Pengaruh Negatif Makanan Cepat Saji bagi Kesehatan Tubuh
Gaya Hidup | 2023-05-25 20:08:31Kebiasaan makan seseorang dapat memengaruhi tingkat kesehatan tubuh. Karena makanan adalah sumber utama nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Kendati demikian, gaya hidup masyarakat zaman sekarang yang cenderung modern dan padatnya kegiatan, membuat masyarakat lebih memilih mengonsumsi makanan cepat saji. Makanan cepat saji atau junk food adalah makanan yang dapat dibuat dan disajikan dalam waktu singkat. Makanan cepat saji ini biasanya sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan dapat dihidangkan dalam waktu yang relatif cepat. Padahal makanan cepat saji sebenarnya tergolong jenis makanan yang tidak sehat.
Meskipun makanan cepat saji tidak sehat, tetapi banyak masyarakat yang tergila-gila dengan makanan cepat saji. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih makanan cepat saji, yaitu karena makanan cepat saji dinilai praktis dan ekonomis. Makanan cepat saji dapat dengan mudah disajikan bahkan dalam hitungan menit saja. Harga makanan cepat saji ini juga relatif terjangkau sehingga membuat masyarakat tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membelinya. Selain itu, varian rasa makanan cepat saji yang bermacam-macam membuat masyarakat semakin tertarik membeli dan mengesampingkan fakta bahwa makanan cepat saji itu tidak sehat.
Hasil survey Master Card yang berjudul Customer Purchasing Priorities menunjukkan bahwa 80% orang Indonesia lebih memilih untuk makan di restoran cepat saji. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung memilih makan makanan cepat saji dibandingkan dengan makanan sehat yang lainnya. Makanan cepat saji ini sepertinya telah menjadi budaya baru dan menjadi salah satu kebiasaan makan masyarakat. Ditambah dengan banyaknya restoran cepat saji yang ikut memengaruhi tingkat konsumsi makanan cepat saji pada masyarakat.
Masyarakat terlalu terlena dengan kelezatan makanan cepat saji. Padahal dibalik rasa makanan cepat saji yang lezat, tersimpan berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak kesehatan tubuh. Seorang ahli gizi bernama Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dalam sebuah acara Nestum 101 Healthy Bowls di Jakarta, menjelaskan bahwa makanan cepat saji adalah makanan yang kandungan gizinya rendah, tetapi banyak mengandung zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Menurutnya, makanan cepat saji yang ada di sekitar kita itu sangat tinggi gula, garam, dan lemak trans. Padahal ketiga zat tersebut hanya sedikit diperlukan oleh tubuh. Sehingga, apabila masyarakat mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut dalam jumlah banyak, tentu saja itu akan sangat berbahaya.
Bahaya utama mengonsumsi makanan cepat saji adalah memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh. Pengaruh negatif dari seringnya mengonsumsi makanan cepat saji ini memang tidak dapat langsung dirasakan oleh tubuh, tetapi dalam jangka waktu yang lama pengaruh negatifnya baru akan terasa. Menurut Staf Pengajar Prodi S1 Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Lily Arsanti Lestari, berikut ini adalah beberapa pengaruh negatif yang dapat timbul akibat seringnya mengonsumsi makanan cepat saji.
1. Obesitas
Jika terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, kemungkinan terkena obesitas akan meningkat. Hal ini dikarenakan makanan cepat saji mengandung kalori, lemak, dan natrium dalam jumlah yang banyak. Jika dilihat dari banyaknya kalori dan lemak, mengonsumsi makanan cepat saji dalam jumlah yang banyak dan sering berpotensi menyebabkan obesitas atau kegemukan.
2. Hipertensi
Banyaknya kandungan natrium atau garam di dalam makanan cepat saji dapat menimbulkan penyakit hipertensi atau darah tinggi. Selain itu, masyarakat yang mengonsumsi makanan cepat saji dalam jumlah yang banyak dan sering juga memiliki potensi untuk terkena sindrom metabolisme lainnya, seperti hiperlipid.
3. Diabetes
Penyakit diabetes ini berkaitan dengan jumlah gula yang terkandung di dalam makanan cepat saji yang dikonsumsi dan juga potensi terkena obesitas. Apabila masyarakat terkena obesitas karena terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji, tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada penyakit penyerta lain seperti diabetes. Karena obesitas dapat menjadi jalan pintas dan pintu masuk bagi berbagai penyakit lain, tak terkecuali diabetes.
4. Risiko kanker
Makanan cepat saji dapat memicu terjadinya kanker. Hal ini dikarenakan dalam proses memasak makanan cepat saji menggunakan minyak goreng dalam jumlah banyak yang digunakan secara berkali-kali. Hal tersebut dapat membuat minyak teroksidasi sehingga banyak radikal bebas yang dihasilkan.
Selain itu, Dr. Cosmo Hallstrom, peneliti dari Royal College of Psychiatrists menyatakan bahwa makanan cepat saji dapat menyebabkan peradangan usus. Jika peradangan usus terus berlanjut, maka nantinya kinerja otak akan terganggu karena sifat kimiawi pada usus sangat mirip dengan otak. Oleh sebab itu, segala hal yang memengaruhi usus, juga dapat memengaruhi otak.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Direktur Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Dr. Dhian Dipo yang disampaikan dalam acara seminar daring berjudul "Cerdas Baca Label Kemasan, Hindari Risiko Obesitas" di Jakarta juga menjelaskan bahaya mengonsumsi makanan cepat saji. Menurutnya, makanan cepat saji mengandung asupan garam, gula, dan lemak yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan penimbunan gula, garam dan lemak di dalam tubuh. Jika hal tersebut terus terjadi maka dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian.
Berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa makanan cepat saji memberikan banyak efek buruk bagi tubuh manusia. Beberapa ahli menyatakan bahwa makanan cepat saji memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh. Mulai dari obesitas, hipertensi, diabetes, risiko kanker, peradangan usus, penyakit kardiovaskular, hingga kematian. Karenanya, tingkat konsumsi makanan cepat saji ini sebaiknya dikurangi agar kesehatan tubuh tetap terjaga dan terhindar dari berbagai macam pengaruh negatif makanan cepat saji.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.