilitas serta mempelajari teknologi itu sendiri menjadi kunci utama menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Sehingga walaupun beberapa lapangan pekerjaan tergantikan oleh AI, kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image