Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shira Abigail

Perceraian Orang Tua dan Dampaknya terhadap Anak

Parenting | Thursday, 25 May 2023, 00:05 WIB

Suatu keluarga dikatakan sebagai unit terkecil dalam masyarakat dimana segala hal yang berkaitan dengan kehidupan dibangun disitu. Seorang anak tentunya membutuhkan orang tua untuk menjadi ‘figur’ dan contoh. Disini peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak secara fisik dan psikologis. Lantas apa yang akan terjadi ketika suatu keluarga tersebut ketika orang tua memutuskan untuk berpisah dan bagaimana hal tersebut berdampak bagi anaknya? Perceraian orang tua merupakan peristiwa yang sangat mempengaruhi anak-anak yang terlibat. Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai dampak perceraian orang tua terhadap anak baik dari segi psikologis maupun sosial. Penelitian dan studi yang relevan digunakan untuk mendukung analisis yang disajikan.

Menurut Laporan Statistik Indonesia, angka perceraian di Indonesia tahun 2022 naik drastis mencapai 15,31% yang terhitung sebagai angka perceraian tertinggi di Indonesia dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Disamping perceraian itu, ada masalah yang lebih besar yang ditimbulkan yaitu masalah pada kesehatan sosial dan psikologis anak yang terlibat. Namun, sangat penting untuk dipahami bahwa anak-anak muda yang berkemauan keras dari rumah tangga yang bercerai sering menggambarkan emosi atau pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti stres pada acara-acara seperti wisuda atau pernikahan di mana kedua orang tua akan hadir.

source: ibupedia.com

 

  1. Dampak Psikologis

Dampak perceraian orang tua sangat berpengaruh terhadap keadaan psikologis anak seperti:

 

  1. Stress Emosional: Anak-anak dengan orang tua yang bercerai cenderung memiliki stres emosional yang tinggi, salah satu faktornya adalah beberapa peristiwa yang menimbulkan trauma bagi anak tersebut.
  2. Perasaan Bersalah: Anak-anak cenderung memiliki rasa bersalah yang besar terhadap perceraian orang tua mereka, berpikir mereka adalah penyebab terjadinya perpisahan
  3. Gangguan Perilaku: Perubahan perilaku yang drastis yang cenderung ke arah negatif seperti keterlibatan dalam berperilaku berisiko konflik.
  4. Kecemasan dan Gangguan Depresi:

2. Dampak Sosial Perceraian orang tua juga memiliki dampak sosial yang signifikan pada anak-anak. Beberapa dampak sosial yang umum meliputi:

a. Perubahan dalam Keluarga Inti: Anak-anak harus beradaptasi dengan perubahan dalam struktur keluarga mereka, seperti tinggal dengan satu orang tua atau memiliki orang tua tiri.

b. Rendahnya Kualitas Hubungan: Dalam beberapa kasus, anak-anak yang mengalami perceraian orang tua dapat mengalami kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal yang sehat.

c. Stigma Sosial: Anak-anak dari orang tua yang bercerai dapat menghadapi stigma sosial di masyarakat, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan sosial dan psikologis mereka.

d. Dampak Ekonomi: Perceraian orang tua dapat mengubah keadaan ekonomi keluarga, yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial anak secara mendalam.

Kesimpulan:

Perceraian orang tua memiliki dampak yang signifikan terhadap anak-anak, baik dari segi psikologis maupun sosial. Dampak psikologis meliputi stres emosional, perasaan bersalah, kecemasan, dan gangguan perilaku. Sementara itu, dampak sosial melibatkan perubahan dalam keluarga inti, rendahnya kualitas hubungan, stigma sosial, dan pengaruh ekonomi. Memahami dan mengatasi dampak ini menjadi penting dalam memberikan dukungan yang adekuat bagi anak-anak yang terlibat dalam perceraian orang tua.

Referensi:

McLanahan, S., & Sandefur, G. (1994). Growing up with a single parent: What hurts, what helps. Harvard University Press.

Demo, D. H., & Acock, A. C. (1996). Family structure, family process, and adolescent well-being. Journal of Research on Adolescence, 6(4), 457–488.

Cherlin, A. J., et al. (1991). Longitudinal studies of effects of divorce on children in Great Britain and the United States. Science, 252(5011), 1386–1389.

Amato, P. R. (2001). Children of divorce in the 1990s: An update of the Amato and Keith (1991) meta-analysis. Journal of Family Psychology, 15(3), 355–370.

Kelly, J. B., & Emery, R. E. (2003). Children's adjustment following divorce: Risk and resilience perspectives. Family Relations, 52(4), 352–362.

Hetherington, E. M., Stanley-Hagan, M., & Anderson, E. R. (1989). Marital transitions: A child's perspective. American Psychologist, 44(2), 303–312.

Oleh:

Shira Abigail Pasaribu

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image