Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andini Nur Permata S

Perilaku Bullying yang Terjadi pada Anak Sekolah Dasar

Sekolah | Thursday, 25 May 2023, 13:33 WIB
sumber gambar : shutterstock

Bullying adalah bentuk perilaku kekerasan yang agresif, dan menyakitkan yang dilakukan oleh individu atau sebagian besar kelompok yang lebih kuat, dilakukan secara berulang - ulang, pelakunya tidak sadar, dan dilakukan dengan perasaan senang. Bullying memiliki dampak yang besar pada kesehatan mental terutama pada anak-anak dan remaja. Dampak yang di sebabkan oleh bullying terhadap Korban adalah memicu depresi, stres, gangguan kesehatan mental, kesedihan dan kemarahan.

Perilaku bullying saat ini sudah sering terjadi dalam lingkungan sekolah, dan harus segera ditangani. Selain menciptakan lingkungan belajar yang tidak nyaman, intimidasi memiliki dampak yang lebih besar dan bisa menyebabkan yang bersangkutan merasa terintimidasi dan membuatnya mengambil tindakan berisiko akibat malu dan depresi. Bullying juga memiliki dampak terhadap penurunan kecerdasan dan kemampuan analitis anak - anak yang mengalami bullying juga akan berprestasi buruk di sekolah dan memilih untuk mengasingkan diri.

Menurut data Programme for International Students Assessment (PISA) kasus bullying pada anak dan remaja di Indonesia mengalami 15 persen intimidasi, 19 persen dikucilkan, 22 persen dihina, 14 persen diancam, 18 persen didorong sampai dipukul teman dan 20 persen digosipkan kabar buruk.

Pembullyan di lingkungan sekolah atau lingkungan remaja biasanya terjadi karena pelaku salah dalam memilih teman dalam bergaul, kurangnya pengawasan orang tua, memiliki masalah dalam keluarganya, kurangnya edukasi dari pihak sekolah terhadap kasus bullying, pembalasan dendam, pengaruh media sosial dan lain – lain.

Bullying yang dilakukan pada anak sekolah dasar (SD) sering kali terjadi biasanya dilakukan dengan memukul, mendorong, mengganggu, menyindir, memanggil dengan julukan dan secara sadar atau tidak sadar hal ini kerap kali di normalisasikan oleh lingkungan sekolah. Padahal dampak yang diberikannya juga sama sama berisiko yang menyebabkan korban trauma, takut untuk pergi kesekolah, takut untuk mengungkapkan pendapatnya, menjadi tidak percaya diri, kemarahan pada dirinya, kesedihan dan tindakan fatal lainnya. Perilaku bullying di lingkungan sekolah biasanya tidak ditanggapi serius oleh guru, guru beranggapan bahwa perilaku bullying di sekolah yang terjadi adalah sebuah proses dari perkembangan siswa padahal ini akan mengakibatkan perilaku bullying lebih sering terjadi berulang – ulang karena minimnya respon dari guru terhadap perilaku bullying yang terjadi di kelas maupun lingkungan sekolah.

Pada dasarnya bullying dapat terjadi pada semua orang dan dapat dihentikan juga oleh semua orang, oleh karena itu perlu adanya tingkat kesadaran para orang dewasa untuk memberikan pengetahuan kepada anak – anak sejak dini terkait masalah bullying dan perlunya peran orang dewasa untuk menghentikan pembullyan di lingkungan sekolah yakni dengan menanggapi tindakan bullying secara serius, hargai siswa yang melaporkan kasus bullying dan tunjukkan empati, bantu anak-anak yang menjadi korban bullying untuk melindungi dan membela diri mereka sendiri, tanyakan kepada korban tentang bagaimana membuat mereka merasa baik dan aman, bicaralah dengan setiap anak secara mandiri dan hindari menuduh, menegur, atau berteriak di depan mereka, lakukan tindakan pada pelaku bullying yang mendominasi dengan memberi tahu sang anak, orang tuanya, dan kelas tentang perkembangan kasus dengan rasa hormat terhadap masing - masing pihak, tindak lanjuti kondisi korban secara teratur.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image