Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alya Putri Damayanti

Ada Apa dengan Bullying?

Edukasi | Thursday, 25 May 2023, 15:15 WIB

Bullying atau perundungan sendiri merupakan suatu Tindakan agresif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang mentalnya lebih lemah atau down yang bertujuan untuk menyakiti secara psikologis maupun fisik. Biasanya laki-laki lebih sering melakukan Tindakan bullying secara fisik, jika perempuan lebih ke psikologis. Korban maupun pelaku bullying ini biasanya berumur sekitar 10-19 tahun atau bisa dibilang masa remaja. Masa remaja adalah masa dimana seseorang sedang mencari jati diri dan masa-masa ketika ingin mencoba hal yang baru atau ingin mencoba banyak hal yang di larang.

Bentuk-bentuk bullying ini ada banyak seperti, bullying secara langsung yang biasanya terjadi di sekolah, atau bisa juga di social media, mereka melakukan Tindakan bullying seperti pengolokan yang alasannya hanya bercanda, jail kepada temannya, memukul dan lainnya.

STOP BULLYING

Apasih dampak dari bullying bagi korban?

Korban menjadi takut dan malas untuk berangkat sekolah, prestasi akademik menurun, merasa tidak dihargai dilingkungan sekitar, merasa sulit memahami dirinya sendiri atau memiliki rasa khawatir yang berlebihan, korban juga bisa ikut melakukan kekerasan untuk melakukan balas dendam atau sebagai pelampiasan, dan mengalami gangguan mental seperti, depresi, cemas, sulit tidur, ingin menyakiti diri sendiri atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Lalu, apa saja faktor terjadinya bullying?

Faktor keluarga, pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah, orang tua yang sering menghukum atau memarahinya secara berlebihan, atau situasi rumah yang sedang berantakan, anak tersebut akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, kemudian meniru dan menerapkannya kepada teman-temannya.

Selanjutnya faktor kebijakan sekolah, hal ini mempengaruhi aktivitas, tingkah laku, serta interaksi pelajar disekolah. Jika pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini akan mengakibatkan pelaku merasa mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan bullying kepada anak yang lain. Jadi pengawasan disiplin sekolah yang lemah mengakibatkan munculnya bullying di sekolah.

Tayangan telivisi atau mendia massa, tidak semua media menyajikan konten yang mendidik dan sesuai untuk umur, banyak tontonan kekerasan yang muncul di media yang membuat anak terdorong melakukan tindakan untuk dijadikan contoh dan melakukan hal tersebut di sekolahnya atau dilinkungan sekitarnya. Peran orang tua disini juga sangat dibutuhkan untuk mengontrol tontonan anak agar tidak menjadi pembully atau tukang bully.

Bagaimana cara mencegahnya ?

Jangan menunjukkan sikap takut atau sedih, jangan terpancing untuk melawan, tumbuhkan rasa percaya diri, untuk orang tua ajari anak untuk memperlakukan orang lain dengan baik dan sopan, laporkan pada pihak berwenang atau mencari bantuan kepada orang lain dari orang yang terpercaya seperti guru.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image